Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Game Besar yang Gagal Secara Komersil, Mengecewakan!

Dragon Age: The Veilguard (dok. BioWare)
Intinya sih...
  • Star Wars Outlaws: Gagal balik modal dengan penjualan 1 juta kopi, jauh dari target 2-3 juta.
  • Anthem: Meski terjual 5 juta kopi, masih dianggap mengecewakan karena belum mencapai target EA.
  • Dragon Age: The Veilguard: Hanya terjual 1,5 juta kopi, jauh dari target 3 juta dalam beberapa bulan pertama.

Dengan budget yang terus bertambah dan siklus pengembangan yang semakin panjang dalam beberapa tahun terakhir, pemain telah melihat banyak kegagalan game-game besar, baik game live-service maupun single-player.

Dalam banyak kasus, kegagalan tersebut membuat developer berakhir ditutup yang menunjukkan bahwa pengembangan game saat ini punya resiko yang sangat besar jika gagal secara komersil. Berikut 7 game besar yang gagal secara komersil.

1.Star Wars Outlaws

Star Wars Outlaws menjadi salah satu kegagalan terbesar Ubisoft dalam beberapa tahun terakhir. Meski mengusung nama besar Star Wars dan didukung oleh marketing besar-besaran, game open-world ini gagal memenuhi ekspektasi karena berbagai masalah teknis dan gameplay yang mengecewakan. Dengan budget sekitar US$200 juta, Outlaws hanya terjual sekitar 1 juta kopi di bulan pertama perilisannya dan penjualannya kini terus menurun. Ubisoft mengakui bahwa penjualan Outlaws berada "di bawah harapan" dan kemungkinan besar game ini tidak akan balik modal karena diperkirakan butuh 2-3 juta kopi penjualan untuk bisa balik modal.

2.Anthem

Meski berhasil terjual sebanyak lima juta kopi sejak pertama kali dirilis, Anthem tetap dianggap sebagai salah satu game AAA yang paling mengecewakan. Dikembangkan oleh BioWare selama enam tahun dengan harapan memulihkan reputasi mereka pasca kegagalan Mass Effect: Andromeda, Anthem didukung oleh marketing besar-besaran dengan biaya mencapai sekitar US$150 juta. Penjualan awal game ini cukup baik di angka 2-3 juta kopi di bulan pertama, namun angka itu masih jauh dari target EA selaku publisher yang 5-10 juta kopi untuk bisa membangun seri jangka panjang layaknya Destiny.

3.Dragon Age: The Veilguard

Tidak seperti Anthem, Dragon Age: The Veilguard yang digarap oleh developer yang sama, sebenarnya dirilis dalam kondisi yang nyaris sempurna setelah pengembangan selama satu dekade. Sayangnya ketika dirilis, game ini mencatatkan hasil finansial yang mengecewakan. Sebagai game terbaru di seri RPG ternama, The Veilguard hanya mampu terjual sebanyak 1,5 juta kopi hingga awal 2025, jauh dari target penjualan 3 juta kopi dalam beberapa bulan pertama. Alhasil, game ini langsung dimasukkan kedalam jajaran game gratis bulanan untuk pelanggan PlayStation Plus dalam waktu hanya empat bulan setelah dirilis.

4.Skull & Bones

Selanjutnya adalah Skull & Bones, salah satu game dengan proses pengembangan paling bermasalah bagi Ubisoft. Dengan budget yang membengkak hingga US$200 juta dan proses pengembangan hampir satu dekade yang penuh dengan penundaa, hasil akhir game ini dianggap mengecewakan. Ketika diluncurkan, game bertema bajak laut ini kesulitan menarik perhatian pemain meski menawarkan sesi free trial selama 8 jam. Namun, tidak seperti Anthem yang kini ditinggalkan, Skull & Bones masih terus mendapatkan dukungan dan update konten besar di masa mendatang bisa menjadi penentu nasib game ini ke depannya.

5.Redfall

Kegagalan Redfall mengejutkan banyak pihak, terutama jika melihat track record Arkane Studios yang luar biasa dan dukungan besar dari Microsoft selaku publisher. Game ini dikembangkan selama empat tahun dengan budget lebih dari US$150 juta, dan diharapkan bisa menyajikan gameplay imersif khas Arkane dalam format shooter co-op. Sayangnya, Redfall sangat mengecewakan di mana gameplay-nya terasa kosong dan penuh masalah teknis. Penjualan game ini diperkirakan tidak mencapai 1 juta kopi dan fakta bahwa Arkane Austin (studio cabang Arkane Studios) langsung ditutup menunjukkan betapa jauhnya game ini dari ekspektasi.

6.Suicide Squad: Kill the Justice League

Suicide Squad: Kill the Justice League garapan Rocksteady menjadi salah satu kegagalan terbesar dalam sejarah game AAA. Dengan budget lebih dari US$200 juta dan pengembangan selama tujuh tahun, penjualan game ini sangatlah rendah, bahkan 33% lebih sedikit dari Gotham Knights yang juga gagal secara komersil. Para kritikus dan pemain memberikan respon negatif terhadap game ini, terutama karena elemen live-service yang terasa dangkal mengingat Rocksteady tidak punya pengalaman di bagian tersebut. Per Januari tahun ini, Rocksteady resmi menghentikan dukungan untuk game ini.

7.Concord

Concord merupakan contoh kegagalan terbesar dari game live-service. Setelah delapan tahun pengembangan yang menelan biaya lebih dari US$250 juta, game ini dirilis ketika para pemain sudah jenuh dengan game hero-shooter, yang akhirnya membuat game ini langsung ditutup dua minggu kemudian. Sony selaku publisher bahkan sampai mengembalikan uang semua pemain yang sudah terlanjur membeli game ini. Tidak sampai situ saja, Firewalk Studios selaku developer, juga langsung ditutup. Kegagalan Concord juga membuat Sony membatalkan beberapa proyek live-service lainnya yang telah lama dikembangkan.

Demikian tadi ulasan mengenai beberapa game besar yang gagal secara komersil. Pernah memainkan game-game di atas?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
Arif Gunawan
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us