Sekali Terjatuh, Biaya Perbaikan Motor MotoGP Bisa Capai Miliaran

Ada satu hal yang selalu terjadi saat sesi latihan atau balapan MotoGP. Pasti ada saja pembalap yang terjatuh dan mengalami kecelakaan.
Seperti saat sesi latihan bebas di GP Indonesia pada Jumat (18/03/2022), Marc Marquez dan beberapa pembalap lainnya terjatuh di Pertamina Mandalika International Street Circuit. Itu memang risiko seorang pembalap.
Selain penuh risiko, MotoGP juga merupakan olahraga yang berbiaya mahal. Setiap kecelakaan yang terjadi berarti ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan. Dilansir Motosan, biaya perbaikan motor MotoGP bisa mencapai ratusan juta bahkan miliaran rupiah.
1. Kecelakaan sudah bagian dari MotoGP

Kecelakaan memang sudah jadi bagian dari MotoGP. Pada 2021, ada sekitar 278 kecelakaan yang terjadi.
Kecelakaan itu biasanya punya konsekuensi ekonomi yang tinggi. Setiap pembalap yang terjatuh pada sesi latihan atau balapan, biaya perbaikan yang dikeluarkan oleh tim tak pernah sedikit.
2. Biaya perbaikan termurah sekitar Rp158 juta, tetapi rata-rata biaya perbaikan mencapai miliaran

Kecelakaan selalu menyebabkan penggantian suku cadang. Biaya yang harus dikeluarkan minimal 10.000—20.000 euro atau sekitar Rp158—316 juta (dengan kurs Rp15.800).
Itu biaya yang paling murah. Sedangkan, untuk rata-rata biaya perbaikan setiap kecelakaan bisa mencapai 100 ribu euro atau Rp1,58 miliar.
3. Perbaikan bagian depan motor cukup mahal

Saat pembalap terjatuh atau kecelakaan lainnya, bagian depan motor hampir pasti selalu jadi korban. Perbaikan bagian depan motor ini ternyata biayanya cukup mahal.
Bagian depan motor MotoGP terdiri dari banyak komponen. Komponen elektronik, seperti instrumentasi 2D, harganya lebih dari Rp47 juta. Itu belum ditambah dengan komponen lainnya yang biayanya bisa lebih tinggi dari Rp236 juta.
Kabel dan dashboard elektronik bahkan harganya bisa lebih dari Rp1,57 miliar. Tak heran jika setiap kecelakaan di MotoGP membutuhkan pengeluaran biaya yang tinggi.
4. Biaya perbaikan tergantung tingkat keparahannya

Meskipun harga komponen dan suku cadang MotoGP relatif mahal, biaya perbaikan tetap tergantung pada tingkat keparahan dari kecelakaan yang terjadi.
Saat terjatuh dengan kecepatan yang lambat, biayanya mungkin kurang dari Rp315 juta untuk mengganti kenop, footpeg, dan rem belakang. Namun, jika kecepatannya cukup tinggi, rata-rata biaya yang dikeluarkan pun tentu lebih tinggi.
Kerusakan pada sasis, elektronik, atau mesin, bujetnya mahal. Biaya yang dikeluarkan bisa lebih dari Rp7,9 miliar.
Meski begitu, tetap ada bagian motor yang jarang diganti. Bagian mesin, misalnya, adalah bagian yang terlindungi dengan baik. Dikutip GPOne, meskipun terjadi kecelakaan parah yang menyebabkan 90 persen bagian motor rusak, bagian mesin biasanya tetap utuh.
5. Marc Marquez salah satu pembalap dengan jumlah kecelakaan yang tinggi

Sepanjang sejarah MotoGP, memang tak ada pembalap yang tak terjatuh. Dalam satu dekade terakhir, ada sekitar 1.000 kecelakaan dalam 1 musim di semua kelas.
Di kelas MotoGP, rekor pembalap yang paling banyak terjatuh dipegang Marc Marquez. Langganan juara dunia ini bisa terjatuh 25 kali selama semusim.
Untuk alasan bujet inilah biasanya tim memilih pembalap yang jarang terjatuh. Kalau pun sering terjatuh, pembalap tak merusak motor terlalu parah.
Kecelakaan memang pasti terjadi di MotoGP. Namun, yang terpenting dari kecelakaan adalah keselamatan dari setiap pembalap.