Profil Peserta Piala Asia 2019: Grup B, Ujian Berat Si Juara Bertahan

Tak terasa, kalender sepak bola kembali ramai berkat hajatan Piala Asia. Sebanyak 24 tim bakal memperebutkan supremasi penguasa benua, sekaligus menyabet predikat yang terbaik di antara terbaik. Uni Emirat Arab, negeri kaya minyak di tepi Teluk Persia, menjadi arena penentuan siapa berhak merebut trofi dari tangan Australia.
Meski gaungnya masih kalah dengan turnamen-turnamen sejenis, Piala Asia tetap saja menyimpan daya tarik sendiri. Meski Indonesia gagal mengirim wakilnya, dukungan kita bisa dialihkan ke sesama wakil Asia Tenggara, kan?
Nah, berikut ini profil singkat dan gambaran seluruh peserta seperti dirangkum dari berbagai sumber. Kali ini kita membahas Grup B, yang dihuni sang juara bertahan Australia bersama Suriah, Palestina serta Yordania.
1. Australia : Sanggupkah kanguru melompat tinggi?

Australia sudah gonta-ganti pelatih sejak keluar sebagai jawara Piala Asia 2015. Namun seolah tak ada yang sanggup mengulang apa yang dilakukan Ange Postecoglu di hadapan publik sendiri: mengantar Socceroos ke tangga trofi pertama dalam 11 tahun.
Pasca "bencana" di bawah kepemimpinan Bert Van Marwijk pada Piala Dunia Rusia kemarin, Graham Arnold datang dengan tugas membereskan segudang masalah. Mulai dari masalah suksesi pemain uzur hingga kembali menemukan mentalitas bermain khas Land Down Under.
Empat partai uji coba telah dilakoni oleh eks pelatih Sydney FC tersebut. Tiga kemenangan sukses dicatatkan, termasuk hasil imbang saat bersua Korea Selatan pada November silam. Masalah mulai temui jalan terang, meski ujian kepantasan sudah menunggu.
Tanpa Tim Cahill dan Mile Jedinak yang sudah putuskan pensiun, Australia masih andalkan skuat gabungan talenta didikan liga-liga utama Eropa. Sebutlah kiper Matthew Ryan (Brighton & Hove Albion), Mark Milligan (Hibernian) si kapten tim plus Aziz Behich (PSV Eindhoven) di sektor belakang, gelandang Tom Rogic (Glasgow Rangers) dan Massimo Luongo (QPR), termasuk duet striker didikan Bundesliga Jerman yakni Mathew Leckie (Hertha Berlin) - Robbie Kruse (VfL Bochum).
2. Suriah: Siapkan satu lagi kejutan

Dua tahun lalu, mereka sukses menyedot atensi media berkat perjuangan tak kenal lelah mereka semasa kualifikasi Piala Dunia. Negeri yang belum sembuh dari luka akibat perang saudara ini sanggup menyatukan penduduk Suriah selama 90 menit. Meski gagal di babak keempat, orang-orang kembali percaya pada sepak bola.
Usai hasil ciamik di bawah pelatih lokal Ayman Hakeem, Bernd Stange kembali dari masa pensiun untuk melatih The Qasioun Eagles. Juru taktik berpaspor Jerman tersebut mengaku tak ambil pusing dengan status "musafir" timnya. Ia hanya berharap Omar Al Somah dkk bisa kembali menyiapkan kejutan.
Pada keikutsertaan untuk kali keempat, memboyong seluruh pemain senior ke Dubai. Mulai dari kiper Ibrahim Alma, bek Nadim Sabagh, gelandang Mahmud Al Mawas, dan ujung tombak Omar Kharbin yang tengah moncer bersama klub Al-Hilal sang penguasa Liga Saudi. Namun perhatian akan tertuju pada Mohammed Osman, gelandang enerjik yang meroket di Eredivisie Belanda.
3. Palestina: Hasrat menggebu demi pembuktian

