Pada era modern seperti sekarang, pindahnya kandang klub sepak bola ke stadion baru bukanlah menjadi hal yang tabu. Mendapatkan lebih banyak pemasukan dari tiket penonton disinyalir menjadi alasan kuat klub rela untuk meninggalkan markas lama mereka yang penuh dengan sejarah.
Berikut ini sepuluh klub Liga Inggris yang dinilai lebih baik setelah pindah menuju stadion baru mereka. Klub mana sajakah? Yuk, simak kisahnya!
Millwall telah dikenal menjadi salah satu klub nomaden di sekitar London Tenggara. Berpindah kandang hingga empat kali sejak klub berdiri, The Lions mencoba untuk melepaskan reputasi buruk tersebut di era 1990-an.
Akhirnya, mereka melakukan perubahan demi kenyamanan para suporter, yaitu dengan membangun stadion baru tahun 1993. The New Den yang memiliki kapasitas 20.146 penonton menjadi kandang baru yang nyaman untuk The Lions karena memiliki akses yang dekat dengan stasiun kereta.
John Smith’s Stadium merupakan kandang dari salah satu klub kasta kedua di Inggris, Huddersfield Town. The Terriers pindah menuju stadion modern berkapasitas 24.121 penonton itu pada tahun 1994.
Memiliki desain unik yang menampilkan empat lengkungan, stadion tersebut menjadi saksi promosinya The Terries ke Premier League musim 2017/2018.
Awalnya, kepindahan kandang Stoke City ke Bet365 Stadium atau yang lebih dikenal dengan nama Britannia Stadium ini dimulai dengan sangat buruk. The Potters harus terdegradasi ke kasta ketiga musim 1997/1998.
Namun, tak membutuhkan waktu lama, Stoke berhasil bangkit dan kembali ke Premier League di bawah asuhan Tony Pulis. Cold and Windy Night at Stoke menjadi salah satu ungkapan terkenal dari Arsene Wenger mengenai kondisi stadion berkapasitas 30.089 penonton yang sering kali hujan dan berangin kencang.
Jauh dari kota, Madejski Stadium milik Reading dibuka tahun 1998 dengan kapasitas sekitar 24.161 penonton. Mereka meninggalkan kandang lama yang sudah ditempati selama 102 tahun, Elm Park.
Promosinya The Royals ke kasta kedua Inggris musim 1993/1994 menjadi penyebab mereka memutuskan untuk membuat stadion baru. Stadion ini juga menjadi saksi pertama kalinya Reading promosi ke Premier League musim 2006/2007.
Hull City yang lahir tahun 1904 membutuhkan waktu hampir satu abad untuk memiliki kandang idaman untuk mereka, KCOM Stadium. Sebelumnya, The Tigers menghabiskan tahun-tahun mereka di The Boulevard Stadium, kandang dari tim rugby, Hull FC.
Stadion yang dibuka tahun 2002 dengan kapasitas 25.400 penonton itu menjadi saksi ketika Hull City lolos hingga playoff Liga Europa musim 2014/2015.
King Power Stadium menjadi markas klub kuda hitam, Leicester City, sejak tahun 2002 silam. Awalnya, banyak penggemar The Foxes yang menyesali kepindahan dari stadion lama mereka, Filbert Street, karena membuat mereka sampai jatuh ke kasta ketiga Inggris musim 2007/2008.
Namun, perlahan tapi pasti, King Power semakin menjadi rumah yang nyaman bagi Leicester. Buktinya adalah mereka mendapatkan trofi Premier League musim 2015/2016 di stadion berkapasitas 32.262 penonton ini.
Manchester City hanya salah satu klub medioker ketika mereka memutuskan pindah dari Maine Road menuju City of Manchester Stadium (kini bernama Etihad Stadium) pada tahun 2003.
Lima tahun kemudian, The Citizens dibeli oleh taipan kaya raya, Sheikh Mansour. City pun menjelma menjadi salah satu kekuatan besar dan stadion berkapasitas 55.097 penonton tersebut menjadi saksi sejarah indah yang tengah dibuat oleh Manchester City.
Pada tahun 2005, Swansea City meninggalkan stadion bersejarah mereka, Vetch Field, menuju stadion baru nan modern, Liberty Stadium. Stadion berkapasitas 21.088 penonton tersebut menjadi saksi promosinya Swansea City ke Premier League tahun 2011.
Stadion itu juga jadi sejarah ketika Swansea mengangkat trofi Piala Liga Inggris musim 2012/2013, lalu lolos ke Liga Europa semusim setelahnya.
Brighton & Hove Albion terpaksa menjual dan meninggalkan stadion mereka, Goldstone Ground, pada tahun 1997. Pihak klub seperti sudah kehabisan akal untuk menyelamatkan klub berjuluk The Seagulls ini dari lilitan utang. Bahkan, jika mereka tidak terhindar dari degradasi ke Conference Division (kasta kelima), mungkin kini klub tersebut hanya tinggal nama.
Terus berjuang, mereka memainkan pertandingan kandang di Gillingham's Priestfield Stadium yang berjarak 112 km. Sempat bermain juga di Withdean Stadium, Brighton akhirnya pindah ke stadion baru pada tahun 2011, Amex Stadium. Dengan kapasitas lebih dari 30.000 penonton, stadion ini menjadi saksi sejarah promosinya The Seagulls ke Premier League musim 2017/2018.
Kegagalan mengambil alih Olimpiade Stadium London, pemilik Tottenham, Daniel Levy, merencanakan stadion baru untuk The Lilywhites. Setelah diskusi panjang dan melelahkan, Spurs akhirnya memutuskan untuk membangun stadion baru berkapasitas 62.303 penonton.
Sempat pindah ke Wembley Stadium selama proses pembangunan, Tottenham Hotspur Stadium kini menjadi magnet baru stadion di negeri Elizabeth.
Well, itulah sepuluh klub Liga Inggris yang pindah ke stadion baru. Cenderung sukses, klub-klub di atas dinilai lebih baik setelah meninggalkan markas lama mereka.