Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Gautier Lloris, Bek Tengah Le Havre yang Produktif Cetak Gol

Gautier Lloris (instagram.com/hac_foot)
Gautier Lloris (instagram.com/hac_foot)

Sekilas wajah dan namanya tak asing buat pengikut sepak bola Eropa. Gautier Lloris memang adik kandung eks kiper Timnas Prancis dan Tottenham Hotspur, Hugo Lloris. Sedikit berbeda dengan sang kakak, progres karier Gautier memang jauh lebih lambat. Bila Hugo sudah memuncaki tangga kariernya pada usia awal 20-an kala bergabung dengan Olympique Lyonnaise, Gautier baru mengalami renaissance karier pada usia 27. 

Ini bermula ketika ia bergabung dengan Le Havre pada musim panas 2022 dari AJ Auxerre, yang menjualnya setelah mereka berhasil kembali ke Ligue 1 Prancis. Tak ada yang menyangka klub asal Normandia itu justru memberinya rumah yang tak pernah dimilikinya. Tak cuma dapat jatah bermain yang jauh lebih banyak, kontribusi dan perannya di lapangan pun meluas.

Gautier Lloris menjelma jadi sosok yang menarik buat diulik selain statusnya sebagai adik kandung Hugo Lloris. Berikut sepak terjangnya sejauh ini.

1. Sama dengan sang kakak, Gautier Lloris memulai kariernya di OGC Nice

Gautier Lloris (instagram.com/ogcnice)
Gautier Lloris (instagram.com/ogcnice)

Lahir dan besar di Nice, Prancis, Lloris mengikuti jejak kakaknya mengenyam pendidikan sepak bola di klub sepak bola setempat, OGC Nice. Gautier Lloris berhasil promosi ke tim utama pada usia 20 tahun. Sayangnya, ia mengalami cedera panjang yang memangkas habis menit bermainnya. Sejak bergabung di tim utama, Lloris hanya diturunkan dalam tiga laga. 

Saat pulih dari cedera, Lloris tetap kesulitan dapat menit bermain dan akhirnya dipinjamkan kepada klub Ligue 2 Prancis, GFC Ajaccio, pada awal 2018. Menit bermainnya bertambah, tetapi badai cedera kembali melanda. Ia dikembalikan kepada OGC Nice pada musim panas 2018. Miris, sepanjang 2018/2019, Gautier Lloris terpaksa berhenti bermain. Setelah akhirnya berhasil pulih dari cedera, Lloris hanya diturunkan dalam tiga laga pada musim berikutnya. Total selama masa baktinya di OGC Nice, Gautier Lloris hanya tampil dalam enam pertandingan. 

Opsi untuk memperbaiki kariernya datang dari AJ Auxerre jelang bergulirnya musim kompetisi 2020/2021. Performanya membaik, ia berhasil mengumpulkan 26 pertandingan pada musim perdananya di klub barunya itu. Sayangnya, cedera kembali menghantuinya. Lloris hanya tampil dalam lima pertandingan pada musim keduanya di Auxerre. Bersamaan dengan itu, AJ Auxerre berhasil promosi ke Ligue 1 dan memilih untuk tidak memperpanjang kontrak Gautier Lloris. 

2. Center back dengan kontribusi besar di Le Havre

Gautier Lloris (kedua dari kiri) merayakan gol bersama rekan-rekannya di Le Havre. (instagram.com/hac_foot)

Beruntung, klub Ligue 2 asal Normandia, Le Havre, bersedia menaunginya. Tanpa harus membayar mahar apa pun, klub merekrut Gautier Lloris dengan durasi kontrak 2 tahun. Siapa sangka, Le Havre jadi rumah terbaik untuk Lloris sejauh ini.

Luka Elsner punya andil besar dalam proses itu. Ia didatangkan Le Havre sebagai pelatih baru pada Juni 2022, sebulan sebelum Lloris resmi bergabung. Melansir surat kabar Prancis, L'equipe, Elsner mengaku mengenal baik keluarga Lloris. Ini mengingat riwayat kariernya yang pernah berstatus penggawa OGC Nice pada 2000-an. Ia berkawan baik dengan Hugo Lloris yang hanya 4 tahun lebih muda darinya dan mengenal Gautier kecil.

Kepercayaan Elsner kepada Gautier Lloris dijawab lewat performa yang mumpuni. Selama 2 musim terakhir, ia hampir selalu jadi opsi prioritas Elsner untuk posisi bek tengah dan hampir selalu bermain penuh waktu. Gautier Lloris selalu masuk lima daftar pemain pemain dengan kontribusi duel aerial dan clearances tertinggi di klubnya berdasar data Soccerment selama 2 musim berturut-turut. Pada 2023/2024, kontribusinya meluas dengan lebih sering melakukan intersep.

3. Masuk daftar pemain Le Havre dengan xT dan xG tertinggi

Gautier Lloris (instagram.com/hac_foot)
Gautier Lloris (instagram.com/hac_foot)

Menariknya, meski berstatus center back, ia masuk lima besar pemain dengan expected threat (xT) dan expected goals (xG) tertinggi di klubnya selama 2 musim berturut-turut. Ini terbukti dari 3 gol dan 3 assist yang ia sumbang pada 2022/2023. Disusul dengan dua gol pada musim ini per Januari 2024.

Musim ini, Lloris juga masuk dalam lima besar pemain dengan total shots-on-target terbanyak di Le Havre. Ia bersanding dengan rekan-rekannya yang berposisi sebagai striker, winger, dan gelandang. Bek tengah yang produktif mencetak gol bukan hal baru dalam sepak bola. Ingat, Sergio Ramos, Carles Puyol, Gerard Pique, dan Franz Beckenbauer? Mereka pun begitu.

Lloris jadi unik karena menemukan potensi itu ketika bergabung dengan Le Havre. Fenomena ini didukung pula oleh strategi timnya yang lebih senang memadati bagian tengah lapangan saat tak menguasai bola dan menyebar pemainnya ke segala arah saat berhasil merebut bola. Dengan pola itu, Lloris bisa memanfaatkan situasi untuk mencari celah. Terbukti, dua gol yang ia cetak musim ini tercipta dari umpan bola mati. 

Dengan perpanjangan kontrak hingga 2026, Le Havre mungkin akan jadi klub terakhir Gautier Lloris. Ini sekaligus jadi tim yang meninggalkan kenangan positif untuk kariernya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Ayu Silawati
EditorDwi Ayu Silawati
Follow Us