Menghilangkan Money Oriented di Timnas Indonesia

Jakarta, IDN Times - Manajer Timnas Indonesia U-17 dan U-20, Ahmad Zaki Iskandar, mengakui ada satu kebiasaan buruk yang tengah dihilangkan di skuad saat ini. Salah satunya adalah soal money oriented.
Lazimnya, para pemain Timnas kerap mendapatkan bonus ketika menang atau juara. Nah, Zaki ingin menekan kebiasaan ini.
"Untuk money oriented sudah kami kurangi. Tidak selalu setiap menang, juara, dikasih bonus. Semestinya, masuk Timnas saja sudah membuat mereka bangga ya," ujar Zaki dalam acara Locker Room by IDN Times: Menatap Masa Depan Timnas Indonesia, Rabu (10/7/2024)
1. Acap mengganggu perkembangan pemain

Zaki merasa budaya money oriented acap mengganggu perkembangan para pemain, terutama mereka yang berada di usia muda. Sebab, mereka pada akhirnya jadi merasa puas dan cukup, tidak mau berkembang lagi.
"Ini juga yang membuat banyak pemain kita mudah sekali merasa puas dan cukup. Akhirnya tidak mau mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan lagi," kata Zaki.
2. Ada psikiater dan tutor untuk Timnas U-17 dan U-20

Zaki menyatakan agar mental para pemain terjaga, manajemen Timnas menyediakan dua orang psikiater, dan tutor untuk para pemain. Hal itu untuk menjaga motivasi, sekaligus menjaga akademik para pemain.
"Kami dampingi para pemain dengan dua orang psikiater, dan ada guru tutor. Kami ingin mendampingi mereka dalam pertumbuhan mental, sekaligus biar akademik tidak tertinggal," ujar Zaki.
3. Mental para pemain akan beri pengaruh besar

Lebih lanjut, Zaki menilai mental para pemain akan memberi pengaruh besar pada perkembangan kariernya. Jika mental lemah, mereka akan sulit berkembang jadi lebih baik.
"Sebagus dan sebaik apa pun federasi menyiapkan sarana dan prasarana, semua kembali kepada mental para pemain. Kita tentu tidak ingin para pemain di grup Timnas Indonesia muda saat ini layu sebelum berkembang," kata Zaki.