Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Djed Spence, Pesepak Bola Muslim Pertama yang Membela Timnas Inggris

potret pertandingan sepak bola Timnas Inggris
potret pertandingan sepak bola Timnas Inggris (pexels.com/@charles-a-pickup-163887458)
Intinya sih...
  • Djed Spence dipinjamkan ke 3 klub sebelum tampil reguler di Tottenham
  • Spence mengalami masa sulit ketika dua pelatih meragukan kemampuannya
  • Spence apik dalam aspek bertahan dan ofensif, tetapi masih kurang dalam distribusi bola
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)


Nama Djed Spence mencuat sebagai salah satu nama yang menarik perhatian publik sepak bola Inggris pada awal September 2025. Pemain Tottenham Hotspur itu mendapat panggilan ke tim nasional Inggris untuk pertama kalinya pada kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Andorra dan Serbia pada September 2025. Selain pencapaian personal, momen ini menjadi tonggak bersejarah dengan tampilnya pemain muslim pertama di skuad The Three Lions.

Dalam perjalanan kariernya, Spence kerap berhadapan dengan komentar meragukan dari para pelatih sebelumnya. Namun, mentalitas petarung membuatnya mampu mengubah tekanan menjadi motivasi. Kini, ia tampil sebagai salah satu bek paling konsisten di English Premier League (EPL) bersama Tottenham, sekaligus menjadi inspirasi generasi baru pemain muda.

1. Sebelum tampil reguler di Tottenham, Djed Spence dipinjamkan kepada 3 klub berbeda

Diop Tehuti Djed-Hotep Spence lahir di London, Inggris, pada 9 Agustus 2000 dari keluarga keturunan Jamaika. Ia memulai karier akademinya di Fulham hingga melakoni debut profesionalnya di Middlesbrough. Dirinya lalu mencuri perhatian saat dipinjamkan kepada Nottingham Forest hingga membantu klub promosi ke Premier League pada 2021/2022. Performa itu mengantarnya ke transfer senilai 14,7 juta euro (Rp282,9 miliar) menuju Tottenham Hotspur pada musim panas yang sama.

Namun, perjalanan di Tottenham tidak berjalan mulus sejak awal. Spence jarang dimainkan di bawah Pelatih Antonio Conte dan dipinjamkan kepada tiga klub berbeda, yakni Stade Rennais, Leeds United, dan Genoa. Masa-masa itu sempat membuatnya kehilangan rasa percaya diri, terlebih karena ia kesulitan menemukan klub yang benar-benar percaya pada potensinya.

Baru pada Desember 2024, Spence mendapat kesempatan reguler di Premier League. Sejak itu, ia menjadi bagian penting dalam lini pertahanan Tottenham, termasuk tampil dalam perjalanan klub meraih gelar juara Liga Europa 2024/2025 setelah 17 tahun penantian. Pergeseran peran di bawah asuhan Pelatih Thomas Frank kemudian memperkuat posisinya sebagai bek sayap andalan Spurs.

2. Djed Spence mengalami masa sulit ketika dua pelatih meragukan kemampuannya

Djed Spence kini berpeluang mencatat sejarah sebagai pemain muslim pertama yang tampil untuk tim senior Inggris. Pelatih Thomas Tuchel memasukkannya ke skuad untuk menghadapi Andorra dan Serbia untuk kualifikasi Piala Dunia 2026 pada September 2025 yang memperluas representasi dalam sepak bola Inggris. Bagi Spence, iman menjadi fondasi yang selalu memberinya kekuatan, baik ketika menghadapi masa sulit maupun saat berada di puncak performa.

Namun, perjalanan menuju titik ini tak lepas dari keraguan publik maupun pelatih. Antonio Conte pernah menyebutnya sebagai pemain titipan klub, sebuah komentar yang sempat meruntuhkan kepercayaan dirinya. Spence mengaku komentar itu menghancurkan perasaannya sebagai pemain muda yang baru saja kembali dari masa peminjaman usai membantu Nottingham Forest promosi ke kasta tertinggi liga Inggris.

Selain Conte, Neil Warnock, pelatihnya di Middlesbrough, juga sempat meragukan dedikasinya hingga memprediksi nasibnya yang bakal jatuh ke nonliga dalam 5 tahun. Namun, Spence menganggap keraguan itu sebagai bahan bakar motivasi. Ia bahkan pernah menyinggung kembali komentar tersebut lewat media sosial, seolah menegaskan ia berhasil membalikkan prediksi buruk terhadap dirinya. Kini, pemanggilannya ke Timnas Inggris menjadi bukti nyata atas kegigihan yang ia bangun.

3. Djed Spence apik dalam aspek bertahan dan ofensif, tetapi masih kurang dalam distribusi bola

Secara posisi, Djed Spence dikenal sebagai bek kiri, tetapi juga memiliki fleksibilitas untuk bermain di bek kanan maupun sayap kanan. Kemampuan ini memberinya nilai tambah, terutama di level tim nasional yang membutuhkan variasi taktik. Spence tidak hanya kuat bertahan, tetapi juga aktif dalam transisi menyerang.

Data Opta Analyst menunjukkan, Spence menempati peringkat ke-11 dari 191 pemain Premier League 2024/2025 dalam tingkat keberhasilan tekel 1 lawan 1 di angka 71,2 persen. Catatan ini menempatkannya sejajar dengan bek spesialis bertahan, hanya kalah dari nama-nama seperti Aaron Wan-Bissaka dan Tyrick Mitchell. Ia juga tercatat hanya tujuh kali dilewati lawan dalam 25 penampilan liga, yang menunjukkan kekuatan defensif yang solid.

Dalam aspek ofensif, Spence tercatat melakukan rata-rata 3,6 dribel per 90 menit dengan 1,9 sukses, angka tertinggi di antara semua bek yang tampil minimal 1.000 menit. Selain itu, ia mencatat 4,9 long progressive carries per 90 menit, yang menempatkannya di peringkat kedua di Premier League. Catatan ini memperlihatkan betapa efektifnya Spence dalam membawa bola ke depan sekaligus menjadi ancaman langsung bagi bek sayap papan atas seperti Achraf Hakimi pada UEFA Super Cup 2025.

Meski begitu, kontribusinya dalam umpan progresif masih perlu ditingkatkan karena ia berada di peringkat menengah bawah untuk kategori tersebut. Hanya 6,8 persen dari operan suksesnya dalam situasi open play yang tercatat sebagai progresif, angka yang cukup rendah jika dibandingkan dengan full-back lain di Premier League. Kondisi ini menunjukkan, walaupun Spence unggul dalam membawa bola melalui dribel dan progresi individu, ia masih kurang konsisten dalam membangun serangan lewat distribusi operan.

Karier Djed Spence merupakan cerminan perjalanan penuh rintangan yang berujung pada pengakuan tertinggi di level tim nasional. Dari diragukan hingga akhirnya dipanggil The Three Lions, ia membuktikan kerja keras, keyakinan, dan ketangguhan mental dapat mengubah keraguan menjadi keberhasilan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us

Latest in Sport

See More

Conrad Harder, Viking Muda Denmark dan Calon Bintang RB Leipzig

06 Sep 2025, 19:18 WIBSport