CEO dan Founder Nvidia, Jensen Huang memuji ponsel lipat tiga layar Huawei Mate XT. Dia menyebut bahwa handset lipat tiga layar pertama di dunia ini sebagai kreasi yang luar biasa.
Huang menggunakan perangkat yang dapat dilipat tiga ini selama beberapa menit dan merasakan ketahanan lipatannya, mengutip dari situs resmi Huawei.
Huang baru-baru ini menghadiri event Spring Festival Appreciation Party Nvidia di Beijing, China. Dalam acara tersebut, pria usia 62 tahun itu mengungkapkan kecintaannya pada budaya negeri Tirai Bambu.
Dia juga menjelajahi handset Huawei Mate XT, memuji perangkat karena desainnya yang unik dan inovatif. Smartphone yang dapat dilipat tiga itu ia nobatkan "luar biasa dan juga sulit dipercaya”.
Eksekutif Nvidia tersebut menyebutkan bahwa ia suka membaca buku, praktis handset yang dapat dilipat tiga ini akan menawarkan kenyamanan yang luar biasa untuk membaca dan menonton film.
Sementara itu, layarnya yang besar akan memberikan pengalaman menonton yang nyaman dalam setiap aspek, terutama dalam pekerjaan kantor.
Huang juga membandingkan Mate XT dengan smartphone biasa dan mengatakan bahwa kedua handset tersebut hampir sama, menyiratkan bahwa smartphone ini sangat cocok untuk tugas-tugas sehari-hari.
Mate XT yang dapat dilipat tiga kali ini diluncurkan pada bulan September tahun lalu. Perangkat ini mendapatkan predikat ponsel lipat tiga pertama di dunia, meninggalkan Samsung dalam perlombaan ini.
Gawai ini menggunakan teknologi engsel ganda pertama, menawarkan fitur kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) baru dan mengejutkan pengguna dengan tampilan berbentuk Z.
Diklaim juga gadget ini dapat dengan mudah memukau semua orang karena karakteristik pelipatan tiga layarnya yang mengesankan. Ini memberikan kesan yang lebih cerdas dan lebih premium dalam genggaman setiap penggunanya.
Huang juga berbicara tentang program-program lain dalam acara tersebut, seperti alat musik klasik, drama tradisional China dan pertunjukan lainnya. Selama acara berlangsung, dia mengungkapkan rahasia di balik jaket kulit khasnya, dengan mengatakan bahwa pakaian khasnya tersebut merupakan hadiah dari istrinya.