3 Kekalahan Tim Pep Guardiola di UCL dengan Kebobolan 4 Gol

- Pep Guardiola mengalami kekalahan memalukan kala melatih Bayern Muenchen dan Manchester City di Liga Champions Eropa.
- Bayern Muenchen kalah 0-4 dari Real Madrid di semifinal UCL 2013/2014, sementara Manchester City kalah 4-0 dari Barcelona dan 4-1 dari Sporting Lisbon.
- Kekalahan tersebut menunjukkan bahwa tim asuhan Guardiola tetap bisa dikalahkan dengan skor besar meskipun dianggap salah satu manajer terbaik Eropa.
Pep Guardiola sudah diakui sebagai salah satu manajer tersukses dalam sejarah sepak bola Eropa. Ia meraih berbagai gelar juara bergengsi bersama tiga klub besar Eropa, macam Barcelona, Bayern Muenchen, dan Manchester City.
Meski begitu, Pep Guardiola pernah merasakan kekalahan memalukan kala berlaga di Liga Champions Eropa (UCL). Salah satunya ketika timnya kalah dengan kebobolan empat kali dari lawan-lawannya. Hal tersebut cukup jarang terjadi mengingat tim asuhan Guardiola cukup sulit dikalahkan. Hanya tiga klub ini yang mampu mengalahkan tim asuhan Pep Guardiola dengan mencetak empat gol di UCL.
1. Guardiola bersama Bayern Muenchen menelan kekalahan 0-4 dari Real Madrid

Pep Guardiola pernah menangani Bayern Muenchen selama 3 tahun pada 2013--2016. Ia diharapkan mampu meneruskan legasi yang ditinggalkan Jupp Heynckes yang meraih treble winner pada 2012/2013. Bayern Muenchen tampil begitu dominan di Bundesliga dan melaju sampai semifinal Liga Champions Eropa saat Guardiola baru memasuki musim perdananya pada 2013/2014. Bayern Muenchen kala itu menghadapi Real Madrid di semifinal UCL pada musim tersebut.
Die Rotten kalah 0-1 dari Real Madrid saat bertandang ke stadion Santiago Bernabeu pada leg pertama semifinal UCL 2013/2014. Alhasil, Bayern Muenchen harus mencetak minimal dua gol tanpa kebobolan. Guardiola bermain lebih ofensif saat menjamu Real Madrid di kandangnya, Allianz Arena, pada leg kedua semifinal UCL 2013/2014.
Akan tetapi, Real Madrid asuhan Carlo Ancelotti malah membobol gawang Bayern Muenchen empat kali dalam pertandingan ini. Bayern Muenchen bahkan gagal mencetak gol balasan meski diperkuat bintang sekelas Arjen Robben, Franck Ribery, dan Toni Kroos. Alhasil, Bayern Muenchen kalah 0-4 dari Real Madrid.
2. Guardiola merasakan keganasan Lionel Messi saat Manchester City kalah 0-4 dari Barcelona

Pep Guardiola memulai perjalanannya di sepak bola Inggris ketika memutuskan menerima tawaran Manchester City pada musim panas 2016. Kedatangannya diharapkan dapat mengangkat prestasi The Citizens di Liga Champions Eropa. Sebab, pemegang saham Manchester City, Sheikh Mansour, memiliki ambisi untuk menjuarai UCL dengan berinvestasi besar-besaran di Manchester City. Namun, Guardiola masih belum menemukan formula terbaiknya untuk meramu Manchester City dan mengaplikasikan filosofi sepak bola menyerang.
The Citizens beberapa kali tampil inkonsisten pada 2016/2017. Salah satunya ketika menghadapi lawan-lawan kuat, seperti Barcelona, dalam laga Liga Champions Eropa. Guardiola bertandang ke kandang Barcelona, stadion Camp Nou, dalam laga fase grup Liga Champions Eropa pada 2016/2017. Guardiola memutuskan mencadangkan striker utama Manchester City, Sergio Aguero, dan memainkan Nolito didampingi Kevin De Bruyne, Ilkay Gundogan, dan Bernardo Silva.
Manchester City tidak berkutik sama sekali menghadapi serangan-serangan Barcelona yang diperkuat trio Lionel Messi, Neymar, dan Luis Suarez. Messi mencetak gol pertamanya pada menit ke-17. Situasi makin memburuk bagi Manchester City setelah kipernya, Claudio Bravo, mendapat kartu merah pada menit ke-53. Messi melengkapi torehan hattrick dengan dua gol tambahan pada menit ke-61 dan 69. Neymar menutup kemenangan Barcelona 4-0 atas Manchester City dalam laga ini.
3. Manchester City dipermalukan Sporting Lisbon dengan skor 1-4

Manchester City asuhan Pep Guardiola bertandang ke kandang Sporting CP asuhan Ruben Amorim di Estadio Jose Alvalade dalam laga fase liga UCL pada 2024/2025. Guardiola memutuskan memainkan pemain muda jebolan akademi Manchester City, Jahmai Simpson-Pusey, sebagai starter ketimbang Nathan Ake dan Kyle Walker. Namun, sang manajer tetap memainkan para bintangnya di lini depan, seperti Erling Haalandm, Phil Foden, dan Bernardo Silva.
Manchester City unggul terlebih dahulu melalui Phil Foden pada menit keempat. Namun, Sporting CP secara mengejutkan mampu membalas dengan mencetak empat gol. Viktor Gyokeres menjadi bintang kemenangan Sporting CP dengan torehan hattrick. Sporting CP pun menang 4-1 atas Manchester City dalam laga ini.
Ketiga kekalahan tersebut membuktikan tim asuhan Pep Guardiola tetap bisa dikalahkan dengan skor besar. Beberapa celah dan kelemahan dari sistem permainan Guardiola mampu dimanfaatkan dengan baik oleh Real Madrid, Barcelona, dan Sporting CP.