5 Musim LaLiga sejak 1997/1998 dengan Persaingan Gelar Juara Terketat

- LaLiga Spanyol 2024/2025: Barcelona memuncaki klasemen dengan 54 angka, di atas Real Madrid dan Atletico Madrid.
- Real Madrid juara pada musim 2002/2003 dengan tambahan bintang seperti Zinedine Zidane dan Ronaldo Nazario.
- Persaingan ketat terjadi pada LaLiga 2014/2015, 2020/2021, dan 2015/2016 antara Barcelona, Real Madrid, dan Atletico Madrid.
Meski kembali didominasi Barcelona, Real Madrid, dan Atletico Madrid, persaingan gelar juara di LaLiga Spanyol 2024/2025 berjalan begitu seru. Ketiga tim bertarung sangat sengit di papan atas. Hingga pekan ke-25, jarak di antara mereka hanya terpaut satu poin.
Barcelona memuncaki klasemen dengan 54 angka. Mereka berada di atas Real Madrid berkat keunggulan head-to-head. Sementara, Atletico Madrid membuntuti di posisi ketiga dengan 53 poin.
Kejar-kejaran di antara ketiganya pun diprediksi akan berlangsung sampai akhir musim. Jika itu benar terlaksana, maka mereka berpeluang untuk menyamai atau bahkan memecahkan rekor yang pernah terjadi pada musim-musim sebelumnya. Sejak kembali diikuti 20 tim pada 1997/1998, ada 5 musim LaLiga yang menghadirkan persaingan gelar juara paling ketat. Kapan saja dan seperti apa? Berikut kisah lengkapnya.
1. Real Madrid cuma mampu unggul dua poin dari Real Sociedad pada 2002/2003
Real Madrid menanggung malu pada 2001/2002. Mereka hanya bisa berakhir di posisi ketiga. Los Blancos yang saat itu dilatih Vicente del Bosque kalah dari Deportivo La Coruna dan Valencia yang menjadi juara.
Padahal, Real Madrid adalah juara bertahan. Mereka juga berstatus sebagai Los Galaticos karena diperkuat bintang-bintang besar. Salah satunya adalah Zinedine Zidane yang baru dibeli dari Juventus pada awal musim dengan harga yang saat itu memecahkan rekor transfer dunia (Rp1,3 triliun).
Demi terhindar dari keterhinaan serupa, Real Madrid pun menyambut musim 2002/2003 dengan sangat ambisius. Mereka menambah kekuatan dengan memboyong Ronaldo Nazario dari Inter Milan. Pemain yang baru saja membawa Brasil menjadi juara Piala Dunia 2002 sebagai top skor itu (8 gol) dibeli dengan harga yang tidak kalah mahalnya, Rp782 miliar.
Pada akhir musim, tim yang dipimpin Fernando Hierro sebagai kapten tersebut memang berhasil menjadi juara. Namun, mereka hanya mampu unggul dua poin dari tim kejutan, Real Sociedad. Pertarungan juga berlangsung sampai pekan pamungkas.
Real Madrid mengalahkan Athletic Club dengan skor 3-1 yang menggenapkan poin mereka menjadi 78. Andai kalah, trofi dipastikan jatuh ke tangan Real Sociedad. Pasalnya, pada saat yang sama, tim yang dilatih Raynald Denoueix itu sukses menundukkan Atletico Madrid dengan skor 3-0.
2. Barcelona mengalahkan Real Madrid pada 2014/2015 dengan selisih dua poin
Pada 2014/2015, Barcelona menjadi juara LaLiga dengan 94 poin. Mereka unggul dua angka dari sang musuh bebuyutan, Real Madrid. Pada pertandingan terakhir, Blaugrana sebetulnya hanya bisa bermain imbang 2-2 dengan Deportivo La Coruna. Namun, hasil tersebut tidak berpengaruh karena mereka yang sudah dipastikan menjadi juara sepekan sebelumnya.
