Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Kekurangan PC All-in-One, Pertimbangkan Sebelum Membeli

ilustrasi iMac (pixabay.com/Firmbee)
ilustrasi iMac (pixabay.com/Firmbee)

PC all-in-one menjadi semakin populer akhir-akhir ini. Tentu saja, ini karena PC all-in-one memiliki berbagai kelebihan, salah satunya dari desainnya yang dianggap lebih menarik daripada PC tradisional.

Namun, di balik tampilannya yang elegan, PC all-in-one juga memiliki berbagai kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Di sini, kita akan membahas beberapa kekurangan dari PC all-in-one.

1. Masa pakai lebih singkat

Tanda PC Perlu Factory Reset (unsplash.com/Anthony Tedja)
Tanda PC Perlu Factory Reset (unsplash.com/Anthony Tedja)

Masa pakai adalah salah satu masalah utama dari banyak PC all-in-one. Karena proses perakitannya rumit dan terbatas pada area tertentu, masa pakai PC all-in-one cenderung lebih singkat.

Tidak seperti PC tradisional di mana kamu dapat dengan mudah mengganti komponen yang rusak, kamu tidak bisa mengganti komponen PC all-in-one. Jadi, umur PC all-in-one umumnya lebih pendek daripada PC tradisional.

2. Pilihan yang terbatas

ilustrasi iMac (pixabay.com/Firmbee)
ilustrasi iMac (pixabay.com/Firmbee)

Siapa pun yang ingin membeli PC all-in-one harus mau berkompromi dengan pilihannya. Pasalnya, perusahaan telah membuat PC all-in-one siap pakai dengan konfigurasi tertentu. Artinya, pengguna tidak dapat memilih prosesor, kapasitas HDD, SSD, atau RAM sesuai dengan kebutuhannya.

Jadi, kalau kamu membutuhkan PC dengan spesifikasi tertentu, kamu akan lebih cocok menggunakan PC tradisional. Sebab, PC tradisional dapat dirakit sendiri dan mudah di-upgrade.

3. Ketika ada komponen yang bermasalah, semuanya akan terpengaruh

ilustrasi PC (pexels.com/Karol D)
ilustrasi PC (pexels.com/Karol D)

Segala sesuatu dalam sistem dirancang sedemikian rupa untuk memastikannya dapat bekerja dengan baik dalam monitor yang ramping. Namun, saat ada komponen yang bermasalah, seluruh kinerja PC all-in-one akan terhambat .

Misalnya, dalam hal monitor. Pada PC tradisional, jika monitornya rusak, kamu dapat dengan mudah menggantinya dan perangkat dapat kembali digunakan seperti semula Namun, pada PC all-in-one, jika monitornya rusak, maka seluruh perangkat tidak dapat digunakan. Kamu mungkin dapat memperbaikinya, tetapi biayanya jauh lebih mahal daripada harga monitor baru.

4. Sulit di-upgrade

ilustrasi PC all-in-one (pexels.com/Mikael Blomkvist)
ilustrasi PC all-in-one (pexels.com/Mikael Blomkvist)

Setelah digunakan selama beberapa tahun, komponen PC akan usang dan menunjukkan penurunan performa. Dalam hal ini, kamu perlu mengganti komponen yang usang untuk mengembalikan performanya menjadi seperti semula.

Sayangnya, mengganti komponen lama dengan yang baru bukanlah hal mudah bagi PC all-in-one. Bahkan, beberapa komponen disolder ke motherboard, sehingga tidak dapat diganti atau ditingkatkan oleh pengguna. Artinya, setelah beberapa tahun penggunaan, kamu harus puas dengan performanya yang mulai menurun.

5. Kurang kuat

ilustrasi PC all-in-one (unsplash.com/Fernando Hernandez)
ilustrasi PC all-in-one (unsplash.com/Fernando Hernandez)

Desain PC all-in-one yang sederhana dan ramping mungkin tampak bermanfaat, tetapi secara alami membuat perangkat kurang bertenaga. Saat produsen berusaha memasukkan semuanya ke dalam unit yang kecil untuk mengambil lebih sedikit ruang, mereka sering terpaksa meninggalkan beberapa komponen kunci. Pada akhirnya, ini akan mengorbankan kinerja.

Seringkali, PC all-in-one memiliki prosesor dan chip grafis yang kurang kuat. Mereka juga sering mengalami panas yang berlebihan karena memiliki lebih sedikit ruang untuk aliran udara.

6. Harga dan biaya perbaikan lebih mahal

Ilustrasi menghitung uang (pexels.com/Alexander Mils)
Ilustrasi menghitung uang (pexels.com/Alexander Mils)

Selain kurangnya kinerja, PC all-in-one juga datang dengan harga yang lebih mahal. Jadi, kamu tidak hanya akan memiliki ruang penyimpanan dan kecepatan pemrosesan yang terbatas, tetapi juga membayar lebih untuk semuanya. 

Harga pembelian awal bukan satu-satunya aspek mahal dari PC all-in-one, biaya perbaikannya juga mahal. Ini utamanya karena sulitnya mendapatkan suku cadang pengganti.

7. Tidak terlalu bagus untuk bermain game

ilustrasi bermain game (unsplash.com/AronPW)
ilustrasi bermain game (unsplash.com/AronPW)

PC all-in-one tidak cocok untuk menjalankan game. Alasannya, untuk menjalankan game kelas atas, komputer memerlukan penyimpanan dan RAM dengan kapasitas yang besar. Hal ini tidak dimiliki oleh PC all-in-one sehingga perangkat ini tidak mampu mendukung aktivitas gaming.

Jadi, sebelum membeli PC all-in-one, pertimbangkan terlebih dulu apakah kamu siap dengan semua kekurangan ini.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
Eka Amira Yasien
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us