Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kritik Antonio Conte sebagai Pelatih Tottenham Hotspur

Antonio Conte (twitter.com/SpursOfficial)

Antonio Conte telah melalui 24 pertandingan sebagai pelatih Tottenham Hotspur. Dia resmi menjabat posisi tersebut pada 2 November 2021 usai menggantikan Nuno Espirito Santo. Sejak itu, pelatih asal Italia tersebut melewati banyak naik turun.

Conte, misalnya, melewati sembilan pertandingan pertamanya di Liga Inggis tanpa terkalahkan. Namun, timnya juga sempat meraih hasil memalukan, seperti ditekuk NS Mura di Liga Konferensi Eropa.

Conte sendiri cukup terbuka saat mengungkapkan kritik tajam. Dia tidak segan melontarkan komentar untuk klub maupun pemainnya. Sejauh ini, setidaknya ada lima komentar yang cukup menyita perhatian.

1. Conte menyebut level klub tidak tinggi

Antonio Conte (twitter.com/premierleague)

Tottenham Hotspur secara mengejutkan kalah dari NS Mura, klub asal Slovenia, di Liga Konferensi Eropa dengan skor 1-2 pada 25 November 2021. Ini merupakan kekalahan pertama Conte bersama Spurs dan merupakan pertandingan keempatnya.

Selepas laga, Conte secara jujur mengakui bahwa level klubnya tidak begitu tinggi. Ada jarak dengan klub-klub besar Inggris lainnya.

"Saya harus jujur dan memberitahu Anda bahwa setelah tiga pekan, saya mulai memahami situasinya. Saya bisa bilang bahwa situasinya tidak sederhana," ucap Conte seperti dikutip dari Sky Sports.

"Ini tidak sederhana karena untuk saat ini jelas level Tottenham tidak begitu tinggi. Ada jarak yang besar dengan tim-tim top di Inggris."

2. Meminta Tanguy Ndombele untuk bermain tim

Tanguy Ndombele (twitter.com/SpursOfficial)

Tanguy Ndombele menjadi salah satu pemain yang mendapat "semprotan" dari Antonio Conte. Pada 19 November 2021 lalu, dalam sebuah konferensi pers, Conte menghimbau gelandang asal Prancis tersebut untuk bekerja lebih keras dan bermain bagi tim.

"Tentu, Tanguy memiliki kualitas, tetapi pada saat bersamaan dia juga harus menyadari bahwa ada tim dan dia harus bermain di dalamnya. Dia memiliki talenta, tetapi harus menggunakannya untuk tim, untuk yang terbaik bagi tim, bukan perorangan," kata Conte seperti dikutip dari The Guardian.

Sang pemain akhirnya dipinjamkan ke Olympique Lyon pada bursa transfer Januari lalu. Tottenham sendiri membelinya dari klub tersebut pada 2019 dengan mahar mencapai Rp1 triliun. Jumlah tersebut menjadikannya sebagai pembelian termahal Spurs sepanjang sejarah.

3. Melatih Tottenham adalah tantangan terbesar dalam karier Conte

Antonio Conte (twitter.com/premierleague)

Dalam sebuah konferensi pers pada 2 Desember 2021, Antonio Conte mengakui bahwa melatih Tottenham Hotspur adalah tantangan terbesar sepanjang kariernya. Itu tidak terlepas dari level klub yang menurutnya menurun dalam beberapa tahun terakhir.

"Ya, ini tantangan terbesar saya. Klub dalam beberapa tahun terakhir terpeleset. Jika saya bandingkan Tottenham dengan ketika berada di Chelsea, Tottenham sangatlah kompetitif dan kuat," kata Conte seperti dikutip dari ESPN.

Conte menilai Spurs menurun karena kehilangan pemain penting. Beberapa pemain juga mulai menua. Spurs harus melakukan regenerasi.

Jika dibandingkan dengan Tottenham, Conte sebenarnya pernah melatih klub dengan level lebih rendah. Dia beberapa kali mengurus tim seperti Arezzo, Bari, dan Siena.

4. Conte mengkritik kebijakan transfer klub

Antonio Conte (twitter.com/SpursOfficial)

Datang pada awal November 2021 membuat Conte harus menerima skuad yang bisa dibilang bukan keinginannya. Bursa transfer Januari 2022 lalu pun menjadi kesempatan untuk merealisasikan idenya. Spurs mendatangkan Dejan Kulusevski dan Rodrigo Bentancur.

Meski begitu, mereka malah kehilangan lebih banyak pemain, seperti Tanguy Ndombele, Dele Alli, Bryan Gil, dan Giovani Lo Celso. Hal ini tidak luput dari kritik tajam Conte.

"Sangatlah aneh untuk meminjamkan 3 dan menjual 1 pemain pada Januari. Itu artinya pada masa lalu, Anda harus melihat apa yang Anda lakukan dan mungkin ada kesalahan," ujar Conte seperti dikutip dari Sky Sports.

5. Antonio Conte siap pergi jika dia salah

Antonio Conte (twitter.com/SpursOfficial)

Pada 24 Februari 2022, Tottenham kalah secara mengejutkan dari Burnley dengan skor 0-1. Padahal, satu pertandingan sebelumnya, mereka berhasil meraih kemenangan dari Manchester City, sang pemuncak klasemen, dengan skor 3-2.

Conte pun tidak tahan dengan inkonsistensi timnya. Setelah berbagai kritik, masukan, dan latihan, penampilan anak asuhnya nyatanya masih belum sesuai dengan yang dia inginkan. Usai laga, secara emosional, Conte berkata bahwa dia siap pergi jika yang salah adalah dirinya.

"Saya tidak terbiasa dengan situasi seperti ini. Saya mencoba semuanya, tetapi situasinya tidak berubah. Saya tersedia dan terbuka dengan klub untuk melakukan apa yang mereka mau," kata Conte seperti dikutip BBC.

Beberapa hari usai ucapan tersebut, Conte mengaku bahwa dia telah berbicara dengan petinggi klub dan tetap berkomitmen bersama Tottenham Hotspur. Apakah hal tersebut akan berlangsung untuk jangka panjang? Atau Conte memilih untuk meninggalkan Spurs pada akhir musim nanti? Menarik untuk ditunggu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gagah N. Putra
EditorGagah N. Putra
Follow Us