Sanksi Ringan PSS Bakal Bikin Match Fixing Marak di Liga 1

- Sanksi ringan terhadap PSS Sleman oleh Komdis PSSI berpotensi memicu maraknya kasus serupa di Liga 1 ke depan.
- Dalam putusan Komdis PSSI, delik yang awalnya match fixing berubah menjadi suap, menimbulkan keheranan dari pihak terkait.
- Founder Football Institute, Budi Setiawan, mengecam putusan Komdis PSSI dan menyebutnya sebagai kematian bagi penegakan hukum sepak bola Indonesia.
Jakarta, IDN Times - Founder Football Institute, Budi Setiawan, menyoroti sanksi ringan yang didapat PSS Sleman dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, setelah terbukti melakukan match fixing. Hal ini berpotensi bikin kasus serupa marak di Liga 1 ke depannya.
"Kalau putusan Komdis PSSI terhadap pelaku match fixing hanya pengurangan tiga poin atau lebih sedikit hukumannya dari tidak datang bertanding, ini menjadi contoh buruk ke depan. Klub-klub lain akan nekat melakukan hal yang sama," ujar Budi dalam keterangan resmi.
1. Aneh ada delik yang berubah

Dalam putusan Komdis PSSI untuk PSS, Budi heran ada delik yang berubah. Awalnya, kasus PSS adalah match fixing yang dilakukan saat lawan Madura FC di 2018. Namun, dalam amar putusan Komdis PSSI, deliknya berubah jadi suap.
"Amar putusan Komdis PSSI menghukum PSS pengurangan tiga poin dan denda Rp150 juta untuk kasus suap. Padahal, yang dituduhkan itu adalah kasus match fixing. Kenapa berubah menjadi deliknya suap?" kata Budi.
2. Kematian penegakan hukum sepak bola Indonesia

Budi tidak segan menunjukkan ketidakpuasannya dengan putusan Komdis PSSI terhadap PSS. Selain mempermalukan Ketua Umum PSSI Erick Thohir, hal ini menandakan kematian bagi penegakan hukum sepak bola Indonesia.
"Putusan Komdis PSSI ini sama saja mempermalukan Erick Thohir. Saya pikir agar komitmen Erick Thohir ini clear dan tidak dianggap lips service, ya jangan ragu mereformasi Komdis PSSI. Ini kematian bagi penegakan hukum sepakbola," kata Budi.
3. Seperti apa bunyi sanksi Komdis PSSI untuk PSS?

PSSI melalui Komisi Disiplin (Komdis) resmi mengeluarkan hukuman untuk PSS Sleman, buntut kasus match fixing yang menimpa mereka di Liga 2 2018. Namun, hukuman ini jadi sesuatu yang menarik.
Dilansir keterangan resmi PT Liga Indonesia Baru (LIB), Komdis PSSI memberikan hukuman berupa pengurangan tiga poin pada penampilan PSS Sleman di BRI Liga 1 2024/25 dan hukuman denda sebesar Rp 150 juta. Hal itu berdasarkan Kode Disiplin PSSI 2023.
"Merujuk kepada Pasal 64 ayat 1, ayat 2, ayat 3 dan Pasal 141 Kode Disiplin PSSI 2023, PSS diberikan sanksi pengurangan poin tiga dan denda Rp150.000.000 berlaku pada kompetisi Liga 1 yang diselenggarakan pada periode 2024-2025," tulis keterangan resmi PT LIB.