Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Fortnite Kurang Populer di Indonesia, Kalah Bersaing?

ilustrasi game Fortnite (dok. Epic Games/Fortnite)

Fortnite merupakan game battle royale yang sangat populer di seluruh dunia. Game besutan Epic Games ini telah menjadi budaya populer karena telah dimainkan banyak YouTuber dan streamer internasional. Tak heran jika Fortnite begitu digandrungi karena game ini memang begitu menantang dan adiktif.

Akan tetapi, Fortnite kurang populer di kalangan gamer Indonesia. Ya, meski terkenal di berbagai negara, ternyata popularitas Fortnite di Indonesia masih tersaingi oleh game PC lainnya seperti Valorant atau Apex Legends. Mengapa bisa terjadi demikian?

1. Gamer Indonesia banyak yang menyukai game mobile

PUBG Mobile di HP (unsplash.com/screenpost)

Fortnite adalah game yang ada di PC dan konsol. Sedangkan sebagian gamer di Indonesia masih menggunakan HP. Itu membuat penggemar game di Indonesia lebih menyukai game mobile seperti Mobile Legends, PUBG Mobile, Free Fire, dan yang lainnya. Fortnite memang hadir di Android dan iOS, tapi membutuhkan perangkat dengan spesifikasi tinggi, dan juga tidak ada di Play Store. Fortnite versi mobile dirilis secara terbatas dan hanya bisa berjalan di perangkat tertentu. 

2. Persaingan dengan game kompetitif lainnya

Valorant, salah satu game saingan Fortnite (dok. Riot Games/Valorant)

Meski sangat populer, tentu saja Fortnite tetap harus bersaing dengan game PC lainnya. Di Indonesia sendiri game PC yang banyak dimainkan adalah Valorant. Game yang diterbitkan oleh Riot Games itu digemari gamer Indonesia karena tidak membutuhkan spesifikasi PC terlalu tinggi untuk memainkannya dengan lancar. Sebenarnya, Fortnite juga tidak memerlukan spesifikasi PC terlalu tinggi agar bisa berjalan dengan lancar. Namun, Valorant tetap saja lebih ramah soal spesifikasi dibandingkan Fortnite

3. Kurangnya YouTuber dan streamer yang memainkan Fortnite

ilustrasi seorang streamer sedang bermain game (freepik.com/dcstudio)

Cukup sedikit pula influencer game Indonesia yang memainkan Fortnite. Mereka lebih sering memainkan game-game seperti Mobile Legends atau game mainstream lainnya. Dengan kata lain, Fortnite juga kurang dilirik oleh influencer karena mungkin mereka tahu jika Fortnite mungkin bakal menghasilkan lebih sedikit penggemar dan penonton. Selain itu, komunitas esports Fortnite di Indonesia juga terbilang kecil.

4. Grafis Fortnite yang terlalu kartunis

ilustrasi grafis Fortnite (dok. Epic Games/Fortnite)

Beberapa orang di Indonesia mungkin kurang menyukai grafis Fortnite karena terlalu kartunis. Gamer tanah air mungkin memang cenderung lebih menyukai grafis yang realistis. Grafis Fortnite memang sengaja dibuat kartunis agar lebih family friendly dan dimainkan oleh semua kalangan meski gameplay-nya sendiri adalah saling membunuh menggunakan senjata.

5. Gameplay Fortnite cukup sulit dimainkan pemula

gameplay Fortnite (youtube.com/pcgamer)

Meski Fortnite dapat dimainkan oleh siapa saja di atas usia 13 tahun. Meski begitu, gameplay Fortnite cukup sulit untuk dikuasai pemula. Ini tentunya berbeda dengan PUBG dan Valorant yang memiliki mekanika gameplay lebih mudah dipahami. Di Fortnite, selain harus saling menyingkirkan lawan dengan senjata, diperlukan juga strategi untuk membangun pertahanan. Mungkin inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa banyak gamer Indonesia enggan bermain Fortnite gara-gara gameplay-nya terlalu kompleks. 

Kurang populer di Indonesia bukan berarti para penggemarnya tidak ada sama sekali. Selain itu, ada sejumlah YouTuber dan streamer lokal yang sering memainkan Fortnite meski memang tidak sebanyak game lainnya. Sebagian gamer konsol Indonesia juga sering bermain Fortnite karena game ini menjadi salah game gratis di berbagai platform, termasuk Xbox Series X/S, Nintendo Switch, dan PS5. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us