Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Yassine Kechta, Alumnus Akademi Le Havre yang Gebrak Ligue 1

Yassine Kechta (instagram.com/hac_foot)

Meski lebih sering berlaga di Ligue 2, liga divisi dua Prancis, akademi sepak bola Le Havre sejak lama dikenal sebagai produsen pemain-pemain cemerlang. Paul Pogba, Lassana Diarra, Riyad Mahrez, dan Dimitri Payet termasuk di antaranya. Bila mengikuti turnamen Piala Dunia U-17 2023 beberapa waktu lalu, Le Havre ternyata mengambil bagian. Tepatnya lewat murid akademi mereka yang bernama Paul Argney, yang sukses meraih medali perak dan menyabet gelar Kiper Terbaik di turnamen itu.

Keberhasilan Le Havre menelurkan pemain-pemain berbakat didukung tendensi  konservatif mereka saat menyusun skuad. Dengan dana terbatas, Le Havre lebih banyak merekrut pemain-pemain jebolan sekolah sepak bola mereka sendiri ke tim utama. Pada 2023/2024 ini, Yassine Kechta menjadi alumnus yang menonjol. Beberapa waktu belakangan, seiring terpuruknya performa Le Havre, Pelatih Luka Elsner tampaknya terselamatkan sosok Kechta di lini tengah.

Terbaru, ia mencetak brace pada lanjutan Ligue 1 melawan RC Strasbourg Sabtu lalu (4/5/2024). Itu jadi 3 poin penting bagi Le Havre yang setidaknya mengamankan posisi 1 peringkat di atas zona degradasi. Siapa Kechta dan apa saja kontribusinya untuk Le Havre selama 2 musim terakhir? Seperti apa pula prospek kariernya ke depan? Ini secuplik profil alumnus akademi Le Havre asal Maroko itu.

1. Yassine Kechta baru bergabung dengan tim utama pada 2022 saat masih berlaga di Ligue 2

Yassine Kechta (twitter.com/Ligue1_ENG)

Seperti Riyad Mahrez, Yassine Kechta adalah bocah imigran kelahiran Paris kesekian yang ditarik Le Havre untuk bergabung dengan akademi mereka. Dilansir liputan Karan Tejwani untuk The Guardian, Le Havre memang berusaha memprioritaskan talenta lokal, tetapi tak menutup pintu untuk pemain dari luar kota. Namun, mereka memastikan jarak kota asal murid akademi mereka tak lebih dari 2—3 jam perjalanan karena faktor usia. Paris masuk dalam rentang jarak itu dan jadi salah satu kota penyumbang murid akademi Le Havre.

Spesifik untuk kasus Kechta, ia bergabung dengan tim U-19 Le Havre pada usia 14 tahun dari Paris FC. Setelah 3 tahun, ia promosi ke tim kedua dan akhirnya bergabung dengan tim utama Le Havre pada 2022, pas ketika ia masuk usia 20. Pada 2022/2023, Kechta yang debut di tim utama langsung jadi pilihan reguler Luka Elsner dan turut berkontribusi dalam keberhasilan timnya meraih juara Ligue 2 musim itu.

2. Sempat didera cedera, Luka Elsner kembali memercayainya jadi starter reguler musim ini

Yassine Kechta (instagram.com/hac_foot)

Sayangnya, menjelang berakhirnya periode kompetisi 2022/2023, Yassine Kechta didera cedera tulang betis yang memaksanya mengakhiri musim lebih awal. Pada awal musim 2023/2024, Kechta yang dinyatakan pulih tak serta merta ditunjuk bermain penuh waktu. Luka Elsner menaruh kepercayaan pada beberapa pemain tengah yang lebih berpengalaman, macam Rassoul Ndiaye, Daler Kuzyaev, dan Abdoulaye Touré. 

Selama beberapa waktu, Kechta harus puas jadi pemain pengganti. Hingga akhirnya taktik pragmatis Luka Elsner tak lagi efektif dan membahayakan posisi mereka di liga kasta tertinggi Prancis tersebut. Itu dipicu pula oleh hengkangnya Nabil Alioui yang selama ini jadi tonggak Le Havre di lini depan. Pada pertengahan musim 2023/2024, Elsner pun mencoba beberapa variasi rotasi, termasuk memainkan Kechta sebagai starter. Itu ternyata jadi sebuah keputusan tepat.

Menurut statistik Soccerment, Yassine Kechta masuk sebagai pemain dengan pergerakan paling versatile di Le Havre bersama Kuzyaev. Mereka piawai melakukan through-ball dan one-two pass untuk mempertahankan kepemilikan bola serta aktif membantu pertahanan lewat duel. Bedanya, Kechta lebih aktif menciptakan peluang dan upaya tembakan ke gawang, sesuatu yang amat dibutuhkan Le Havre yang dikenal tak begitu produktif mencetak gol.

3. Brace-nya saat lawan Strasbourg berpotensi menyelamatkan Le Havre dari ancaman relegasi

Yassine Kechta (instagram.com/hac_foot)

Butuh poin untuk bertahan di Ligue 1, Luka Elsner tampaknya sadar kalau Yassine Kechta adalah aset penting untuk timnya. Pada beberapa laga terakhir dan krusial Le Havre, Kechta dipilih jadi starter menggantikan pemain tengah yang lebih jago bertahan ketimbang menciptakan peluang seperti dirinya. Elsner bahkan tak ragu menduetkannya dengan gelandang muda lain macam Oussama Targhalline. Duet pemain muda Maroko itu ternyata membawa perubahan untuk Le Havre. 

Kecepatan Targhalline dan Kechta jadi momok bagi lawan Le Havre pada beberapa laga terakhir. Itu termasuk saat mereka berhasil mencuri poin pada laga kontra Paris Saint-Germain (PSG) dan RC Strasbourg setelah menelan kekalahan beruntun. Puncaknya, Kechta berhasil menciptakan brace saat Le Havre membungkam RC Strasbourg 3-1 dan membantu timnya mengantongi tiga poin tambahan. Poin itu setidaknya memperbesar jarak mereka dengan FC Metz yang jadi rival terdekat di klasemen sementara Ligue 1 2023/2024.

Hanya ada dua pertandingan tersisa di Ligue 1 musim ini dan menghindari kekalahan adalah satu-satunya opsi bagi Le Havre bila ingin bertahan di liga utama Prancis. Akankah Kechta jadi juru selamat timnya dari ancaman relegasi? Kita lihat aksinya 2 minggu ke depan!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Ayu Silawati
EditorDwi Ayu Silawati
Follow Us