Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Media Jerman Bandingkan Maroko dengan ISIS di Piala Dunia

Pemain Timnas Maroko merayakan kemenangan lawan Spanyol (instagram.com/hziyech)

Jakarta, IDN Times - Perjalanan Jerman di Piala Dunia 2022, Qatar, dipenuhi dengan kontroversi, bukan prestasi. Berakhir tragis di fase grup, Jerman dianggap lebih sibuk dalam urusan politik, bukan aspek sportif.

Buktinya adalah kampanye tutup mulut yang mereka lakukan di fase grup. Kini, Jerman malah menuai kontroversi lagi lewat medianya, Welt.

Dalam sebuah siaran langsung, seorang presenter Welt menyoroti selebrasi para pemain Maroko, Zakaria Abouklal, Abdelhamid Sabiri, dan Ilias Chair, yang menggunakan jari telunjuknya.. Presenter itu membandingkan selebrasi mereka dengan gestur dari ISIS. Narasinya juga penuh kebencian dan islamofobia

"Ini adalah salam yang diadopsi dari ISIS. Para pejuang berpose dengan gestur macam itu usai penaklukkan. Ini tak jelas, apakah pemain Piala Dunia dari Maroko sadar dengan gestur tersebut," begitu pernyataan sang presenter.

1. Gestur yang merupakan simbol ketaatan dalam agama

Timnas Maroko (twitter.com/AchrafHakimi)

Pada dasarnya gestur mengangkat jari telunjuk adalah simbol dari umat Islam yang sudah digunakan puluhan tahun sebagai penegasan Iman dan tauhid. Tak ada tendensi apapun dari gestur tersebut, selain ketaatan terhadap agama.

Maka dari itu, warganet dari berbagai kalangan mengecam presenter tersebut dan narasi yang digunakannya.

2. Dikecam sebagai media rasis

Seorang warganet bahkan menyinggung Welt. Dia menyindir Welt, karena banyak pemain kelas dunia yang menggunakan jari telunjuk saat berselebrasi, termasuk Ronaldo Nazario dan Cristiano Ronaldo.

Warganet dengan akun @AbirKopty tersebut mengecam Welt dan menyebutnya sebagai media rasis serta bodoh yang bisa menyesatkan publik.

3. Jerman lebih banyak gimmick

Gestur tutup mulut timnas Jerman. (football.london)

Sebenarnya, Welt bukan media Jerman pertama yang membuat narasi berbau Islamophobia. Die Tageszeitung juga sempat menyoroti aksi pemain Maroko yang mendukung Palestina, dengan menyebutnya sebagai "Perlawanan terhadap Israel".

Tindakan media-media Jerman sebenarnya juga dikritisi oleh jurnalis yang berbasis di sana, Hebh Jamal. Dia kaget dengan sikap beberapa media Jerman yang selalu rasis.

"Saya kaget ketika setiap hari menemukan rasialisme Jerman menonjolkan diri dengan liputan tentang Piala Dunia," begitu cuitan Jamal, dikutip Doha News.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us