Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kesaksian Gambia Takut Mati di Pesawat Jelang Piala Afrika

Timnas Gambia (https://www.facebook.com/GambiaFootballFederation/)

Jakarta, IDN Times - Insiden mengerikan dialami oleh Gambia dalam perjalanan menuju Pantai Gading demi berlaga di Piala Afrika 2023. Pesawat yang mereka tumpangi tiba-tiba kehilangan oksigen saat mengudara.

Kronologi bermula saat pesawat yang disewa sudah lepas landas dari Banjul. Usai sembilan menit di udara, tiba-tiba kondisi dalam kabin menjadi panas dan oksigen menipis.

Para penumpang mulai kesulitan bernapas. Ada yang sakit kepala berat dan nyaris pingsan. Situasi itu disadari oleh pilot dan langsung melakukan pendaratan darurat.

1. Mimpi sudah meninggal

Timnas Gambia (https://www.facebook.com/GambiaFootballFederation/)

Pelatih Gambia, Tom Saintfiet, mengakui ada beberapa pemain dan stafnya yang sudah pingsan. Bahkan, dia menyebut sempat bermimpi telah meninggal.

"Kami bisa mati. Seketika, kami pingsan. Saya mendapat mimpi singkat bagaimana nyawa ini melayang," kata Saintfiet dilansir Nieuwsblad.

2. Masih ada yang pingsan saat mendarat

Kengerian tak cuma sampai di situ. Bahkan, ketika pesawat sudah mendarat darurat, masih ada sejumlah pemain dan ofisial Gambia yang pingsan.

Beberapa pemain pun susah berjalan di kabin untuk keluar akibat begitu lemas usai kekurangan oksigen yang ekstrem.

"Nyaris saja, kami keracunan karbon monoksida. Ada pemain yang belum bangun setelah mendarat darurat. Jika dipaksakan setengah jam lagi, mungkin kami bisa mati," ujar Saintfiet.

3. Gambia dirugikan

Timnas Gambia (https://www.facebook.com/GambiaFootballFederation/)

Gambia tentunya dirugikan dalam insiden ini. Sebab, perjalanan mereka ke Pantai Gading tertunda. Mereka juga dihantui kelelahan karena berpotensi melakoni perjalanan lebih lama.

Penerbangan Gambia ke Pantai Gading sekitar dua jam. Tapi, Gambia sebenarnya sudah mengantongi waktu perjalanan hingga 32 jam. Itu karena mereka melakoni pemusatan latihan di Arab Saudi, kemudian sempat transit di Istanbul dan Casablanca.

"Tak bisa diterima, setelah bepergian selama 32 jam dari Arab Saudi ke Gambia dengan lamanya tertahan di Istanbul dan Casablanca, kami harusnya sudah tiba," kecam Saintfiet.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us