Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Deretan Blunder Fatal yang Terjadi dalam Sejarah Piala Dunia

Andres Escobar ketika membela Timnas Kolombia. (twitter.com/FIFAcom)

Tiap individu pasti pernah melakukan kesalahan. Hal yang sama juga berlaku untuk mereka yang berprofesi sebagai pemain sepak bola.

Dalam sejarah Piala Dunia, ada banyak sekali pemain yang melakukan kesalahan. Salah satu kesalahan yang kerap terjadi adalah blunder.

Berikut deretan blunder fatal yang terjadi dalam sejarah Piala Dunia.

1.Gol bunuh diri Andres Escobar

Gol bunuh diri Andres Escobar dianggap banyak orang sebagai blunder paling fatal dalam sejarah Piala Dunia. Ia melakukan gol bunuh diri saat negaranya, Kolombia, melawan tim tuan rumah Amerika Serikat pada babak penyisihan grup Piala Dunia 1994.

Kolombia, yang disebut-sebut sebagai tim kuda hitam, membutuhkan kemenangan demi menjaga asa lolos ke babak selanjutnya. Namun, pada menit ke-35, upaya Escobar untuk menghalau umpan silang John Harkes justru membuat bola masuk ke gawang sendiri.

Kolombia akhirnya kalah dari Amerika Serikat dengan skor 1-2. Berselang 10 hari kemudian, Escobar secara mengejutkan dibunuh di Medellin, Kolombia. Escobar dinyatakan meninggal dunia karena ditembak oleh kartel narkoba.

2.Ali Bin Nasser mengesahkan gol Tangan Tuhan Diego Maradona

Ali Bin Nasser ditunjuk menjadi pengadil lapangan saat Argentina berjumpa dengan Inggris pada babak perempat final Piala Dunia 1986. Wasit asal Tunisia ini sebenarnya memimpin laga dengan cukup baik. Namun, ia membuat satu keputusan yang cukup fatal pada menit ke-51.

Ali mengesahkan gol Diego Maradona. Padahal pemain asal Argentina itu meninju bola saat duel udara dengan kiper Inggris, Peter Shilton, hingga akhirnya bola masuk ke gawang.

Walau mendapatkan protes keras dari para pemain Inggris, Ali tetap mengesahkan gol yang kini terkenal dengan nama Tangan Tuhan tersebut. Laga pun berakhir dengan skor 2-1 untuk kemenangan Argentina. Maradona dan kolega saat itu berhak melaju ke babak semifinal.

3.Moacir Barbosa membuat 200 ribu penonton menangis

Final Piala Dunia 1950 mempertemukan dua tim kuat Amerika Selatan antara Brasil dan Uruguay. Sebagai tim tuan rumah, Brasil lebih diunggulkan daripada rivalnya tersebut.

Ketika itu, tercatat ada sekitar 200 ribu penonton yang hadir di Stadion Maracana. Publik Brasil saat itu sangat antusias menantikan trofi pertama Selecao.

Brasil sendiri berhasil unggul terlebih dahulu melalui Friaca pada menit ke-47. Sayangnya, dua blunder fatal kiper Brasil, Moacir Barbosa, membuat Uruguay berbalik memimpin. Gol Uruguay saat itu diciptakan oleh Alberto Schiaffino pada menit ke-66 dan Alcides Ghiggia menit ke-79.

Pada ulang tahunnya yang ke-79 pada 2000, Barbosa akhirnya berbicara perihal kejadian buruk tersebut. “Di Brasil, hukuman maksimum penjara adalah 30 tahun, tetapi aku merasa terpenjara selama 50 tahun,” kata Barbosa kepada The Guardian.

4.Roberto Baggio gagal mengeksekusi penalti

Roberto Baggio sempat berstatus sebagai pemain termahal di dunia pada 1990. Ketika itu, ia direkrut Juventus dari sesama klub Italia, Fiorentina. Dengan status tersebut, tidak mengherankan jika sang pemain menjadi sosok kunci Timnas Italia pada ajang Piala Dunia 1994.

Pada edisi itu, Italia memang tampil luar biasa hingga mampu melaju sampai pertandingan final. Di laga puncak, Italia harus menghadapi tim kuat lainnya, Brasil. Pertandingan pun berjalan alot hingga harus ditentukan melalui adu penalti.

Pada babak tos-tosan, Baggio mengambil tendangan penalti kelima Italia. Sayangnya, tendangannya melayang di atas mistar gawang Brasil. Kegagalan Baggio itu membuat Brasil dipastikan menjadi juara Piala Dunia 1994.

5.Rene Higuita maju hingga 32 meter

Rene Higuita dikenal sebagai salah satu penjaga gawang yang paling nyentrik dalam sejarah sepak bola. Kiper kelahiran 28 Agustus 1966 itu tercatat menyumbang 8 gol bagi Timnas Kolombia dari 68 pertandingan. Namun, pada Piala Dunia 1990, ia melakukan kesalahan yang sangat fatal saat Kolombia melawan Kamerun pada babak enam belas besar.

Ketika itu, pertandingan harus dilanjutkan pada babak tambahan waktu karena skor imbang 0-0 selama 90 menit. Setelah Kamerun mencetak gol lewat Roger Milla pada menit ke-106, 3 menit kemudian petaka itu terjadi.

Berada 32 meter di depan gawangnya sendiri, Higuita tampak panik mengendalikan bola yang dioper rekannya sendiri. Bola lalu diserobot dengan cepat oleh Roger Milla yang berhasil mencetak gol kedua bagi Kamerun.

Sempat memperkecil kedudukan, langkah Kolombia pada akhirnya harus terhenti. Kamerun pun menjadi tim Afrika pertama yang sukses bermain di perempat final Piala Dunia.

Piala Dunia 2022 akan berlangsung kurang dari 3 bulan lagi di Qatar. Bukan tidak mungkin bakal ada lagi cerita-cerita unik yang terjadi di Piala Dunia 2022 mendatang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Gagah N. Putra
EditorGagah N. Putra
Follow Us