Strategisnya Jakmania di Pilkada DKI Jakarta

- Ketua Umum Jakmania, Diky Soemarno, berharap calon terpilih membuat Persija menjadi ikon Jakarta yang lebih kental.
- Jakmania memiliki lebih dari 500 ribu anggota terdaftar dan berpotensi memengaruhi Pilkada Jakarta 2024.
- Persija dan Jakmania diharapkan menjadi alat pemersatu bagi Gen Z dan Milenial dalam Pilkada Jakarta.
Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Jakmania, Diky Soemarno, memiliki pandangan tersendiri terkait Pilkada serentak 2024, khususnya di Jakarta. Ada banyak harapan dan tuntutan kepada calon gubernur dan wakil gubernur untuk ikut berkontribusi dalam kemajuan Persija Jakarta.
Banyak yang dibahas Diky dalam diskusi bersama IDN Times, di program Gen-Z Memilih x Locker Room. Dalam diskusi tersebut, hadir pula juru bicara (jubir) pasangan nomor urut satu, RIDO (Ridwan Kamil-Suswono), Musthofa Faruq.
Diky juga bicara soal spanduk kontroversial yang sempat menghebohkan warganet, yang memunculkan gambar Ridwan Kamil menggunakan jersey Persib Bandung, dengan latar belakang Jakarta International Stadium (JIS).
Pria 37 tahun itu juga menegaskan soal besarnya pengaruh Persija dan Jakmania di Pilkada Jakarta 2024. Mengingat, Jakmania memiliki lebih dari 500 ribu anggota terdaftar.
Harapan Diky, para calon terpilih dapat membuat Persija menjadi ikon Jakarta yang lebih kental. Tak hanya makanan tradisional yang dijadikan oleh-oleh, namun jersey Persija diharapkan bisa menjadi buah tangan suatu hari nanti.
Penasaran seperti apa obrolan Diky Soemarno bersama IDN Times? Berikut wawancara eksklusifnya!
Sempat ada spanduk atau baliho kang Emil memakai baju Persib, berlatar belakang JIS dan berbau Persija. Itu tanggapannya seperti apa?

Makanya itu, setelah ramai saya langsung bikin pernyataan di media sosial, bahwa teman-teman Jakmania jangan sampai terprovokasi dengan spanduk itu. Saya yakin teman-teman Jakmania merasa tidak nyaman melihat spanduk itu.
Kita tidak bisa menghilangkan segala sesuatu yang secara historis, tetapi tinggal bagaimana Pilkada ini membuat Jakmania dan seluruh masyarakat ini menjadi menyenangkan. Menjadi Pilkada yang asyik, seru, sama-sama dengar gagasan dan memilih sesuai hati nurani masing-masing. Biar teman-teman tidak terprovokasi, karena ini spanduk agak bahaya. Kita sama-sama tahu rivalitas Persija dan Persib itu berbeda dengan tim-tim lain.
Kalau itu dimanfaatkan oknum-oknum tertentu untuk memanaskan suasana, itu jadi saya juga yang repot sebagai Ketum Jakmania.
Bung Diky bilang, Jakmania itu paling dicari setiap Pilkada?

Jujur ya, mungkin masih pada ingat ketika pendaftarkan ke KPUD satu kelompok yang disebut Pak Ridwan Kamil saat itu hanya Jakmania, tidak ada kelompok lain. Beliau kalau tidak salah bilang Persija-nya dan Jakmania-nya, karena itulah dicari-cari. Mungkin kalau saat itu Jakmania gak disebut, gak seramai sekarang mungkin.
Karena begini, kalau dari dulu, Jakmania itu tidak pernah terlibat aktif di Pilkada. Kita memang organisasi non-politik, kami (pengurus) mengatakan kepada seluruh anggota untuk memilih sesuai haknya masing-masing, itu yang selalu ditekankan.
Memang, situasi hari ini situasi politiknya agak berbeda, karena salah satu calon gubernurnya Pak Ridwan Kamil yang kita sama-sama tahu beliau berasal dari Jawa Barat dan dikenal amat sangat Bobotoh sekali ketika menjabat Walikota Bandung dan Gubernur Jawa Barat, itu mungkin jadi PR buat tim RIDO ini bagaimana menarik hati Jakmania.
Ketika diundang ke sini (IDN), dan ada tim RIDO saya justru senang karena ingin mendengar kira-kira bagaimana sih cara kalian untuk menarik hati Jakmania? Gitu sih sebetulnya.
Seperti apa pengaruh sepak bola dalam politik?

