Mengapa Tottenham Hotspur Gaet Joao Palhinha?

- Joao Palhinha dianggap ideal dalam skema Pelatih Thomas Frank
- Meski tampil apik di Fulham, performa Joao Palhinha kurang bersinar di Bayern Munich
- Joao Palhinha piawai dalam bertahan, tetapi minim kontribusi dalam membangun serangan
Joao Palhinha resmi diperkenalkan sebagai pemain baru Tottenham Hotspur pada Minggu (3/8/2025) waktu setempat. Pemain asal Portugal ini didatangkan dengan status pinjaman selama semusim dari Bayern Munich. Kehadirannya di London Utara menandai upaya nyata Spurs dalam membenahi lini tengah mereka yang kerap kehilangan keseimbangan dalam transisi bertahan.
Selain menjaga kedalaman skuad di lini tengah, kedatangan Palhinha juga merupakan investasi kualitas bagi sektor gelandang bertahan. Tottenham juga menyertakan opsi pembelian permanen sebesar 27 juta pound sterling (Rp587,7 miliar) pada akhir musim. Dengan pengalaman di English Premier League (EPL) dan reputasi sebagai pemutus serangan ulung, Palhinha diyakini akan langsung memberi dampak signifikan bagi Spurs di bawah arahan Thomas Frank.
1. Joao Palhinha dianggap ideal dalam skema Thomas Frank
Tottenham Hotspur mendatangkan Joao Palhinha dari Bayern Munich dengan status pinjaman dan opsi pembelian sebesar 27 juta pound sterling. Transfer ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat lini tengah, terutama menyusul ketidakpastian masa depan Rodrigo Bentancur dan Yves Bissouma. Kedua pemain tersebut tengah memasuki tahun terakhir kontrak mereka dan belum menunjukkan performa konsisten sebagai jangkar utama lini tengah.
Pelatih baru Thomas Frank diketahui menginginkan profil gelandang bertahan yang mampu memberi perlindungan maksimal kepada barisan belakang. Dalam skema Frank di Brentford, peran Christian Norgaard sangat vital sebagai pengatur ritme sekaligus pemutus serangan, dan Palhinha dinilai sebagai kandidat ideal untuk mengisi peran tersebut. Meskipun Spurs memiliki stok gelandang seperti Pape Sarr, Lucas Bergvall, dan Archie Gray, tak satu pun dari mereka memiliki atribut defensif sekomplet Palhinha.
Palhinha merasa yakin bergabung dengan Tottenham karena Frank berhasil menunjukkan dengan jelas bahwa dirinya memiliki peran penting dalam rencana tim. Keyakinan tersebut memberinya rasa percaya diri dan kejelasan tentang kontribusi yang diharapkan darinya. Selain itu, hubungan profesional yang baik antara Tottenham dan Bayern setelah beberapa transaksi sebelumnya turut memperlancar kesepakatan transfer.
2. Meski tampil apik di Fulham, performa Joao Palhinha kurang bersinar di Bayern Munich
Joao Palhinha adalah sosok gelandang bertahan yang identik dengan kemampuan tekel luar biasa. Menurut laman resmi Premier League, selama 2 musim membela Fulham antara 2022–2024, ia melakukan total 300 tekel di Premier League, unggul 109 dari pemain lainnya dan menjadi yang terbanyak dalam periode tersebut. Pada musim pertamanya, ia membuat 148 tekel, disusul 152 tekel pada musim berikutnya meskipun bermain dua laga lebih sedikit.
Tidak hanya ulet dalam tekel, Palhinha juga unggul dalam duel udara dan intersepsi. Rasio kemenangan duel udaranya mencapai lebih dari 60 persen, dengan 64,3 persen pada 2022/2023 dan 56,9 persen pada musim berikutnya. Dari sisi intersepsi, ia mencatat 92 kali, yang menjadikannya salah satu dari sepuluh pemain terbaik di liga dalam aspek tersebut. Kemampuan ini menjadikannya sosok yang merepotkan bagi lawan yang mencoba membangun serangan dari lini tengah.
Meskipun kepindahan Palhinha ke Bayern Munich pada musim panas 2024 tampak menjanjikan, realita di Bundesliga Jerman justru berbeda. Ia hanya tampil 17 kali di liga dengan 6 di antaranya sebagai starter. Dirinya kalah bersaing dengan gelandang lain, seperti Joshua Kimmich, Leon Goretzka, dan Aleksandar Pavlovic di bawah kepemimpinan Vincent Kompany, serta absen lebih dari 2 bulan akibat cedera otot. Kendati demikian, rata-rata 2,7 tekel per 90 menit tetap mencerminkan insting defensifnya yang terjaga.
3. Joao Palhinha piawai dalam bertahan, tetapi minim kontribusi dalam membangun serangan
Kekuatan utama Joao Palhinha memang terletak pada aspek defensif, tetapi aspek distribusi bola masih menjadi hal yang perlu diperbaiki. Mengutip Opta Analyst, dalam musim terakhirnya di Bundesliga, ia mencatat akurasi umpan sebesar 92,9 persen, angka yang tergolong tinggi secara keseluruhan. Di wilayah pertahanannya sendiri, akurasi tersebut bahkan mencapai 98,4 persen yang membuatnya andal dalam menjaga penguasaan bola saat ditekan.
Namun, jika ditilik lebih dalam, hanya 2,7 persen dari total umpannya yang tergolong progresif dan 25 persen umpan ke area sepertiga akhir lawan. Angka ini merupakan yang terendah di antara semua gelandang dengan minimal 200 umpan di Bundesliga 2024/2025. Sebagai perbandingan, gelandang Spurs lainnya seperti Rodrigo Bentancur (4,0 persen), Pape Sarr (3,3 persen), dan Yves Bissouma (3,8 persen) menunjukkan tingkat progresivitas yang lebih tinggi, meski dalam skema pelatih yang berbeda.
Keterbatasan ini bisa menjadi tantangan tersendiri bagi Thomas Frank jika ia ingin membangun serangan dari lini tengah. Walaupun Brentford musim lalu hanya memiliki tingkat akurasi umpan sebesar 80,7 persen, salah satu yang terendah di liga, Frank cenderung mengutamakan efektivitas ketimbang jumlah umpan itu sendiri. Artinya, selama Palhinha mampu memberi stabilitas dan menutup ruang transisi, kekurangannya dalam progresi bola mungkin bisa ditoleransi.
Di sisi lain, kehadiran Palhinha berpotensi membebaskan peran kreatif bagi pemain seperti James Maddison dan Mohammed Kudus. Kedua gelandang serang ini dikenal memiliki visi menyerang tajam dan kemampuan menusuk pertahanan lawan, tetapi kerap kehilangan ruang akibat minimnya perlindungan dari lini kedua. Dengan Palhinha menjaga kedalaman, para pemain ofensif Spurs bisa tampil lebih leluasa dan fokus menembus pertahanan lawan.
Joao Palhinha hadir tidak hanya sebagai solusi jangka pendek, tetapi juga sebagai fondasi potensial untuk sistem baru Thomas Frank. Berbekal pengalaman, kekuatan fisik, dan kecerdasan dalam membaca permainan, gelandang asal Portugal ini bisa menjadi kunci penting dalam ambisi Tottenham Hotspur pada 2025/2026.