Palestina lolos ke kompetisi tingkat Asia dua kali secara beruntun. Pasca raihan trofi di ajang AFC Challenge Cup 2014 silam, mereka tak henti-hentinya catatkan prestasi. Perlahan-lahan Lions of Canaan mulai membangun reputasi tak hanya dalam skena sepak bola Timur Tengah, melainkan juga di tingkat benua.
Nureddine Ould Ali selaku pelatih kepala mengaku sadar dengan kecilnya kans lolos ke fase gugur. Namun bukan berarti Abdelatif Bahdari beserta kolega merasa kecil di antara para gergasi. Kejutan hendak dihadirkan. Entah itu berhasil menahan imbang atau bahkan tumbangkan para tim mapan. Kemenangan perdana di Piala Asia coba dibidik sebagai bentuk pembuktian.
Timnas Palestina sendiri masih meneruskan "tradisi" andalkan para pemain diaspora yang tersebar di seluruh dunia. Menengok daftar skuat, tercantum nama bek Daniel Mustafa (Sarmiento de Leones, divisi 4 Argentina), Mohammed Saleh (Floriana FC, Liga Utama Malta), penyerang Yashir Islame (Coquimbo Unido, divisi 2 Chili), dan gelandang Nazmi Albadawi (FC Cincinnati, Major League Soccer AS).
Mereka semua bakal bersanding dengan para penggawa yang sudah tergolong senior seperti kiper Tawfiq Ali, bek kiri Abdullah Jaber, gelandang jangkar Mohammed Darweesh, gelandang serang Sameh Maraaba, serta si ujung tombak Khaled Salem.
4. Yordania: Misi memupus segala keraguan

Tahun 2018 adalah tahun penuh kesulitan bagi timnas Yordania. Mereka hanya mampu memetik 4 kemenangan sepanjang 14 partai uji coba yang dilakoni. Sisanya adalah masing-masing 5 imbang dan juga 5 hasil negatif. The Chivalrous bahkan ditekuk Kirgizstan dengan skor tipis 0-1 bulan lalu.
Para suporter pun patut merasa khawatir. Persiapan jelang Piala Asia pun bisa dibilang kurang meyakinkan. Peralihan estafet kepelatihan dari tangan Jamal Abu-Abed ke Vital Borkelmans pada September silam belum berikan hasil maksimal. Hanya sebiji hasil positif mampu diberi oleh arsitek taktik berpaspor Belgia tersebut dari tujuh laga.
Kendati demikian, Borkelmans masih percaya jika Amer Shafi cs mampu berbicara banyak. Lolos ke babak grup jadi bidikan kendati harus lewati mati-matian. Sejumlah pemain andalan diboyong ke Dubai seperti palang pintu Anas Bani Yaseen, duet Saeed Murjan - Khalil Bani Attiah di lapangan tengah dan ujung tombak sensasional yang masih berusia 23 tahun di Liga Yordania yakni Baha' Faisal.
5. Sanggupkah Australia pertahankan titel juara bertahan?

Berikut ini jadwal lengkap pertandingan Grup B Piala Asia 2019:
Minggu 6 Januari 2019:
- Australia vs Yordania, Stadion Hazza bin Zayed - Al Ain, 18:00 WIB
- Suriah vs Palestina, Stadion Sharjah - Sharjah, 23:00 WIB
Kamis 10 Januari 2019:
- Yordania vs Suriah, Stadion Khalifa bin Zayed - Al Ain, 20:30 WIB
Jumat 11 Januari 2019:
- Palestina vs Australia, Stadion Maktoum bin Rashid Al Maktoum - Dubai, 18:00 WIB
Selasa 15 Januari 2019:
- Australia vs Suriah, Stadion Khalifa bin Zayed - Al Ain, 20:30 WIB
- Palestina vs Yordania, Stadion Mohammed bin Zayed - Abu Dhabi, 20:30 WIB