Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Manajer Paling Mengandalkan Kevin Strootman di Level Klub

Kevin Strootman (asroma.com)
Intinya sih...
  • Kevin Strootman memutuskan pensiun setelah 13 tahun karier dan 487 pertandingan di 7 klub.
  • Rudi Garcia adalah manajer yang paling sering memainkan Strootman, dengan 70 laga dan 7 gol serta 14 assist.
  • Dick Advocaat memberikan kesempatan pada Strootman di PSV Eindhoven, di mana ia mencetak 7 gol dan 12 assist dari 42 pertandingan.

Kevin Strootman memutuskan pensiun setelah 2 bulan tak memiliki klub. Ia merupakan salah satu gelandang bertahan terbaik yang pernah dimiliki Belanda. Ia sangat kuat dalam berduel, hebat dalam merebut bola, dan apik dalam mengalirkan bola. Sayangnya, cedera membuatnya harus berjuang lebih keras di dunia sepak bola.

Dalam 13 tahun kariernya, Strootman pernah membela 7 klub dengan mencatat 487 pertandingan. Selama itu, ia dilatih 18 manajer berbeda. Dari jumlah tersebut, inilah enam manajer yang paling mengandalkannya.

1. Rudi Garcia (70 laga) melatih Kevin Strootman di dua klub

Rudi Garcia (asroma.com)

Manajer yang paling sering memainkan Kevin Strootman di level klub adalah Rudi Garcia. Hal ini cukup wajar mengingat Garcia pernah melatih Strootman di dua klub, yakni AS Roma (2013--2014) dan Olympique Marseille (2018/2019). Manajer asal Prancis itu sangat percaya terhadap kualitas Strootman. Ia sengaja mendatangkan pemain asal Belanda itu ke klub yang ia latih. Selama dilatih olehnya, Strootman memainkan 70 laga dengan torehan 7 gol dan 14 assist.

2. Luciano Spalletti melatih Kevin Strootman di AS Roma selama 50 laga

Luciano Spalletti (sscnapoli.it)

Luciano Spalletti juga pernah melatih Kevin Strootman di AS Roma pada 2015--2016. Dalam kurun waktu tersebut, Strootman sangat diandalkan sebagai gelandang bertahan utama. Kemampuan kompletnya sebagai penjegal dan penyalur bola menjadi keunggulannya. Oleh karena itu, ia dimainkan sebanyak 50 kali di bawah arahan Spalletti. Ia menyumbangkan 6 gol dan 9 assist dari 50 laga.

3. Alberto Gilardino (50 laga) menjadi manajer terakhir dalam karier Kevin Strootman

Alberto Gilardino (instagram.com/albertogilardino)

Alberto Gilardino menjadi manajer terakhir dalam karier profesional Kevin Strootman sebagai pesepak bola. Keduanya bekerja sama selama 2 tahun di Genoa (2022--2024). Dalam kurun waktu tersebut, kerja sama keduanya berhasil menangkat Genoa dari Serie B ke Serie A Italia. Selama itu, Strootman bermain dalam 50 laga dengan mencetak 1 gol dan 2 assist.

4. Eusebio Di Francesco (45 laga) melatih Kevin Strootman selama semusim di AS Roma

Eusebio Di Fransesco (asroma.com)

Manajer lain yang pernah membesut Kevin Strootman di AS Roma adalah Eusebio Di Fransesco. Manajer asal Italia itu melatih Strootman selama semusim, tepatnya pada 2017/2018. Strootman sangat diandalkan di lini tengah kala itu. Catatan 45 pertandingan dengan torehan 1 gol dan 1 assist menjadi buktinya.

5. Andre Villas-Boas (44 laga) membesut Strootman di Olympique Marseille

Andre-Villas Boas (twitter.com/FCPorto)

Selain Rudi Garcia, Andre Villas-Boas juga pernah melatih Kevin Strootman di Olympique Marseille. Pria asal Portugal itu bekerja sama dengan Bertrand selama 1,5 musim, tepatnya pada 2019--2021. Dalam kurun waktu tersebut, Strootman dimainkan sebanyak 44 kali di berbagai ajang, termasuk Ligue 1 Prancis, Coupe de France, dan Liga Champions Eropa. Torehan 2 gol dan 4 assist menjadi sumbangan yang diberikan Strootman untuk Villas-Boas di Marseille.

6. Dick Advocaat (42 laga) membuat nama Strootman melesat di PSV Eindhoven

Dick Advocaat (x.com/FIFAWorldCup)

Kiprah Kevin Strootman mulai mentereng di sepak bola Eropa ketika bermain untuk PSV Eindhoven. Ia patutnya berterima kasih kepada Dick Advocaat yang telah memberikan kesempatan tampil pada 2012/2013. Di bawah arahan manajer asal Belanda tersebut, ia mencatatkan 42 pertandingan dengan torehan 7 gol dan 12 assist. Catatan yang produktif itu menarik perhatian penggemar sepak bola dan menarik minat klub besar yang ingin merekrutnya.

Kevin Strootman bisa menjadi bintang yang lebih besar dengan kemampuan yang ia miliki. Sayangnya, cedera membuat kariernya tak konsisten. Alhasil, kiprahnya selalu berkutat di tim yang jarang menjadi pesaing juara. Hanya PSV Eindhoven, AS Roma, dan Olympique Marseille yang patut diperhitungkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mufqi Fajrurrahman
EditorMufqi Fajrurrahman
Follow Us