Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Gejala Kerusakan Parah pada Hard Disk, Solusinya Ganti Baru!

Hard disk drive atau HDD adalah komponen penyimpanan PC yang bisa rusak kapan saja. (unsplash.com/Frank R)
Hard disk drive atau HDD adalah komponen penyimpanan PC yang bisa rusak kapan saja. (unsplash.com/Frank R)

Komponen penyimpanan pada PC sudah berteknologi canggih melalui produk solid-state drive (SSD) berjenis SSD 2,5 inci, M.2 SATA, dan NVMe. Komponen penyimpanan model SSD memang tergolong ringkas dan jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan hard disk drive atau HDD. Bahkan, sampai saat ini, kecepatan transfer data yang bisa dilakukan oleh HDD masih jauh lebih lambat dari SSD karena adanya putaran spindle.

Namun, faktanya, masih banyak pengguna PC yang menggunakan hard disk untuk komponen penyimpanan karena HDD membawa beberapa kelebihan. Selain berharga lebih murah, banyak orang percaya bahwa kualitas HDD bisa lebih tahan lama kalau dijaga dan dirawat dengan baik.

Well, kali ini, kita akan membahas gejala kerusakan pada HDD yang sayangnya bisa muncul secara mendadak. Nah, perhatikan beberapa ciri khas yang menandakan kerusakan pada HDD di bawah ini, ya.

1. Sulit melakukan copy paste, bahkan sering gagal

ilustrasi hard disk atau HDD konvensional untuk PC (unsplash.com/Nick van der Ende)
ilustrasi hard disk atau HDD konvensional untuk PC (unsplash.com/Nick van der Ende)

Kerusakan hard disk bisa ditandai dengan kemampuannya untuk melakukan salin tempel atau copy paste. Jika HDD sudah makin sulit untuk melakukan copy paste dan bahkan tidak bisa sama sekali, kemungkinan HDD milikmu mengalami bad sector, seperti dijelaskan dalam laman EaseUS.

Bad sector sendiri menjadi kerusakan HDD yang paling umum dijumpai. Kondisi ini menyebabkan HDD tidak bisa diakses sama sekali sehingga proses penyimpanan data pun bakal gagal total. Kerusakan ini disebabkan oleh masalah hardware yang biasanya tidak bisa diperbaiki. Jika sudah 100 persen bad sector, mengganti HDD baru adalah pilihan satu-satunya.

2. Bunyi berisik dari dalam hard disk

ilustrasi membongkar PC (unsplash.com/JESHOOTS.COM)
ilustrasi membongkar PC (unsplash.com/JESHOOTS.COM)

Hard disk yang terlalu berisik dan bersuara tidak wajar mungkin menjadi tanda kerusakan fisik yang wajib diperiksa. Komponen dalam hard disk atau HDD memang tergolong unik dan tidak begitu tahan terhadap benturan. Selain itu, posisi komponen, seperti cakram (platter) dan motor utama (spindle), dapat sedikit bergeser atau mengalami masalah.

Normalnya, HDD yang bekerja keras memang mengeluarkan suara halus dan nyaris tidak terdengar. Kalau sudah mengganggu pendengaran kita, itu artinya HDD sudah tidak lagi berada di performa yang seharusnya. Bahkan, hard disk yang berumur tua (di atas 7 tahun) bisa menjadi sangat berisik sebelum akhirnya tidak dapat diakses secara penuh.

Ā 

3. Panas tidak wajar meskipun pendingin PC bekerja normal

bagian belakang hard disk (unsplash.com/Gavin Phillips)
bagian belakang hard disk (unsplash.com/Gavin Phillips)

Hard disk yang normal akan bekerja pada temperatur antara 30—50 derajat celsius. Bahkan, dalam kondisi idle dengan sistem pendingin PC yang bagus, temperatur HDD bisa berada di rentang 25—30 derajat celsius. Nah, masalahnya, sering didapati sebuah hard disk memiliki suhu di atas 50 hingga 80 derajat celsius.

Jika sistem pendingin PC normal, tingginya suhu pada hard disk merupakan tanda bahwa komponen tersebut tengah mengalami masalah atau kerusakan. Dilansir Data Hoards, HDD dengan kerusakan komponen motor dan cakram akan menyebabkan panas berlebih. Kalau memang usianya sudah di atas 7 tahun, ada kemungkinan HDD tersebut sudah minta diganti baru.

4. Kondisi health pada HDD yang menurun secara drastis

Memeriksa kesehatan komponen PC bisa dilakukan dengan pemasangan software khusus. (unsplash.com/Balkouras Nicos)
Memeriksa kesehatan komponen PC bisa dilakukan dengan pemasangan software khusus. (unsplash.com/Balkouras Nicos)

Kamu bisa cek kondisi hard disk pada software bernama Hard Disk Sentinel, Seagate Seatools, DiskCheckup, atau HD Tune. Biasanya, HDD yang masih normal dan layak dipakai akan menunjukkan kondisi health di atas 75 persen. Bahkan, HDD dengan kualitas bagus memiliki health 100 persen dalam kurun waktu yang cukup lama.

Makin parah kerusakan yang dialami sebuah hard disk, makin rendah pula kapasitas health-nya. Kalau sudah berada di bawah 50 persen, ada baiknya kamu mempertimbangkan mengganti HDD baru supaya data-data milikmu aman dan mudah diakses kapan saja. Oh, ya, sebaiknya beli hard disk sesuai kapasitas dan jenisnya, ya.

5. Performa komputer terasa sangat lambat

HDD bermasalah dapat menyebabkan performa PC menjadi lambat. (unsplash.com/Artiom Vallat)
HDD bermasalah dapat menyebabkan performa PC menjadi lambat. (unsplash.com/Artiom Vallat)

Meski sudah beralih ke SSD, ada banyak pengguna PC yang masih menggunakan HDD sebagai media penyimpanan. Kalau dirawat dan dijaga dengan baik, HDD sanggup bekerja optimal selama bertahun-tahun, bahkan bisa menyentuh 15 tahun masa pemakaian. Namun, jika diambil rata-rata, usia pemakaian hard disk normal ada di rentang 7—10 tahun.

Nah, kalau HDD sudah berulang kali membuat PC kita berperforma lemot dan gak seperti dulu lagi, mengganti HDD baru dapat dijadikan solusi jitu. Membuka file besar, seperti game atau film, membutuhkan jeda waktu karena putaran piringan di HDD memang hanya berada di angka 4.900 rpm sampai 7.200 rpm. Makin sering digunakan, kondisi piringan dan spindle (motor) juga makin aus.

So, awet atau tidaknya sebuah hard disk itu tergantung dari bagaimana cara kita menggunakannya. Itu sebabnya, untuk menjalankan sistem operasi Windows sudah dibutuhkan SSD karena mampu loading lebih cepat ketimbang HDD. Media HDD saat ini lebih fokus untuk dijadikan ruang penyimpanan bagi file berkapasitas besar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dahli Anggara
EditorDahli Anggara
Follow Us