Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengapa Banyak Klub Sepak Bola Eropa Mengadopsi Nama Yunani?

ilustrasi stadion sepak bola (pexels.com/Furknsaglam)

Tidak seperti klub-klub sepak bola Jepang yang pakai referensi geografis lokal seperti landmark kota atau bunga khas yang identik dengan markas mereka, banyak nama klub sepak bola Eropa yang mengadopsi bahasa dan mitologi Yunani. Misalnya saja arti nama Juventus yang ternyata diadaptasi dari Dewa Yunani, Hebe, yang diterjemahkan ke bahasa Romawi menjadi Iuventus dan melambangkan kemudaan. Atalanta BC juga terinspirasi dari nama Dewi Yunani yang identik dengan atletisisme dan ketepatan.  

Tak sedikit pula klub Eropa yang mengadopsi nama Sparta (Spartak Moskow, Sparta Rotterdam, Sparta Praha) yang diambil dari tokoh Yunani Spartacus. Belum lagi Ajax, Excelsior, dan Vitesse di Belanda. Pertanyaannya, mengapa banyak nama klub sepak bola Eropa yang terinspirasi bahasa dan mitologi Yunani? Jawabannya ternyata cukup menarik.

1. Di Belanda, bahasa Yunani menandakan status dan kelas

Menurut sejarawan olahraga Belanda, Jurryt van de Vooren dalam wawancaranya dengan ESPN, penggunaan bahasa Yunani dalam penamaan klub sepak bola Belanda lekat dengan pembagian kelas di negara itu. Kebanyakan klub yang menggunakan istilah Yunani, seperti Ajax, Sparta Rotterdam, dan Heracles Almelo, didirikan sebelum Perang Dunia I. Saat itu, hanya orang kelas menengah dan atas yang bisa bermain sepak bola. Penggunaan bahasa Yunani sejalan dengan status kelas tersebut karena hanya orang-orang kelas atas dan menengah yang bisa menempuh pendidikan dan belajar bahasa asing.

Selain bahasa Yunani dan Latin, bahasa Inggris dan Prancis juga tak ketinggalan seperti dalam kasus Go Ahead Eagles dan SBV Vitesse. Kasusnya hampir sama dengan di Amerika Selatan, terutama Argentina dan Brasil yang kebanyakan nama klub sepak bolanya diadopsi dari bahasa Inggris dan Italia karena didirikan oleh settlers (penduduk koloni) asal Eropa. Masih merujuk testimoni Van de Vooren, setelah Perang Dunia I, orang-orang kelas pekerja mulai meramaikan industri olahraga di Belanda. Mereka mendirikan klub-klub sepak bola sendiri dan mengadopsi nama-nama lokal macam Feyenoord dan PSV Eindhoven.

2. Italia punya relasi kultural yang erat dengan Yunani

Di Italia, bahasa Yunani jadi sesuatu yang tak asing. Ini berkaitan dengan fakta sejarah bahwa sebagian wilayah yang kini masuk teritori Italia Tengah dan Selatan pernah jadi bagian dari Kekaisaran Bizantium yang berpusat di Konstantinopel (kini Istanbul) dan memanjang ke kawasan Mediterania. Salah satu wilayah di Italia yang masih kental akan pengaruh Yunani adalah region Calabria.

Ini yang menjelaskan eksistensi klub sepak bola bernama FC Crotone. Crotone sendiri disadur dari Kroton, nama pemukiman penduduk koloni Yunani kuno di Calabria. Jejak Yunani juga tercium di Napoli. Klub sepak bola mereka, SSC Napoli memang tidak mengadopsi bahasa Yunani, tetapi julukan Partenopei yang lekat dengan klub itu ternyata diambil dari nama pemukiman orang Yunani kuno di kawasan itu, Partenope. 

Menariknya, tidak sedikit tim sepak bola di Italia bagian Utara yang mengadopsi nama-nama bernada Yunani. Selain Juventus dan Atalanta BC yang sudah disinggung sebelumnya, ada Hellas Verona. Hellas sendiri berarti Yunani. Menurut laman resmi klub, nama Hellas merupakan inisiatif seorang guru bahasa Yunani, Decio Corubolo, yang bekerja di sebuah sekolah menengah tempat klub tersebut didirikan, yakni Istituto Maffei. 

3. Nama-nama tokoh Yunani identik dengan heroisme dan pemberontakan kelompok marginal

Alasan ketiga adalah fakta bahwa sebagian besar tokoh Yunani yang dipakai sebagai nama klub sepak bola identik dengan nilai-nilai heroisme. Sparta dari legenda Yunani Spartacus adalah salah satu contoh yang paling kentara. Spartacus dipercaya merupakan budak yang berhasil membebaskan diri bahkan menginisiasi pemberontakan besar. Ini menjawab mengapa Spartacus lekat dengan klub-klub sepak bola dengan filosofi revolusioner macam Spartak Moskow (Rusia), Sparta Rotterdam (Belanda), dan Sparta Praha (Ceko). Ketiganya adalah klub yang didirikan kelas pekerja dan menjelma jadi simbol perlawanan kelompok marginal terhadap penguasa serta ketidakadilan.  

Ajax dan Atalanta juga lekat dengan heroisme. Ajax adalah nama salah satu pejuang Perang Troya. Sementara, Atalanta adalah sosok Dewi dalam mitologi Yunani yang dibesarkan seekor beruang di hutan dan menjelma jadi seorang pemburu ulung. Kemampuan dan kekuatan fisiknya disebut susah ditandingi. Nilai-nilai heroisme tadi sejalan dengan visi sebuah klub olahraga dan menjadikan pemilihan nama-nama tokoh tadi tidak mengejutkan. 

Yunani dan sejarahnya yang kaya ternyata menginspirasi penamaan klub-klub sepak bola Eropa. Fakta menarik dari sepak bola yang mungkin terlewat, tetapi seru juga buat diulik. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Ayu Silawati
EditorDwi Ayu Silawati
Follow Us