Kenapa Xiaomi Menghapus Opsi Grid 4x7 di HyperOS? Ini Penjelasannya!

- Perubahan desain menuju "Alive Design" dengan fokus pada konsistensi visual dan struktur tata letak yang lebih terkontrol.
- Mengapa grid 4x7 tidak lagi sesuai standar HyperOS karena ketidaksesuaian dalam perhitungan grid dan kebutuhan teknis sistem operasi.
- Penghapusan grid 4x7 berhubungan dengan faktor teknis, performa, dan dampaknya terhadap pengguna POCO Launcher.
Xiaomi membuat banyak penggunanya bertanya-tanya setelah pembaruan terbaru HyperOS System Launcher menghapus sejumlah opsi tata letak yang sebelumnya cukup diminati, termasuk konfigurasi 4x7. Langkah ini terasa mengejutkan karena grid 4x7 dinilai memberikan keseimbangan yang nyaman antara tampilan visual dan aspek ergonomis, terutama pada smartphone berlayar besar. Melansir XiaomiTime, Senin (24/11/2025), konfigurasi tersebut dianggap banyak pengguna sebagai kompromi antara kerapatan ikon dan kemudahan navigasi.
Meski begitu, keputusan ini bukan diambil tanpa pertimbangan. Xiaomi tengah mengarahkan HyperOS untuk memiliki identitas yang lebih seragam di seluruh perangkat, mulai dari smartphone, tablet, hingga sistem kendaraan. Untuk mencapai hal tersebut, XIaomi perlu menyederhanakan tata letak yang selama ini beragam. Kira-kira, apa alasan utama di balik penghapusan opsi grid 4x7 di HyperOS? Berikut penjelasannya!
1. Perubahan desain menuju "Alive Design"

Saat bertransisi dari MIUI ke HyperOS, Xiaomi memperkenalkan filosofi desain baru yang disebut Alive Design. Pendekatan ini berfokus pada konsistensi visual mulai dari jarak antarelemen, ritme animasi, hingga kesesuaian widget di berbagai perangkat. Untuk menjaga semua aspek tersebut tetap stabil, HyperOS membutuhkan struktur tata letak yang lebih terkontrol. Opsi grid fleksibel seperti 4x7 dan 5x6 dianggap tidak lagi ideal karena menambah kompleksitas dalam perhitungan animasi dan penempatan widget.
Atas dasar itu, Xiaomi memutuskan untuk menyederhanakan pilihan grid menjadi dua profil utama, yaitu Standard 4x6 dan Dense 5x9. Kedua konfigurasi ini dipandang paling sesuai dengan mekanisme widget terbaru, desain folder interaktif, dan fitur Super Island yang menuntut keseragaman komposisi visual. Berkat penerapan grid yang lebih baku, HyperOS bisa menjaga koordinat layar tetap konsisten di seluruh perangkat. Langkah ini sekaligus menjadi solusi atas berbagai masalah fragmentasi layout yang kerap muncul pada era MIUI.
2. Mengapa grid 4x7 tidak lagi sesuai standar HyperOS?

Meski grid 4x7 banyak digemari karena memberikan keseimbangan visual pada perangkat berlayar besar, konfigurasi ini ternyata tidak lagi selaras dengan kebutuhan teknis HyperOS. Tata letak tujuh baris menciptakan ketidaksesuaian dalam perhitungan grid, terutama untuk widget 2x2 atau 4x2 yang membutuhkan struktur baris tertentu agar ukuran dan proporsinya tetap stabil. Ketidakseimbangan rasio ini bisa membuat elemen visual tampil kurang presisi.
Xiaomi menemukan bahwa struktur 6 atau 9 baris jauh lebih ideal untuk elemen-elemen yang scalable. Pengaturan ini penting untuk menjaga konsistensi visual widget besar, folder interaktif, dan area aman di bagian atas layar yang menjadi ruang kerja fitur Super Island. Fitur ini membutuhkan ruang dan proporsi tetap agar animasi dinamisnya dapat bergerak. Karena itu, mempertahankan grid 4x7 justru dapat membebani sistem karena tidak mendukung stabilitas layout yang dibutuhkan HyperOS.
3. Penghapusan grid 4x7 berhubungan dengan faktor teknis

Selain aspek desain, penghapusan tata letak ini juga berhubungan dengan kebutuhan performa. Sistem operasi tersebut kini mengandalkan algoritma penataan baru yang dirancang untuk menjaga kelancaran animasi di berbagai perangkat, termasuk seri REDMI dan POCO yang memiliki keterbatasan GPU. Pada smartphone mid-range dan entry level, penggunaan grid yang terlalu padat atau tidak memiliki standar yang jelas berpotensi menimbulkan frame drop. Kondisi ini biasanya muncul saat beberapa efek visual aktif bersamaan, seperti blur, perbesaran folder, hingga animasi Super Island.
Untuk mengatasi hal tersebut, Xiaomi membatasi opsi grid menjadi dua profil yang lebih stabil demi menjaga animasi tetap mulus di 90Hz atau 120Hz pada lebih banyak model. Penyederhanaan ini juga membantu mencegah benturan antar elemen visual yang bisa memperlambat kinerja sistem. Hasilnya, pengalaman penggunaan menjadi lebih responsif di seluruh seri perangkat Xiaomi.
4. Dampak penghapusan grid terhadap pengguna POCO Launcher

Pengguna HP POCO kemungkinan merasakan perubahan ini karena launcher yang mereka gunakan memiliki basis kode berbeda dari System Launcher HyperOS. Meski perangkat POCO sudah menjalankan HyperOS, logika grid dan mesin animasinya tidak sepenuhnya mengikuti standar yang digunakan pada perangkat Xiaomi lainnya. Selain itu, modul Recents di HyperOS terintegrasi langsung bersama launcher bawaan sehingga gesture system tidak selalu bekerja optimal jika memakai POCO Launcher. Kondisi ini membuat berkurangnya opsi grid menjadi lebih terasa bagi pengguna POCO.
Penghapusan tata letak 4x7 oleh Xiaomi merupakan hasil dari keputusan arsitektur yang selaras terkait visi HyperOS, yakni desain terpadu di seluruh ekosistem. Meski beberapa pengguna mungkin lebih menyukai tata letak yang lama, perubahan ini turut mendukung evolusi jangka panjang ekosistem HyperOS. Xiaomi dapat menjaga konsistensi penempatan widget, memperhalus animasi sistem, dan menjaga stabilitas performa pada berbagai kelas perangkat dengan mempersempit pilihan layout. Kalau kamu sendiri, apakah setuju dengan penghapusan grid ini?


















