3 Pernyataan Sikap Suporter Indonesia atas Kematian Haringga

Jakarta, IDN Times – Forum Komunikasi Suporter lndonesia (PKSI) mengutuk keras insiden pengeroyokan massal terhadap supporter Persija Jakarta Haringga Sirla yang berujung kematian di stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) jelang laga lanjutan liga 1 antara Persib Bandung VS Persija Jakarta pada Minggu (23/9).
“FKSI menyayangkan kejadian ini, dimana proses-proses perdamaian terus dilakukan akan tetapi masih saja banyak oknum menaruh kebencian dan fanatisme berlebihan,” kata Ketua FKSI Richard Achmad Supriyanto melalui keterangan persnya, Selasa (25/9).
Berdasarkan data dari Litbang SOS, FKSI mencatat setidaknya ada 46 suporter meninggal dunia. Database Lembaga Kajian dan Pengembangan Keolahragaan lndonesia (LEMKAPOIN) juga mencatat 48 suporter meninggal dunia dan dan PSTI dalam 5 tahun terakhir 10 suporter meninggal dunia, semua akibat aksi kekerasan antar suporter dan atau kelalaian panitia pelaksana pertandingan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
1. Menjadi kasus terakhir dan setop permusuhan suporter

FKSI Mengutuk keras insiden di GBLA dan berharap ini menjadi yang terakhir dalam dunia olahraga Indonesia. FKSI juga meminta agar semua elemen suporter sepakbola di Indonesia menghentikan pertikaian dan permusuhan.
“Mari kita membangun sebuah kompetlsi sepakbola yang santun, kreatif dan bermartabat,” kata Richard.
2. LIB, PSSI, Kemenpora dan BOPI dan Kepolisian harus menyelesaikan kasus dengan cepat

Kedua FKSI meminta agar PT Liga Baru Indonesia (LIB), PSSI, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) dan kepolisian menyelesaikan kasus dalam tempo secepatnya hingga tuntas.
“Meminta Kemenpora dan BOPI harus segera evaluasi operator liga dan PSSI dalam proses menangani sebuah kompetisi sepakbola,” ujarnya.
3. Masyarakat jangan sebar gambar dan video serta tetap waspada

FKSI mengimbau dan mengajak seluruh masyarakat Indonesia agar tidak menyebarkan gambar atau video terkait Insiden di GBLA dan khawatirkan akan memperkeruh dan menimbulkan persepsi negatif dikalangan masyarakat.
“Kami juga mengajak seluruh elemen masyarakat olahraga untuk terus meningkatkan kedewasan serta slkap toleransi dalam kegiatan olahraga, dan agar tata kelola persepakbolaan kita terus tumbuh dengan bank, mandiri serta makin profesional,” jelas Richard.