5 Fakta Cristiano Ronaldo yang Tumbuh di Keluarga Miskin

Pada usia 15 tahun, Ronaldo didiagnosis dengan gangguan degup jantung . Pemain asal Portugal itu mungkin tidak akan bermain sepak bola lagi jika bukan karena operasi laser yang mengubah nasibnya. Gangguan degup jantung sendiri terjadi ketika merasa jantung berdetak terlalu keras atau terlalu cepat, bahkan terasa sangat berdebar terasa hingga leher dan tenggorokan.

Sebelum gabung ke Manchester United saat masih remaja, Cristiano Ronaldo dirayu oleh banyak klub besar. Di antara klub-klub ini, Arsenal, Barcelona, dan Liverpool yang diunggulkan. Mantan bos Liverpool Gerard Houllier menyaksikan Ronaldo muda tampil apik selama berkostum Sporting Lisbon, dan langsung melakukan pembicaraan untuk mengontrak remaja itu.

Namun, pembicaraan terhenti, dan The Reds mundur setelah mengetahui harga dan tuntutan gaji.  Setelahnya Sir Alex Ferguson memikat Ronaldo untuk gabung Manchester United, dan setelahnya sang pemain sukses mencetak banyak rekor luar biasa.

Cristiano Ronaldo dikenal sebagai pemain yang sangat termotivasi, arogan dan kadang emosinya pun ikut meledak. Meski demikian, dia juga dikenal sangat mencintai keluarganya. Hal ini terbukti sejak dia masih duduk di bangku sekolah menengah.

Emosinya pernah meledak ketika seorang guru mengejeknya karena aksen Madeiran dan kemiskinan keluarganya. Ronaldo, dalam keadaan marah, melemparkan kursi ke arah guru dan dikeluarkan keesokan harinya. Pemenang Ballon d'Or 6 kali ini menganggap itu sebagai titik balik dalam kehidupan mudanya. Dia tidak pernah menyelesaikan sekolah menengah. Namun, itu tidak memengaruhi prestasinya di sepak bola

Cristiano Ronaldo lahir pada tahun 1985, tepat di tengah masa jabatan Ronald Reagan sebagai Presiden Amerika Serikat. Ayah Ronaldo, José Dinis Aveiro, seorang pengurus kostum di klub lokal Andorinha, adalah penggemar berat Ronald Raegan dan memutuskan untuk menamai putranya dengan nama depan sang Presiden

Hampir 4 dekade kemudian, nama sang anak memang menjadi sosok yang besar di dunia, Cristiano Ronaldo.

Tumbuh dalam keluarga yang berjuang dengan kemiskinan, Ronaldo sering mencari makanan gratis untuk memenuhi rasa laparnya. Dia menemukan bantuan di toko McDonald's, tepat di sebelah stadion Sporting Lisbon di mana Ronaldo adalah bagian dari akademi sepak bola.

Dia kemudian mengingat dalam sebuah wawancara bagaimana dia akan mengetuk toko dan bertanya apakah mereka punya burger. Ada tiga perempuan, yang menawarinya burger gratis. Ketiganya adalah karyawan toko McDonald's. “Selalu ada Edna dan dua gadis lainnya,” kenang Ronaldo, yang selalu menawarkan burger gratis.

Cristiano Ronaldo kini sudah berada di ujung kariernya di usia yang ke-36 tahun. Meski demikian, kemampuannya dalam mencetak gol dan meraih prestasi tak pernah luntur. Dia kini merupakan inspirasi bagi banyak pemain muda, dan pemain top lainnya.