Tinggal Menghitung Hari, Piala Dunia 2022 Masih Undang Kritik

Jakarta, IDN Times - Penyelenggaraan Piala Dunia 2022 di Qatar tinggal menghitung hari. Namun, kritik terhadap pesta sepak bola terbesar dunia itu masih mengundang kontroversi dan kritik dari sejumlah elemen, termasuk pemain.
Terbaru, duo Manchester United, Bruno Fernandes dan Christian Eriksen, mengkritik penyelenggaraan Piala Dunia 2022 di Qatar. Keduanya percaya kalau ajang empat tahunan yang akan dimulai 20 November 2022 nanti, bisa dilakukan dan dipersiapkan dengan lebih baik.
"Piala Dunia seharusnya bisa diselenggarakan dengan cara yang lebih baik," ungkap Bruno dilansir BBC Sport.
1. Tidak senang dengan apa yang terjadi

Piala Dunia 2022 di Qatar memang diselimuti isu-isu di luar sepak bola, mulai dari politik, HAM, kesetaraan gender, dan lainnya.
Februari 2021 silam, sebanyak 6.500 pekerja di Qatar dilaporkan telah meninggal. Hal itu terjadi setelah Qatar diumumkan telah menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.
Insiden ini memancing sejumlah pihak untuk berkomentar. Mereka curiga kalau orang-orang yang meninggal disebabkan karena kurangnya standar keselamatan dan perhatian dari otoritas Qatar dalam proyek Piala Dunia 2022.
"Kami tahu apa yang terjadi dalam beberapa pekan, hingga bulan, terakhir di Piala Dunia, tentang orang-orang tewas dalam pembangunan stadion. Kami sama sekali tidak senang dengan hal itu," ujar Bruno.
2. Piala Dunia untuk semua orang

Kasus kesetaraan hak juga menjadi pusat perhatian dalam Piala Dunia 2022. Karena adanya aturan hukum yang tegas di Qatar, sejumlah pihak, termasuk kaum LGBTQ khawatir tak bisa menyaksikan keseruan Piala Dunia 2022.
“Ini bukan waktu yang tepat untuk bermain di Piala Dunia. Anak-anak akan bersekolah, orang-orang bekerja. Kami ingin sepak bola untuk semua orang. Setiap orang, tanpa terkecuali, harus dilibatkan dalam Piala Dunia. Piala Dunia lebih dari sepak bola, ini pesta untuk penggemar dan pemain, sesuatu yang menyenangkan untuk ditonton," kata Bruno.
3. Tak bisa berbuat banyak

Tak hanya Bruno, protes juga dilayangkan Eriksen. Dia sangat tidak setuju dengan apa yang telah terjadi di Qatar. Meski demikian, dia mengaku tidak bisa berbuat banyak karena itu bukan kapasitasnya sebagai seorang pesepak bola.
"Banyak yang telah terjadi. Ada banyak fokus yang telah tertuju pada bagaimana dan mengapa itu terjadi di Qatar. Saya tidak setuju, tetapi kami adalah pesepak bola dan hanya bermain sepak bola," ujar pemain Timnas Denmark itu.