Bagai Kutukan, Kenapa BTR Selalu Melempem di Play-off MPL ID?

- Terlalu all-out di Regular Season, gameplay mereka jadi terbaca
 - Terlalu lengah dan tidak menyiapkan diri secara maksimal
 - Roster selalu berganti, chemistry di play-off kurang
 
Bigetron by Vitality (BTR) merupakan salah satu tim papan atas di MPL Indonesia (MPL ID). Mereka selalu mendominasi di Regular Season. Tak jarang, BTR berhasil meraih Upper Bracket di play-off. Uniknya, di babak play-off, mereka selalu dipulangkan lebih awal. Dari yang semula sekuat baja, bisa terasa melempem di play-off.
Kondisi BTR selalu melempem di play-off MPL ID terjadi berulang-ulang, mulai dari Season 10, lho! Tak ayal, BTR sering dicemooh dan mendapat istilah seperti BTR Mode Play-off, pasif BTR aktif, hingga kutukan BTR. Lantas, apa sebenarnya yang menyebabkan BTR selalu tumbang di play-off? Berikut analisis dan pembahasannya!
1. Terlalu all-out di Regular Season, gameplay mereka jadi terbaca

Tiap MPL ID digelar, BTR hampir selalu menjadi 3 besar di Regular Season. Itulah mengapa mereka termasuk salah satu tim papan atas. Pada MPL ID S16, mereka juga kembali menjadi runner up di Regular Season dan mengamankan Upper Bracket. Itu semua karena gameplay BTR di Regular Season terbilang all-out.
Namun, karena terlalu jor-joran, BTR seperti telah kehabisan senjata rahasia untuk play-off. Semua gameplay pemainnya jadi terbaca, hero power juga sering di-ban. Ini bisa dilihat pada pertandingan mereka yang tidak ada banyak perubahan dari segi draft maupun strategi. Winstreak mereka di Regular Season jadi tidak ada artinya setelah kalah dua kali di play-off, sih.
2. Terlalu lengah dan tidak menyiapkan diri secara maksimal

Dalam salah satu sesi wawancara bersama Esportsku di MPL ID S16, Kyy mendapat pertanyaan kenapa BTR selalu pulang duluan di play-off. Menurut Kyy sendiri, saat ia masih di BTR, terutama pada Season 13, tim mereka terlalu lengah saat memasuki play-off. Mereka tidak memperkirakan kejutan dari lawan-lawannya.
Mungkin, selalu berada di klasemen atas hingga Upper Bracket membuat BTR berasa di atas angin, ya. Padahal, tim top dog rawan banget digulingkan. Sebab, tim yang merasa under bakal latihan maksimal guna menghadapi BTR. Dalam wawancara terbaru bersama RevivalTV menjelang babak play-off MPL ID S16, Moreno, salah satu pemain lama BTR yang masih bertahan, menjelaskan bahwa kunci bermain baik di play-off adalah menyelesaikan semua masalah BTR dan jangan merasa terlalu tinggi meski sudah Upper Bracket.
3. Bayang-bayang kutukan play-off selalu menghantui

Selain gameplay, mental juga menjadi faktor krusial dalam permainan. Sama seperti RRQ yang terbebani dengan stigma langganan runner up-nya. Pemain BTR pastinya juga sudah merasa terganggu dengan stigma kutukan play-off tersebut.
Underperform di play-off sejak Season 10 tentunya menjadi beban tersendiri untuk BTR. Permainan mereka jadi lebih kaku karena tahu kekalahan tidak bisa ditolerir. Berbeda dengan Regular Season saat BTR tetap aman karena sistem poin. Apalagi, sebagian roster-nya merupakan pemain baru atau pemain yang debut di play-off, tentunya mental mereka belum sekuat pemain yang sudah berkali-kali berjuang di play-off.
4. Tim lawan improve secara signifikan

Masalahnya bukan datang hanya dari BTR, tim yang lain rupanya juga mengalami peningkatan drastis dari Regular Season ke play-off. Gameplay bisa berubah, strategi bisa baru, bahkan roster bisa berganti. Misalnya, pada MPL ID S16, Alter Ego (AE) terbilang biasa-biasa saja di Regular Season. Namun, mereka kemudian menjadi sangat kuat dari segi mekanik maupun sinergi. Tak ayal, mereka mampu melibas BTR dan EVOS hingga menjadi runner up.
Tim lainnya seolah mendapatkan pasokan bahan bakar tambahan. Sementara, BTR malah seperti kehabisan angin. Hal inilah yang kerap terjadi sejak beberapa musim terakhir, sih. Persaingan di MPL ID memang sangat ketat.
5. Roster selalu berganti, chemistry di play-off kurang

Bigetron dikenal sebagai tim yang sering gonta-ganti roster. Mereka selalu punya pemain baru yang kuat untuk memperkuat tim. Misalnya, Luke, Anavel, dan Nnael. Meskipun potensi individu mereka sangat baik, chemistry yang kurang kuat membuat play-off yang biasanya memakai format Best of 5 (Bo5) atau Best of 7 (Bo7) menjadi sulit untuk mereka.
Belum lagi, BTR juga beberapa kali membawa pemain yang baru debut ke play-off. Misalnya, di MPL ID S16, BTR meminang pemain MDL, Shogun, yang sangat baik di Regular Season tetapi biasa-biasa saja di play-off. Tekanan play-off memang beda, sih. Tim dengan roster solid seperti ONIC, RRQ Hoshi (RRQ), dan Geek Fam ID (GEEK) malah makin kuat di play-off.
Meskipun BTR selalu melempem di play-off MPL ID dan di musim terbaru ini, sang Robot Merah sepertinya masih jauh dari kata menyerah. Mereka bakal balik lagi musim depan dengan kuat. Semoga BTR bisa lebih konsisten di play-off MPL Indonesia, ya! Sebab, sudah waktunya sang raja tanpa mahkota mendapatkan mahkotanya!

















