PSSI Lakukan PHK Massal, Pesangon Aman?

Jakarta, IDN Times - Lingkup kerja PSSI sedang tidak baik-baik saja di bawah kepemimpinan Ketua Umum Erick Thohir. Federasi melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal, di berbagai divisi.
Secara total, 43 karyawan sudah dipastikan terkena PHK. Tim media PSSI menjadi divisi yang paling terdampak, karena didepak sampai akar-akarnya. Hal itu diutarakan eks Direktur Media PSSI, Eko Rahmawanto, yang ikut menjadi korban.
"Ya mungkin dianggap terlalu gemuk. Lalu dikurangi, ada asesmen dulu. Kemudian ya itu, sementara 43 yang di-PHK, di luar ini mungkin yang masih kontrak," kata Eko kepada IDN Times, Senin (2/9/2024).
1. Diambil alih PT GSI?

Besar kemungkinan, tugas dari tim media PSSI akan diambil alih secara menyeluruh oleh PT Garuda Sepakbola Indonesia (GSI), perusahaan yang diaktifkan kembali di era Erick, sejak Juni 2023 lalu.
Sebab, semua yang berbau Timnas kini dipegang oleh GSI. Tim media PSSI hanya mencakup korporat, Liga 3, dan Elite Pro Academy (EPA).
"Saya tidak tahu persis (apakah semua akan dikelola GSI). Tetapi, untuk Timnas ya memang dipegang GSI. Kemudian, kegiatan marketing dan lainnya juga mereka yang pegang," ujar Eko.
2. Pesangon aman?

Lebih lanjut, Eko menyatakan korban PHK massal sudah dijanjikan tetap mendapatkan pesangon. Hak tersebut akan didapat setelah surat PHK turun.
"Kalau pesangon sudah, nanti dibayarkan satu bulan setelah dikasih surat PHK. Ya mungkin estimasinya akhir September (2024)," ucap Eko.
3. Tidak ada BPJS Ketenagakerjaan era Erick Thohir

Hanya saja, BPJS Ketenagakerjaan karyawan PSSI sudah tidak dibayarkan sejak akhir 2021 lalu, tepatnya saat masih Mochamad Iriawan. Eko memaklumi, mengingat era pimpinan Iwan Bule (sapaan akrab Iriawan) sempat dihajar COVID-19.
Namun, yang disesalkan, PSSI urung mengurus hal tersebut setelah berada di bawah kepemimpinan Erick. Padahal, PSSI sudah mendapat banyak pendapatan dari sponsor dan pertandingan.
"Itu terakhir di November 2021. Tapi, waktu itu kan COVID-19 ya, tidak ada pemasukan dan kami bisa memakluminya. Sepak bola juga enggak jalan. Waktu itu juga sempat ada pemotongan gaji, sebulan atau dua bulan. Jadi, kami memaklumi karena gak ada kegiatan. Tetapi, kalau sekarang kan kegiatan Timnas banyak, sponsor dan pemasukan banyak," kata Eko.