Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Soccer Football - Euro 2020 - Semi Final - England v Denmark - Wembley Stadium, London, Britain - July 7, 2021 England's Harry Kane celebrates after the match. ANTARA FOTO/Pool via REUTERS/Carl Recine.

Jakarta, IDN Times - Inggris mencatatkan kemenangan besar dalam Kualifikasi Piala Dunia 2022. Mereka mampu membantai San Marino dengan skor yang begitu telak, 10-0, dalam partai pamungkas Kualifikasi Piala Dunia 2022, Rabu dini hari WIB (17/11/2021).

Ini menjadi kemenangan terbesar sebuah tim dalam pertandingan kompetitif. Inggris juga mengunci tiket ke Piala Dunia 2022 dengan meyakinkan, tanpa pernah kalah.

Menguasai Grup I, Inggris menang delapan kali dan cuma imbang dalam dua kesempatan. Dengan catatan itu, mereka mengoleksi 26 poin.

1. Kane sensasional

Harry kane (eurosport.com)

Harry Kane tampil sensasional dalam duel ini. Dia mampu mencetak empat gol alias quattrick.

Dua dari empat gol yang diciptakan Kane, berasal dari eksekusi penalti. Dengan catatan itu, Kane kini mengintai rekor legenda Inggris, Wayne Rooney.

Kini, Kane sudah mengoleksi 48 gol buat Inggris. Catatan itu sama dengan Gary Lineker, namun terpaut lima gol dari Rooney yang merupakan top scorer sepanjang masa Inggris.

2. Tersubur selama satu tahun kalender

Striker Inggris, Harry Kane, dan Declan Rice / Twitter @EURO2020

Namun, dilansir Daily Mirror, Kane sebenarnya sudah mencatatkan rekor pribadi. Dia menjadi pemain Inggris paling subur dalam satu tahun kalender.

Sudah 16 gol dicetak oleh Kane sepanjang 2021. Catatan itu menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah Inggris.

3. Catat rekor yang sudah lama tak terlihat

Potret aksi Harry Kane di lapangan (Twitter.com/HKane)

Kemudian, Kane juga menjadi orang pertama yang mencetak empat gol sejak Ian Wright melakukannya terakhir kali pada 1993. Kebetulan, lawan yang dijebol oleh Wright kala itu San Marino juga.

Kane juga mencetak tiga gol atau lebih secara beruntun. Itu catatan yang belum pernah ditorehkan pemain lain, setelah Tommy Taylor melakukannya pada 1956/57.

Editorial Team