5 Klub Sepak Bola yang Sedang Berjuang Menghadapi Krisis Finansial

Dalam dunia sepak bola, keuangan merupakan hal yang sangat penting demi berjalannya operasional klub, termasuk menggaji dan membeli pemain. Namun, selama masa pandemi COVID-19, banyak klub yang tampak kesulitan secara finansial. Bahkan, ada beberapa klub yang hampir dinyatakan bangkrut.
Hal tersebut tak lepas dari banyaknya utang dan tunggakan pajak yang masih belum bisa dibayar. Sejauh ini, terdapat beberapa klub yang diketahui sedang berjuang menghadapi krisis finansial. Kira-kira klub mana saja ya? Yuk simak penjelasannya.
1. Barcelona

Bukan menjadi rahasia umum lagi bahwa Barcelona sedang mengalami kebangkrutan. Pada bursa transfer musim panas ini, hampir semua pemain baru Barcelona didatangkan dengan status bebas transfer. Di sisi lain, Barcelona akan menjual beberapa pemain mahal mereka, seperti Antoine Griezmann, Samuel Umtiti, dan Phillipe Coutinho.
Bahkan, Barcelona tak berhasil memperpanjang kontrak Lionel Messi sehingga hengkang ke Paris Saint-Germain dengan status bebas transfer. Barcelona diketahui memiliki utang yang besar, yaitu 1 miliar poundsterling atau setara 20 triliun rupiah. Pendapatan mereka sangat terdampak akibat COVID-19 karena bisnis operasional mereka rugi besar selama pandemi.
2. Inter Milan

Juara Serie A musim lalu, Inter Milan, juga dikabarkan sedang mengalami krisis finansial. Hal tersebut tak lepas dari krisis finansial yang sedang dihadapi oleh Suning Commerce Group yang merupakan pemilik klub Inter Milan saat ini. Perusahaan asal Tiongkok tersebut diketahui mengalami krisis akibat adanya pandemi COVID-19.
Di sisi lain, Inter Milan masih memiliki utang yang sangat besar hingga saat ini, yaitu 15,16 triliun rupiah. Bahkan, klub tersebut memiliki utang kepada staf mereka sebesar 37 juta pounsterling atau 741 miliar rupiah. Tak heran jika Inter Milan menjual beberapa pemain penting mereka, seperti Romelu Lukaku ke Chelsea dan Achraf Hakimi ke Paris Saint-Germain.
3. Chievo Verona

Nasib tragis dialami oleh klub Italia Chievo Verona yang dinyatakan bangkrut akibat gagal mendapatkan investor. Chievo Verona diketahui memiliki tunggakan pajak yang sangat besar sehingga mendapatkan hukuman bermain di kompetisi liga kasta keempat di Italia. Pada musim ini, klub tersebut sebenarnya seharusnya bermain di Serie B (Kompetisi liga di bawah Serie A).
Klub asal kota Verona itu dikabarkan akan bubar Agustus 2021 ini. Krisis finansial yang dialami Chievo Verona itu memang sangat kompleks mengingat pandemi COVID-19 pastinya juga mempengaruhi keputusan para investor untuk melakukan investasi atau tidak. Apalagi, klub ini tidak bermain di Serie A yang pada dasarnya dapat memberikan peluang keuntungan yang lebih besar.
4. FC Porto

Tak banyak yang menyadari bahwa FC Porto juga mengalami kesulitan keuangan akibat pandemi COVID-19. Meskipun begitu, dampak dari pandemi tak sebesar dari klub-klub sebelumnya. FC Porto dikabarkan mengalami kerugian pada tahun lalu sebesar 116,2 juta euro atau sekitar 1,9 triliun rupiah.
Dilansir KPMG Football Benchmark, Porto mengalami kerugian sebesar 50,5 % jika dibandingkan dengan musim sebelumnya. Angka kerugian ini merupakan angka tertinggi di berbagai klub Eropa yang juga diteliti.
5. Bordeaux

Klub asal Prancis, FC Girondins Bordeaux, juga terancam mengalami krisis finansial. Bermain di Ligue 1, perusahaan yang menaungi klub tersebut, King Street, enggan menyuntikkan dana kepada klub yang sedang mengalami masalah finansial itu. Krisis finansial yang dihadapi oleh Bordeaux tak lepas dari dampak pandemi COVID-19 sekaligus gagalnya negosiasi dengan media televisi Mediapro.
Bordeaux diketahui sudah rugi besar pada Juli 2020. Namun, krisis finansial klub tersebut semakin tak terbendung dalam beberapa bulan terakhir seiring dengan berjalannya bursa transfer musim panas. Bordeaux dikabarkan sudah merugi sebesar 80 juta euro atau setara 1,3 triliun rupiah, dilansir Inside World Football.
Nah, itu dia 5 klub yang dikabarkan sedang menghadapi krisis finansial belakangan ini. Adanya pandemi COVID-19 pastinya berdampak ke hampir semua klub sepak bola. Namun, kelima klub di atas tampaknya mengalami dampak negatif yang lebih besar daripada klub lainnya.