Timo: Timnas Putri Bisa ke Piala Dunia Lebih Cepat, tapi Ada Syaratnya

- Timo Scheunemann fokus mengembangkan sepak bola putri Indonesia.
- Dia akan memilih 24 pemain terbaik untuk turnamen internasional di Singapura.
- Turnamen All-Stars menggunakan format 7vs7 dengan sistem pertandingan setengah kompetisi.
Jakarta, IDN Times - Eks pelatih Timnas Putri Indonesia, Timo Scheunemann, menaruh perhatian besar dalam mengembangkan sepak bola putri. Dia sepakat Garuda Pertiwi punya potensi lebih ketimbang tim laki-laki lolos ke ajang bergengsi Piala Dunia.
Namun demikian, ada bebera syarat yang harus dipenuhi, mengingat negara lain pasti juga melakukan hal serupa, meningkatkan sepak bola putri.
“Saya rasa Pak Viktor Hartono tak bilang mudah. Maksudnya, kita tak harus mengalahkan Amerika Serikat yang kita tahu dewanya sepak bola putri untuk ke Piala Dunia. Nah, kalau laki-laki lebih kompetitif. Negara lain juga terus mengembangkan diri,” kata Timo.
1. Pemain muda menunjukkan potensi besar
Timo merasa, potensi sepak bola putri Indonesia cukup besar. Alhasil, dia getol blusukan atau ikut memantau talenta-talenta di daerah, baik melalui turnamen atau eksebisi.
Kini, dia dipercaya jadi Pelatih Kepala untuk pengembangan sepak bola putri. Juru taktik yang memegang lisensi kepelatihan UEFA A di Koeln, Jerman sejak tahun 2007 ini akan membawahi pemain potensial di program MilkLife Soccer Extra Training.
Program itu merupakan lanjutan dari kompetisi MilkLife Soccer Challenge. Para pemain terbaik di kompetisi tersebut, dipilih untuk mendapatkan pembinaan dalam peningkatan kemampuan.
2. Sepak bola putri mulai dari nol

Timo bakal memilih 24 pemain terbaik yang bakal dibawa mentas di turnamen international yang berlangsung di Singapura April mendatang.
“Walau merasa masih belum maksimal, para pemain yang mentas nanti dipastikan memiliki potensi dan kualitas menjanjikan, kata Timo.
Timo cukup tercengang, karena turnamen sepak bola level usia dini sangat sulit digelar. Kini, MilkLife Soccer Challenge justru bisa jadi wadah bagi srikandi belia mengejar mimpi jadi pemain sepak bola.
“Sepak bola putri kita betul-betul di level satu atau starting point, namun demikain saya lihat talenta yang didapat sudah melebihi ekspektasi,” kata Timo dengan nada optimistis.
Turnamen ini juga menggaet guest star yang merupakan pemain dari Sekolah Sepak Bola (SSB) pilihan tim talent scouting. Kehadiran atlet belia ini bertujuan untuk menambah nilai kompetitif serta meningkatkan akselerasi peserta jebolan MilkLife Soccer Challenge. Adapun dalam satu tim terdapat maksimal dua guest star.
3. Aturan turnamen memperebutkan juara nasional

Turnamen All-Stars ini mengadopsi format 7vs7 dengan sistem pertandingan setengah kompetisi (fase grup, knockout, semifinal, dan final). Durasi permainan 2x15 menit dan jeda istirahat selama 5 menit.
Setiap tim diperkuat 14 pemain (termasuk cadangan), 3 pelatih (termasuk ofisial), dan 1 kitmen dengan ketentuan setiap peserta yang didaftarkan harus turut bermain. Luasan lapangan 50x35 meter dan gawang berukuran 2 x 5 meter.
“Dengan hadirnya turnamen-turnamen di berbagai jenjang usia ini, diharapkan dapat mendorong para stakeholder seperti sekolah sepak bola (SSB), pegiat sepak bola hingga federasi untuk bersama-sama memiliki semangat tinggi mengembangkan cabang olahraga ini. Sehingga di waktu yang tidak lama lagi, kita memiliki banyak pesepak bola putri berbakat yang siap menjadi srikandi pembela Indonesia di kancah dunia,” kata Teddy menegaskan.