Lika-liku Karier Ollie Watkins, Pahlawan Inggris di Euro 2024

Ollie Watkins tengah ramai diperbincangkan usai mencetak gol kemenangan Inggris 2-1 atas Belanda pada semifinal Euro 2024. Ia berhasil keluar dari bayang-bayang Harry Kane yang selalu menjadi pilihan utama di lini depan The Three Lions. Watkins menunjukkan dirinya bisa menjadi pembeda bagi Inggris kala mentok dalam mencetak gol.
Pencapaian ini tidak didapatkan dengan mudah. Sebab, Watkins sebelumnya bukan pesepak bola ternama. Kariernya dipenuhi dengan segala rintangan sampai akhirnya menjadi pahlawan Timnas Inggris.
Berikut cerita lengkap perjalanan panjang Watkins dari pemain klub nonliga menjadi pahlawan Inggris di Euro 2024.
1. Sempat mendapat penolakan dari Exeter City dan dipinjamkan ke klub nonliga

Ollie Watkins sudah menemui kesulitan ketika hendak merintis karier sebagai pesepak bola pada masa kanak-kanak. Ia mendapat penolakan dari Exeter City saat usianya masih 8 tahun. Beruntung, Watkins berhasil masuk akademi Exeter City setahun kemudian.
Namun, ia tidak langsung mendapat tempat di tim utama Exeter City ketika berusia remaja. Watkins dipinjamkan terlebih dahulu ke klub nonliga, Weston-super-Mare, pada Desember 2014. Di klub inilah kemampuannya meningkat pesat.
2. Didenda karena sering terlambat selama membela Weston-super-Mare

Ada cerita menarik selama Ollie Watkins menimba ilmu di Weston-super-Mare. Hal tersebut disampaikan eks manajer Weston-super-Mare, Ryan Northmore. Dilansir Somersetlive, ia mengatakan Watkins sering kali terlambat tiap sesi latihan.
Saat itu, Watkins harus menempuh perjalanan cukup jauh dari Exeter ke tempat latihan Weston-super-Mare. Meski sang pemain mengatakan dirinya terkendala kemacetan, Northmore tidak peduli. Watkins harus membayar denda sebesar 5 pound sterling atau Rp104 ribu tiap kali datang terlambat. Bagi remaja yang masih berusia 18 tahun, nominal tersebut cukup tinggi baginya.
3. Membawa Exeter City ke final playoff League Two sebelum pindah ke Brentford

Ollie Watkins kembali menjadi pemain yang berbeda setelah menjalani peminjaman di Weston-super-Mare pada musim panas 2015. Ia berhasil mencetak 8 gol dan 4 assist dalam 20 pertandingan League Two pada 2015/2016. Puncaknya, Watkins berperan besar dalam perjalanan Exeter City menembus final playoff League Two dengan torehan 13 gol dan 10 assist dalam 45 laga pada 2016/2017. Sayangnya, Exeter City kalah 1-2 dari Blackpool pada final tersebut.
Meski begitu, performa Watkins membuat Brentford rela menebusnya dengan harga 1,8 juta pound sterling atau Rp37 miliar pada musim panas 2017. Kariernya berkembang cukup pesat selama membela Brentford 3 tahun. Watkins turut membantu Brentford promosi ke English Premier League (EPL) usai mencetak 25 gol dalam 46 laga di EFL Championship pada 2019/2020.
4. Menciptakan sejarah bersama Aston Villa dengan lolos ke UCL pada 2024/2025

Watkins makin matang setelah hengkang dari Brentford ke Aston Villa pada musim panas 2020. The Villans menebusnya dengan harga 28 juta pound sterling atau Rp583 miliar plus tambahan 5 juta pound sterling atau Rp104 miliar. Watkins kemudian tampil konsisten dengan mencetak lebih dari 10 gol di EPL dalam 4 musim terakhir.
Ia bermain impresif pada 2023/2024. Watkins mencetak 19 gol dan 13 assist dalam 37 laga EPL bersama Aston Villa. Ia berperan besar dalam pencapaian Aston Villa yang finis di peringkat keempat klasemen akhir EPL sehingga berhak lolos ke Liga Champions Eropa (UCL) pada 2024/2025. Watkins menjadi pencetak gol terbanyak ketiga EPL di bawah Erling Haaland dan Cole Palmer.
Itulah perjalanan karier Watkins yang penuh lika-liku sampai akhirnya berhasil menjadi pahlawan kemenangan Inggris di semifinal Euro 2024. Ia memang bukan termasuk pemain Inggris yang bersinar sejak usia muda, seperti Michael Owen, Wayne Rooney, dan Phil Foden. Akan tetapi, kerja kerasnya membuahkan hasil, baik di level klub dan internasional. Watkins kini bersiap tampil habis-habisan di laga final Euro 2024 melawan Spanyol.