Banyak teman-teman di luar sana lupa kalau sepak bola itu bisa mengubah segalanya. Seperti di Italia, Silvio Berlusconi itu jadi Perdana Menteri Italia setelah pegang AC Milan beberapa lama. Di Indonesia juga ada yang karena sepak bola elektabilitasnya turun, karena kasus kemarin, ini kita sama-sama tahu dan fakta.
Banyak juga politikus atau calon pemimpin dareah di luar Jakarta yang memanfaatkan sepak bola sebagai kendaraan politik mereka. Jadi, memang segitu besarnya sepak bola. Dan di Jakarta, sepak bola itu jadi alat pemersatu bagi Gen Z dan Milenial.
Saya kecil di Manggarai, jadi saya tahu ketika kita tawuran, tetapi musuh ada anak The Jak, setop tawuran. Artinya, Jakmania itu jadi simpul persatuannya anak-anak muda Jakarta. Ini sebetulnya PR untuk Pak Ridwan Kamil. Pak Ridwan Kamil sebenarnya punya pengalaman, ketika di Jawa Barat dan Bandung bagaimana mengelola Persib, berkaitan dengan teman-teman Bobotoh di sana, justru ini yang pengin dengar dan tahu, apa saja yang akan dilakukan beliau untuk menarik hati teman-teman.
Jujur, agak susah memang pilihannya ketika Pak Ridwan Kamil mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta. Teman-teman Jakmania ingat betul secara historical, ketika Persib main final di Jakarta ketika Piala Presiden seperti apa, lalu bagaimana pernyataan saat menjadi Wali Kota dan Gubernur soal Persib. Itu memang masih belum, bahkan sulit untuk diterima. Itu PR besarnya.
Standar apa yang ditetapkan untuk Gubernur DKI Jakarta nanti?
Kalau gubernur yang bagus adalah gubernur yang bisa bawa Persija juara. Itu saja, standarnya itu.
Jakmania diperbolehkan untuk berpolitik?
Jakmania dipastikan tidak berpolitik. Cuma, setiap orang di dalam Jakmania itu kan punya hak politik juga. Masa iya, misal saya sebagai Ketum Jakmania, tidak boleh berpolitik. Cuma, yang penting itu tidak pakai atribut, simbol dan fasilitas organisasi, kan itu sah-sah saja.
Misal, saya sebagai alumni SMA 3, mendukung salah satu paslon, kan sah-sah saja, selama tidak menggunakan atribut Jakmania, walaupun dikenalnya sebagai Ketum Jakmania.
Banyak teman-teman yang salah artikan ketika ada beberapa orang yang mungkin terkenal di Jakmania, lalu menunjukkan sikap politik, maka dianggap sebagai kalau politik Jakmania ke sini, A, B, atau C. Selama mereka tidak menggunakan atribut, fasilitas organsisasi, maka itu jadi suara pribadi mereka.
Bung Diky maunya seperti apa di Pilkada Jakarta 2024 ini?

Maunya menyenangkan, kita punya pemimpin yang dipilih secara elektoral, fairplay, tidak ada curang-curangan, atau segala macam. Harus benar-benar aspirasi rakyat Jakarta seperti apa.
Pun, memang misal ada calon yang kalah bisa menerima dan mendukung calon yang menang, begitu pun sebaliknya.
Yah, harapan saya sebagai warga Jakarta Pilkada cepetan selesai agar Persija bisa terus bermain di Jakarta dengan aman dan nyaman. Pusing ngomongin Pilkada.
Soal spanduk Ridwan Kamil waktu itu, ada polarisasi gak sih di masyarakat?
Enggak ada perpecahan, itu justru memang hanya orang iseng yang mau tes pasar saja, mau lihat reaksi dari masyarakat. Tetapi, ya, enggak bikin nyaman banget sih.
Ada satu jejak digital yang belum bisa sepenuhnya dimaafkan teman-teman, apa yang pernah dilakukan istrinya Pak Ridwan Kamil, dianggap menghina pemain kami, Ridwan Simanjuntak, hingga teman-teman terafiliasinya ke situ semua.
Dan balik lagi, tim RIDO nih kerja super keras. Bukannya sombong nih, Jakmania itu tidak bisa dianggap enteng hari ini, karena mungkin anggota aktifnya itu di bawah 500 ribu. Tetapi, anggota terdaftarnya itu di atas angka tersebut dan apa yang dilakukan Jakmania itu dapat berdampak besar. Terbukti kan di 2017?
Harapannya seperti apa untuk Gubernur Jakarta nanti?
Kalau dari Jakmania mintanya sih siapa pun yang akan menjadi gubernur nanti bagaimana caranya bisa memastikan agar Persija bisa terus bermain di Jakarta.
Kemudian, bagaimana caranya untuk membantu Persija untuk lebih hebat lagi, itu bagaimana? Karena, kalau kita ke Paris, ya orang sudah kenal PSG dan orang lihatnya keren aja. Minimal, nanti setiap orang yang ke Jakarta itu beli oleh-olehnya jersey Persija.
Seberapa besar pengaruh Persija dan Jakmania dalam Pilkada?
Balik lagi, soal pas Persija juara 2018, yang Pak Anies di atas apa segala macam, ya sepak bola memang sebegitu menyenangkannya saat itu.
Ketika Persija juara, popularitasnya Pak Anies kan jadi naik sedemikian rupa. Jadi, tim RIDO tuh jadi satu frekuensi sama kita saat ini, sebegitu pentingnya sepak bola hari ini, dan sebegitu pentingnya Persija dan Jakmania di Pilkada Jakarta saat ini.
Bisa dikatakan handicap yang paling besar dari tim RIDO ini mengenai sepak bola. Kalau masalah lain, selesai. Handicap ini masalah sepak bola doang nih, dan ada satu hal menjadi garis itu dan itu yang menurut ku, selamat bekerja keras deh.