Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bermain Video Game Memiliki Efek Tak Terduga pada IQ Anak, Kata Studi

Ilustrasi bermain game (pexels.com/Karolina Kaboompics)
Intinya sih...
  • Studi menemukan bahwa bermain video game dapat meningkatkan kecerdasan anak, meskipun hubungan sebab-akibatnya belum jelas.
  • Anak-anak yang melaporkan menghabiskan lebih banyak waktu bermain video game mengalami peningkatan 2,5 poin IQ di atas kenaikan rata-rata.
  • Walaupun penelitian hanya dilakukan pada anak-anak di AS, hasilnya mendukung gagasan bahwa kecerdasan bukanlah hal yang tetap sejak lahir dan dapat berkembang dengan berbagai cara.

Menghabiskan lebih banyak waktu bermain video game berkaitan dengan peningkatan kecerdasan pada anak-anak, menurut penemuan studi. Hal ini sedikit banyak bertentangan dengan narasi bahwa bermain game buruk bagi perkembangan otak anak.

Meskipun perbedaan dalam kemampuan kognitif itu kecil dan tidak cukup untuk menunjukkan hubungan sebab-akibat, namun cukup penting untuk diperhatikan—studi tahun 2022 ini memperhitungkan berbagai variabel, termasuk perbedaan genetika dan latar belakang sosio-ekonomi anak.

Sementara itu, menonton TV dan menggunakan media sosial tampaknya tidak memiliki efek positif atau negatif terhadap kecerdasan. Penelitian ini akan berguna dalam perdebatan tentang berapa banyak waktu di depan layar yang cocok untuk anak-anak (Scientific Report, 2022).

Ditemukan peningkatan IQ

Melansir dari situs Science Alert, menurut tim peneliti, media digital mendefinisikan masa kanak-kanak modern, tetapi efek kognitifnya tidak jelas dan masih diperdebatkan.

“Kami percaya bahwa penelitian dengan data genetik dapat memperjelas klaim sebab akibat dan mengoreksi peran predisposisi genetik yang biasanya tidak diperhitungkan,” tulis mereka.

Para peneliti mengamati catatan waktu penggunaan layar untuk 9.855 anak dalam Studi ABCD, semuanya di Amerika Serikat dan berusia 9 atau 10 tahun. Rata-rata, anak-anak tersebut melaporkan menghabiskan 2,5 jam sehari untuk menonton TV atau video online, 1 jam untuk bermain video game, dan setengah jam untuk bersosialisasi melalui internet.

Mereka kemudian mengakses data lebih dari 5.000 anak-anak tersebut dua tahun kemudian. Selama periode intervensi, responden yang dilaporkan menghabiskan lebih banyak waktu daripada biasanya untuk bermain video game mengalami peningkatan 2,5 poin IQ di atas kenaikan rata-rata.

Mungkin video game bermanfaat

Ilustrasi otak manusia (pexels/DS stories)

Peningkatan poin IQ didasarkan pada kinerja anak-anak dalam tugas-tugas yang mencakup pemahaman membaca, pemrosesan visual-spasial, dan tugas yang berfokus pada ingatan, pemikiran yang fleksibel dan pengendalian diri.

Penting untuk dicatat bahwa meskipun penelitian ini hanya mengamati anak-anak di AS dan tidak membedakan jenis video game (game seluler versus konsol), penelitian tetap memberikan wawasan yang berharga tentang game dan IQ—mendukung gagasan bahwa kecerdasan bukanlah hal yang tetap dan konstan sejak lahir.

“Hasil penelitian kami mendukung klaim bahwa waktu di depan layar secara umum tidak mengganggu kemampuan kognitif anak-anak, dan bahwa bermain video game sebenarnya dapat membantu meningkatkan kecerdasan,” ujar ahli saraf Torkel Klingberg dari Institut Karolinska di Swedia.

Seperti yang dicatat oleh para peneliti, ini bukan penelitian pertama yang menunjukkan bahwa mungkin ada hubungan antara waktu yang dihabiskan anak-anak untuk bermain game dan perkembangan kemampuan kognitif mereka—dan tampaknya ada manfaat lain yang terkait dari video game juga.

Perlu wawasan yang lebih luas

Tim di balik penelitian saat ini mengatakan bahwa ukuran sampel yang kecil, desain penelitian yang berbeda, dan kurangnya pertimbangan pengaruh genetik dan sosio-ekonomi telah menyebabkan laporan yang saling bertentangan mengenai efek waktu bermain game yang telah kita lihat hingga saat ini. Hal tersebut merupakan keterbatasan yang ingin diminimalisir oleh penelitian.

Semua ini menunjukkan bahwa ada banyak faktor yang berperan, baik dalam hal bagaimana kecerdasan dapat dikembangkan dan dibentuk dalam berbagai cara di mana waktu di depan layar dapat memengaruhi tubuh dan kebiasaan.

“Kami tidak meneliti efek dari perilaku menggunakan gawai terhadap aktivitas fisik, tidur, kesejahteraan, atau prestasi sekolah, jadi kami tidak bisa mengatakan apa-apa tentang hal itu,” kata Klingberg.

Peneliti akan mempelajari efek dari faktor lingkungan lainnya dan bagaimana efek kognitif berhubungan dengan perkembangan otak anak.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
Misrohatun H
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us