Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Liverpool Bisa Belanja Nyaris Rp10 Triliun, Ternyata Ini Faktornya

ilustrasi logo Liverpool di Anfield (pixabay.com/anwo00)
ilustrasi logo Liverpool di Anfield (pixabay.com/anwo00)
Intinya sih...
  • Liverpool raih pendapatan 700 juta poundsterling
  • Hemat di musim lalu, pintar jual pemain
  • Aman dari FFP dan PSR
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Liverpool menjadi klub yang paling heboh di bursa transfer musim panas 2025. Manajemen The Reds menggelontorkan sekitar 450 juta poundsterling, atau nyaris Rp10 triliun.

Mereka bahkan memecahkan dua kali rekor transfer Inggris, saat memboyong Florian Wirtz dan Alexander Isak. Keduanya ditebus dengan mahar di atas 100 juta poundsterling atau lebih dari Rp2 triliun.

Menilik ESPN, keuangan yang sehat pada musim ini menjadi kuncinya. Berikut ulasan kenapa Liverpool bisa mengeluarkan banyak uang pada bursa transfer kali ini.

1. Liverpool raih pendapatan 700 juta poundsterling

Petinggi Reach PLC, Dave Powell, menyebut pendapatan Liverpool mencapai 700 juta poundsterling sebelum memulai musim 2025/26. Pendapatan itu yang tertinggi dalam sejarah klub.

Nominal itu didapat dari beberapa sektor, mulai dari sponsor hingga sporting revenue. Pendapatan itu juga termasuk dana kontribusi klub macam hak siar baik kompetisi domestik maupun internasional, plus hadiah juara Premier League musim 2024/25.

"Alasan Liverpool bisa begitu jor-joran untuk Alexander Isak, dan di bursa transfer musim panas ini secara umum, sebenarnya sederhana. Mereka sudah membangun diri hingga memiliki pendapatan terbesar di dunia sepak bola, dan kebetulan memasuki musim panas di mana mereka bisa melakukan jual-beli pemain dengan efektif," kata Powell dikutip dari ESPN.

"Mereka datang ke bursa ini setelah musim 2024/25 yang kuat, meraup hampir £90 juta dari Liga Champions termasuk pendapatan laga kandang, plus bonus juara Premier League. Ini akan jadi tahun yang sangat menguntungkan bagi Liverpool, kemungkinan besar kembali mencatat laba, dengan pendapatan diprediksi menembus 700 juta poundsterling untuk pertama kalinya," ucap Powell.

2. Hemat di musim lalu, pintar jual pemain

Liverpool yang hemat pada musim lalu juga menjadi salah satu alasannya. Dalam dua jendela transfer di musim tersebut, The Reds hanya mengeluarkan 42 juta euro, atau setara Rp808 miliar untuk membeli Giorgi Mamardashvili dan Federico Chiesa.

Namun, Liverpool juga mendapat pemasukan sebanyak 47 juta euro (Rp909 miliar), dengan menjual Sepp van den Berg dan Fabio Carvalho. Artinya, transfer mereka pada musim tersebut untung lima juta euro, atau senilai Rp96 miliar.

The Reds juga pintar mengakali transfer pada musim ini. Mereka menjual Darwin Nunez, Luis Diaz, hingga Jarell Quansah dengan harga yang cukup mahal.

3. Aman dari FFP dan PSR

Liverpool juga aman dari aturan Profit and Sustainability Rules (PSR) Premier League. Regulasi ini memperbolehkan klub rugi sampai £105 juta dalam tiga tahun. Namun, menurut ESPN, posisi Liverpool justru masih surplus 48 juta poundsterling.

Jika digabungkan, The Reds punya ruang aman sekitar 153 juta poundsterling untuk belanja. Bahkan di siklus PSR baru 2025/26, Liverpool bisa saja merugi lebih dari 200 juta poundsterling dan tidak melanggar aturan.

Kondisi ini makin menguntungkan karena banyak pemain yang mereka jual musim panas ini berasal dari akademi. Hasil penjualan itu langsung tercatat sebagai keuntungan murni, tanpa ada nilai buku yang harus dipotong. Inilah yang bikin Liverpool sangat leluasa untuk belanja besar tanpa khawatir kena sanksi finansial.

Share
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us

Latest in Sport

See More

Indonesia Kirim 9 Pemanjat Terbaik ke Piala Dunia Guiyang 2025

07 Sep 2025, 22:51 WIBSport