Real Madrid harus rela menerima kekalahan menyakitkan ini akibat kesalahan mereka pada pekan ke-36. Saat itu, Iker Casillas dan kolega ditahan Valencia dengan skor 2-2. Pada pekan ke-37, Barcelona pun mengunci gelar juara usai menang dramatis atas Atletico Madrid dengan skor 1-0. Real Madrid pun tidak bisa berbuat apa-apa meski mampu membantai Espanyol dengan skor 4-1.
3. Atletico Madrid mengalahkan Real Madrid dan Barcelona pada 2020/2021
Duel ketat antara Barcelona, Real Madrid, dan Atletico Madrid sempat terjadi di LaLiga 2020/2021. Saat itu, nama terakhir keluar sebagai juara dengan 86 poin. Atletico Madrid unggul 2 angka dari Real Madrid dan 7 angka dari Barcelona.
Real Madrid menjadi tim yang paling menyesal dengan kegagalan ini. Pasalnya, sejak pekan ke-22, mereka sebetulnya sudah tidak pernah merasakan kekalahan. Namun, Los Blancos selalu tidak mampu memanfaatkan kesempatan yang ada.
Pada pekan ke-32, misalnya, Atletico Madrid sebetulnya menelan kekalahan dari Athletic Club dengan skor 1-2. Namun, Real Madrid justru hanya bisa bermain imbang tanpa gol melawan Real Betis. Sepekan berselang, giliran Barcelona yang terpeleset usai kalah dari Granada dengan skor 1-2. Lagi-lagi, Real Madrid hanya meraih hasil seri tanpa gol melawan Getafe.
Momen penentuan terjadi pada pekan ke-35. Sebabnya, Barcelona dan Atletico Madrid saling bertemu. Madrid kembali mendapat keuntungan karena hasil pertandingan tersebut berakhir imbang tanpa gol. Sayangnya, mereka juga justru ditahan Sevilla dengan skor 2-2.
Sementara untuk Barcelona, pada pekan 32, mereka sebetulnya sempat memimpin klasemen. Namun, dalam enam pertandingan terakhir, mereka kehilangan konsistensi. Barca hanya bisa meraih 2 kemenangan, 2 keimbangan, dan menelan 2 kekalahan.
4. Barcelona mengungguli Real Madrid dan Atletico Madrid pada 2015/2016
Pertarungan lebih sengit antara Barcelona, Real Madrid, dan Atletico Madrid terjadi pada 2015/2016. Barcelona menjadi juara dengan 91 poin. Mereka hanya unggul 1 angka dari Real Madrid dan 3 angka dari Atletico Madrid.
Kunci keberhasilan Barca pada musim ini adalah performa dominan mereka dalam 30 pertandingan pertama. Tim yang dilatih Luis Enrique ini mampu merauh 76 poin. Pada saat yang sama, Atletico Madrid hanya bisa meraih 67 angka dan Real Madrid mengoleksi 66 angka.
Jarak yang cukup jauh tersebut membuat Barca tetap bisa memuncaki klasemen meski menelan tiga kekalahan beruntun pada pekan ke-31 hingga 33. Real Madrid tidak bisa mengejar meski selalu meraih kemenangan sejak pekan ke-27. Sementara, Atletico Madrid terpeleset pada pekan ke-37 karena kalah dari Levante dengan skor 1-2.
5. Real Madrid mengalahkan Barcelona pada 2006/2007 lewat rekor head-to-head
Persaingan paling panas di LaLiga sejak 1997/1998 terjadi pada 2006/2007. Saat itu, Real Madrid menjadi juara berkat keunggulan head-to-head dari Barcelona. Kedua tim sama-sama mengumpulkan 76 poin pada akhir musim.
Di LaLiga, setelah poin, posisi di klasemen memang ditentukan head-to-head. Bukan dengan selisih gol seperti yang lazim digunakan banyak kompetisi lain. Pada pertemuan pertama musim itu, Real Madrid berhasil menang di kandang dengan skor 2-0. Sementara, saat bermain tandang, mereka mampu menahan Barca dengan skor 3-3.
Pada sisa musim 2024/2025, Barcelona, Real Madrid, dan Atletico Madrid masih akan saling bertemu. Pertandingan di antara mereka pun bisa menjadi penentu gelar juara. Siapa yang akan keluar sebagai pemenang pada akhir musim nanti?