Kenapa Barang Elektronik Sekarang Tidak Seawet Dulu? Ini 5 Alasannya

Dulu tuh, barang elektronik seperti TV tabung atau ponsel jadul bisa awet bertahun-tahun. Bahkan ada yang masih berfungsi sampai sekarang. Namun, jika melihat barang elektronik zaman sekarang, rasanya umur pakainya jauh lebih singkat. Baru beberapa tahun dipakai, sudah mulai lemot, rusak, atau ketinggalan teknologi. Banyak orang sampai bilang kalau “Barang zaman dulu memang lebih tahan banting.”
Fenomena ini ternyata bukan cuma perasaan kita semata. Ada banyak faktor yang bikin barang elektronik modern cepat rusak atau cepat terasa usang. Mulai dari strategi produsen, kualitas komponen, sampai kebiasaan kita sebagai pengguna. Nah, kenapa barang elektronik tidak seawet dulu? Simak artikel ini sampai tuntas, yuk!
1. Strategi Planned Obsolescence dari produsen

Planned obsolescence adalah strategi di mana produsen sengaja membuat produk yang punya “tanggal kadaluarsa” gak tertulis. Hal ini berarti barang tersebut akan mengalami penurunan kinerja atau teknologinya terasa ketinggalan. Dengan begitu, konsumen terdorong buat beli model terbaru. Cerdik banget, kan?
Contohnya bisa macam-macam, mulai dari baterai yang sulit diganti sampai komponen cepat aus. Terkadang, pembaruan software pun dibuat supaya perangkat lama terasa lebih lambat. Memang terdengar licik, tapi strategi ini sudah jadi rahasia umum di banyak industri elektronik.
2. Kualitas komponen bisa jadi lebih rendah

Biasanya demi menekan biaya produksi dan menjaga harga tetap kompetitif, beberapa produsen memilih menggunakan komponen dengan kualitas yang gak setahan dahulu. Misalnya, casing body yang lebih tipis, plastik yang gampang retak, atau kabel yang cepat aus. Hasilnya, barang memang terlihat modern dan ringan, tapi ketahanannya jadi berkurang drastis.
Kualitas komponen yang lebih rendah ini bikin umur pakai produk jadi lebih singkat. Kadang, meski teknologi di dalamnya canggih, fisik barangnya sudah lebih dulu bermasalah. Apalagi kalau pemakaiannya intens, kerusakan bisa datang lebih cepat dari yang kita kira.
3. Pembaruan perangkat lunak yang memperlambat kinerja

Update software biasanya bertujuan meningkatkan keamanan dan menambah fitur baru. Namun di sisi lain, pembaruan ini sering bikin perangkat lama terasa lebih berat dan lemot. Hal ini terjadi karena software baru biasanya dirancang buat perangkat generasi terbaru yang punya spesifikasi jauh lebih tinggi.
Pada akhirnya, pengguna perangkat lama jadi merasa gak nyaman dan tergoda buat ganti ke model terbaru. Padahal, secara fisik perangkatnya masih baik-baik saja. Hanya saja, kinerjanya sudah kalah cepat sama teknologi terbaru. Apakah kamu mengalami hal ini juga?
4. Lebih banyak komponen elektronik sensitif

Barang elektronik sekarang dipenuhi berbagai komponen canggih. Mulai dari sensor, layar sentuh, hingga chip berteknologi tinggi. Fitur-fitur ini memang bikin perangkat lebih pintar dan praktis, tapi juga membuatnya lebih rentan rusak kalau terkena benturan, panas berlebih, atau kelembapan.
Beda dengan barang elektronik jadul yang komponen di dalamnya lebih sederhana dan cenderung tahan banting. Perangkat modern tuh punya bagian-bagian kecil yang lebih sensitif. Sekali rusak, biasanya butuh servis khusus yang biayanya gak murah atau malah disarankan buat beli baru sekalian.
5. Kebiasaan konsumen suka ganti baru

Sekarang ini, ganti gadget atau perangkat elektronik bukan cuma soal kebutuhan doang, tapi juga gaya hidup. Banyak orang tergoda beli model terbaru karena desainnya lebih keren atau fiturnya lebih canggih, padahal barang lama masih berfungsi dengan baik. Tren ini bikin produsen semakin percaya diri membuat produk dengan umur pakai yang lebih singkat.
Selain itu, perkembangan teknologi yang cepat membuat perangkat lama terasa ketinggalan zaman hanya dalam beberapa tahun. Alhasil, barang elektronik jarang dipakai sampai benar-benar rusak. Kenapa? Karena kita sudah keburu tergoda buat upgrade ke versi yang lebih baru.
Jadi, kalau sekarang barang elektronik terasa gak awet seperti dulu, itu hasil dari banyak faktor. Entah itu kombinasi dari strategi produsen, kualitas komponen, perkembangan teknologi, sampai kebiasaan kita sendiri sebagai konsumen. Memang sulit menghindari perubahan ini, ya. Jadi, mulai pertimbangkan supaya lebih bijak dalam merawat barang elektronik kamu sebaik mungkin, ya!