4 Gelandang Belanda yang Mentas di Serie A 2024/2025, Ada Reijnders!

- Serie A Italia menjadi panggung bagi gelandang Belanda seperti Tijjani Reijnders, Teun Koopmeiners, Jurgen Ekkelenkamp, dan Marten de Roon.
- Tijjani Reijnders tampil impresif bersama AC Milan dengan kontribusi 13 gol dan 4 assist dari 45 pertandingan.
- Teun Koopmeiners memperlihatkan pengaruh pentingnya di Juventus dengan sumbangan 3 gol dan 3 assist dari 39 laga.
Serie A Italia dikenal sebagai panggung bagi pesepak bola menjanjikan unjuk kemampuan. Selain dihuni oleh talenta lokal, kasta tertinggi Liga Italia ini masih menjadi magnet untuk banyak pemain hebat dari berbagai negara. Bukan tanpa alasan, kompetisi tersebut mampu menyuguhkan persaingan yang ketat sehingga cocok untuk mengembangkan karier.
Belanda ternyata menjadi salah satu negara yang sering menyumbangkan talenta hebatnya mentas di Serie A. Nama legenda seperti Edgar Davids, Ruud Gullit, Patrick Kluivert, Marco Van Basten, Frank Rijkaard, dan Jaap Stam pernah menjajal atmosfer kasta tertinggi sepak bola Italia tersebut. Mereka bahkan sukses menyuguhkan performa impresif bagi masing-masing tim.
Tak kekurangan penerus, total terdapat 14 pesepak bola Belanda yang mentas di Serie A 2024/2025. Ternyata, sebanyak empat pemain memiliki posisi sebagai gelandang dalam skema taktik. Siapa saja penggawa lini tengah Oranje yang dimaksud tersebut dan seperti apa kiprahnya bersama masing-masing tim per 9 April 2025? Mari baca ulasan di bawah ini.
1. Tijjani Reijnders makin memegang peran krusial di lini tengah AC Milan
Berkat kinerja impresif selama berseragam AZ Alkmaar, Tijjani Reijnders ternyata memikat perhatian AC Milan sehingga didaratkan ke San Siro Stadium pada musim panas 2023. Ini menjadi pengalaman pertamanya berkarier di luar Belanda. Gelandang kelahiran Zwolle ini dibeli seharga 20,5 juta euro atau Rp378,5 miliar dan menyisakan kontrak yang berdurasi sampai 2030 bersama I Rossoneri.
Tak butuh waktu adaptasi, Tijjani Reijnders sendiri langsung dipercaya sebagai salah satu figur kunci permainan AC Milan. Pesepak bola yang kini berusia 26 tahun ini sulit tergusur dari skuad inti karena sanggup menjalankan beberapa tugas di lini tengah I Rossoneri. Hal tersebut juga sukses membuatnya mengumpulkan banyak menit bermain.
Pada 2024/2025, Tijjani Reijnders makin memegang peran krusial dalam skema taktik AC Milan. Meski posisi aslinya gelandang tengah, talenta bertinggi 185 cm ini pernah dirotasi sebagai gelandang serang dan gelandang bertahan. Tak membuang kesempatan, dirinya mampu tampil produktif bersama tim asal Lombardia tersebut. Dia mengumpulkan 13 gol dan 4 assist dari 45 pertandingan hingga pekan ke-31 di semua kompetisi. Sementara ini, Reijnders mencatatkan total kontribusi sebanyak 95 kali dengan mengemas 17 gol dan 8 assist.
2. Teun Koopmeiners sulit tergantikan sebagai gelandang serang inti Juventus
Teun Koopmeiners langsung menunjukkan pengaruh pentingnya dalam skema permainan Juventus. Pesepak bola berkebangsaan Belanda ini sulit tergantikan sebagai gelandang serang inti tim asal Turin tersebut. Selain itu, dia pernah ditugaskan ke posisi gelandang tengah, gelandang bertahan, penyerang sayap kanan, dan penyerang tengah tergantung kebutuhan tim. Ini membuat namanya sering mewarnai daftar starter La Vecchia Signora. Hingga pekan ke-31, dia menyumbang 3 gol dan 3 assist dari 39 laga di semua kompetisi 2024/2025.
