Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ada Apa Dengan Leicester City?

lastampa.it

Tentu masih hangat di ingatan kita ketika Leicester City secara mengejutkan keluar sebagai juara Liga Inggris musim 2015/2016. Mereka berhasil mematahkan dominasi tim-tim besar seperti Manchester United, Arsenal, Manchester City, Liverpool dan Chelsea. Claudio Ranieri, sang juru taktik berhasil menyulap "The Foxes" (julukan Leicester City) menjadi tim kuda hitam yang tidak boleh dipandang sebelah mata. Berbekal komposisi pemain "seadanya" Leicester City mencetak sejarah dengan memenangkan gelar Liga Inggris untuk kali pertama. Nama-nama seperti Jamie Vardy, Riyad Mahrez, N'Golo Kante langsung meroket dan ramai diperbincangkan. Namun, euforia Leicester City tak berlangsung lama. Di musim 2016/2017 yang telah bergulir, performa Leicester City justru merosot tajam.

Bagaimana tidak, dari 25 laga yang telah dijalaninya The Foxes hanya memetik 5 kemenangan dan mengantongi 21 poin. Yang lebih mengkhawatirkan, kini mereka hanya berada satu tingkat di atas zona degradasi dan hanya unggul 2 poin dari Sunderland yang berada di dasar klasemen. Alih-alih mempertahankan gelar juara Liga Inggris, untuk bertahan dari ancaman degradasi pun mereka kewalahan. Rentetan hasil buruk yang diperoleh kian menenggelamkan nama Leicester City musim ini. Situasi ini semakin diperburuk dengan fakta bahwa sepanjang tahun 2017, di 6 laga terakhir kompetisi Liga Inggris Jamie Vardy dkk tidak bisa mencetak goal ke gawang lawan. Terakhir mereka berhasil menceploskan bola ke gawang West Ham di malam tahun baru.

Ditinggalkan beberapa pilar utama di musim lalu dan jam bermain yang lebih banyak mengingat kini Leicester City berlaga di Liga Champion diprediksi menjadi beberapa alasan terpuruknya Leicester di kompetisi domestik. Situasi ini membuat posisi Ranieri sebagai manajer terancam. Rumor yang beredar, Leicester akan memecat pria asal Italia tersebut. Namun, kabar miring tersebut langsung ditepis oleh pihak klub. "Terkait rumor akhir-akhir ini, Leicester City ingin menyatakan dukungan penuh kepada manajernya, Claudio Ranieri," pernyataan pihak klub yang dilansir oleh Mirror.

Ranieri menambahkan "Musim lalu, kami memulai dengan hanya berpikir bagaimana kami bisa berada di zona selamat, kami tidak berencana untuk menjadi nomor satu. Kami lalu sadar, para pemain yakin jika itu bisa menjadi musim yang spesial." "Lalu, kami juara. Namun tidak mudah menemukan jati diri Anda secara instan setelah menjadi juara, kami kesulitan untuk berkonsentrasi dan tidak berada dalam bentuk terbaik dari segi teknis dan taktis,” sambungnya. Masih ada waktu bagi mereka untuk memperbaiki penampilan. Liga Inggris menyisakan 13 laga, kesempatan Leicester City untuk bangkit masih terbuka. Setidaknya untuk menjauhi zona degradasi.

 

Share
Topics
Editorial Team
Rio Desriana Gustaf
EditorRio Desriana Gustaf
Follow Us