Punya Darah Indonesia, Pembalap Formula E Ini Ikuti Perkembangan Timnas

- Nyck de Vries memiliki darah keturunan Indonesia dan tertarik mengikuti perkembangan Timnas Indonesia.
- De Vries suka sepak bola dan gagal finish di Formula E Jakarta karena masalah rem pada mobilnya.
- Rider Mahindra Racing ini juga menyayangkan kehilangan kesempatan memimpin balapan dan harus mundur karena mobilnya kehilangan daya cengkeram rem.
Jakarta, IDN Times - Pembalap Formula E, Nyck de Vries, memiliki darah keturunan Indonesia. Rider Mahindra Racing itu pun mengaku tertarik untuk mengikuti perkembangan Timnas Indonesia.
"Ya, saya tertarik untuk melakukannya (mengikuti perkembangan Timnas)," kata De Vries selepas balap di Formula E Jakarta, Sabtu (21/6/2025).
1. De Vries juga suka sepak bola
De Vries memiliki garis keturunan Indonesia dari sang kakek, yang berasal dari Malang. Selain memang memiliki ikatan emosional, De Vries tambah tertarik mengingat Pasukan Garuda juga bernuansa Belanda.
Banyak pemain keturunan Negeri Kincir Angin yang sudah memilih naturalisasi untuk membela Tim Merah Putih, plus dilatih Patrick Kluivert yang juga berasal dari sana. De Vries memang suka sepak bola.
"Saya tahu dia. Seingatku, Patrick bermain ketika saya berusia enam atau tujuh tahun, ketika dia berada di Timnas Belanda, jadi saya pasti ingat," ujar De Vries.
2. De Vries gagal di Formula E Jakarta
Cukup disayangkan, De Vries menelan pil pahit saat mengaspal di Ancol. Padahal, dalam balapan utama, De Vries tampil cukup mencolok.
Pembalap 30 tahun itu bahkan sempat memimpin balapan yang berlangsung di Jakarta International E-prix Circuit tersebut. Namun, De Vries harus gigit jari lantaran gagal finish (DNF).
3. Gegara alami masalah rem
De Vries melaju terdepan ketika jalannya balapan memasuki lap ke-23. Dia juga sempat dihukum penalti sepuluh detik akibat manuvernya dianggap membahayakan.
Usut punya usut, mobil De Vries mengalami masalah pengereman. Insiden itu membuat tim tak punya pilihan selain menuntaskan balapan lebih cepat.
Kami berada di posisi yang baik, sayangnya kami harus mundur karena mobil kehilangan daya cengkeram rem, yang artinya kehilangan segalanya, jadi kami harus mundur," ujar De Vries.