Setelah membela Atalanta kurang lebih selama 3 tahun, Teun Koopmieners sepakat pergi dengan menerima pinangan Juventus pada musim panas 2024. Tim asal Turin ini harus mengeluarkan uang sebesar 54,7 juta euro atau Rp1 triliun demi mengamankan tanda tangan gelandang kelahiran Castricum tersebut. Selain itu, dirinya dinilai sebagai rekrutan potensial sehingga langsung disodori kontrak jangka panjang yang berlaku sampai 2029.
3. Jurgen Ekkelenkamp bisa menambah pilihan rotasi dalam sistem permainan Udinese
Singkat memperkuat Royal Antwerp, Jurgen Ekkelenkamp lantas melebarkan sayap ke Italia demi bergabung dengan Udinese pada musim panas 2024. Pesepak bola kelahiran Zeist ini ditebus seharga 5,35 juta euro atau sekitar Rp 98,6 miliar dan dianggap sebagai rekrutan penting sehingga disodori kontrak jangka panjang yang berlaku sampai 2029. Kehadirannya diproyeksikan untuk mendongkrak kualitas lini tengah Le Zebrette.
Keputusan tepat, Jurgen Ekkelenkamp ternyata mampu menambah pilihan rotasi dalam sistem permainan Udinese. Dia cukup sering memperoleh kesempatan tampil sejak menit pertama. Selain gelandang tengah, talenta berkebangsaan Belanda ini pernah menjalankan tugas gelandang serang, gelandang kiri, gelandang kanan, dan penyerang bayangan untuk Le Zebrette. Ekkelenkamp sendiri telah mengukir 4 gol dan 2 assist dari 30 laga di semua laga 2024/2025.
4. Marten de Roon masih dipercaya sebagai gelandang bertahan utama Atalanta
Marten de Roon sendiri masih mendapat kepercayaan sebagai gelandang bertahan utama Atalanta. Kapten berkebangsaan Belanda ini juga pernah diplot untuk menjalankan tugas gelandang tengah dan bek tengah tergantung kebutuhan taktik La Dea. Ini membuatnya kerap dipasang sejak menit pertama di berbagai kompetisi. Hingga pekan ke-31, De Roon diberikan kesempatan dalam 44 laga dengan menghasilkan 4 gol dan 4 assist 2024/2025.
Hanya bertahan kurang lebih selama 1 tahun di Middlesbrough, Marten de Roon pindah ke Atalanta pada musim panas 2017. Pemain kelahiran Zwijndrecht ini didatangkan dengan merogoh kocek sebesar 16,7 juta euro atau sekitar Rp308 miliar dan menyisakan kontrak yang berlaku sampai 2026. Dia bukan sosok asing karena sebelumnya pernah membangun karier bersama La Dea.
Marten de Roon tentu tidak memerlukan waktu adaptasi sehingga langsung memperoleh peran penting bersama Atalanta. Talenta yang kini berusia 34 tahun ini sulit tergusur dari skuad utama tim asal Bergamo tersebut. Selain itu, dia ikut berjasa mengantar La Dea mengukir sejarah karena memenangkan UEFA Europa League 2023/2024. Sejauh ini, De Roon sendiri membuat total penampilan dalam 389 kali dengan mencetak 21 gol dan 27 assist.
Keempat gelandang berkebangsaan Belanda di atas mentas di Serie A 2024/2025. Mereka ternyata sukses memperkaya pilihan rotasi sehingga dipercaya sebagai figur penting dalam skema taktik masing-masing tim. Tak jarang, kehadiran para pesepak bola tersebut mampu mengubah jalannya sebuah pertandingan.