6 Game Franchise Ternama yang Gak Diakui Fans Sendiri

- Fast & Furious Crossroads: Gameplay kaku dan mekanik balap membosankan, cerita cengar-cengir dan penuh dialog klise.
- Medal of Honor: Warfighter: Formula shooter generik tanpa inovasi, desain misi kaku, alur cerita berantakan.
- Fallout 76: Dunia luas tapi hampa, multiplayer online dipaksakan, masalah teknis dan microtransaction yang merugikan.
Setiap franchise game punya penggemar setia yang hafal setiap detail serinya. Tapi tahukah kamu, ada beberapa game dari franchise terkenal yang seolah 'dihapus' dari ingatan fans?
Entah karena alur ceritanya yang kacau, gameplay buruk, atau sekadar tidak sesuai ekspektasi, game-game ini sering dianggap tidak pernah ada! Nah, kali ini kita bakal bahas 7 game dari franchise populer yang 'ditolak' oleh fansnya sendiri. Penasaran? Yuk, simak daftarnya!
1. Fast & Furious Crossroads (2020)
Sebuah adaptasi game dari salah satu franchise film terpopuler di dunia, Fast & Furious Crossroads gagal memenuhi ekspektasi fans dengan gameplay yang kaku dan mekanik balap yang membosankan. Alih-alih menyajikan aksi high-octane seperti di filmnya, Fast & Furious Crossroads justru terasa seperti game arcade lawas dengan AI musuh yang mudah ditebak. Lalu ceritanya yang seharusnya jadi daya tarik utama, justru cengar-cengir, penuh dialog klise dan alur dipaksakan yang membuah para fans kecewa karena game Fast & Furious Crossroads ini lebih mirip quick cash grab daripada penghormatan untuk waralaba Fast & Furious.
2. Medal of Honor: Warfighter (2012)
Dari franchise game yang sudah eksis dari tahun 1999, Medal of Honor: Warfighter terjebak dalam formula shooter generik tanpa inovasi, dengan gameplay linear dan repetitif yang cepat membosankan. Desain misinya kaku, penuh dengan aspek yang membatasi kebebasan pemain alih-alih menawarkan taktik bervariasi. Serta lewat alur ceritanya berantakan, karakter-karakter datar dan konflik emosional yang dipaksakan, membuat para fans kecewa karena Warfighter terasa seperti proyek setengah matang, tidak mampu menyaingi rival seperti Call of Duty atau Battlefield.
3. Fallout 76 (2018)
Hadir dengan segudang masalah teknis mulai dari bug menggelikan hingga server crash yang merusak pengalaman bermain sejak hari pertama. Fallout 76 menyajikan game open world dengan dunia yang luas, tapi justru terasa hampa tanpa kehadiran NPC penting, membuat eksplorasi terasa seperti berjalan di peta kosong. Ditambah konsep multiplayer online terasa dipaksakan, menghilangkan pesan solitary survival khas seri Fallout tanpa menawarkan dinamika sosial yang memuaskan.
Serta dengan adanya tambahan sistem microtransaction dan Battle Pass yang agresif membuat banyak fans merasa dikapitalisasi, apalagi dengan harga cosmetic yang terlalu mahal. Bethesda akhirnya harus kerja keras bertahun-tahun hanya untuk membuat game ini playable, sesuatu yang seharusnya sudah layak sejak rilis.
4. DmC: Devil May Cry (2013)
DmC: Devil May Cry mengejutkan fans dengan perubahan radikal pada karakter Dante yang kehilangan charisma ikoniknya, berganti menjadi sosok edgy dan kurang relatable. Atmosfer gelap dan gaya visual yang terlalu "barat" terasa memaksa, jauh dari estetika gothic-mecha khas seri utama yang disukai penggemar. Alur ceritanya dipenuhi dialog canggung dan konflik karakter yang terasa dipaksakan, kehilangan kedalaman yang dimiliki versi aslinya.
Sistem pertarungan yang dipermudah membuat combo terasa kurang menantang, menghilangkan kedalaman teknikal yang menjadi jiwa franchise ini. Desain musuh yang repetitif dan boss fight yang anti-klimaks gagal memberikan kepuasan seperti game-game sebelumnya. Meski smooth secara teknis, game DmC: Devil May Cry ini terasa seperti bayangan pucat dari keseruan hack-and-slash klasik Devil May Cry.
5. Rambo The Video Game (2014)
Rambo The Video Game terjebak dalam formula genre on-rails shooter yang terasa ketinggalan zaman, dengan kontrol kaku dan mekanik tembak yang monoton. Level desainnya linear tanpa variasi, membuat setiap misi terasa seperti pengulangan tanpa kreativitas. Serta walaupun di rilis pada tahun 2014, di mana game-game shooter dengan grafik yang apik seperti Far Cry 4 dan Wolfenstein: The New Order hadir, tapi grafik dari game Rambo The Video Game ini tampak seperti produk era PS2, dengan tekstur kabur dan animasi kaku yang tidak memenuhi ekspektasi.
6. Metal Gear Survive (2018)
Selepas kepergian Hideo Kojima dari Konami, Metal Gear Survive mengejutkan fans dengan beralih ke genre survival-horror yang terasa dipaksakan, meninggalkan elemen stealth dan narasi kompleks yang menjadi ciri khas seri Metal Gear. Lalu dari segi gameplay-nya didominasi oleh grind repetitif seperti mengumpulkan sumber daya dan crafting, yang cepat terasa membosankan tanpa kedalaman mekanik yang memadai. Dibandingkan dengan warisan Metal Gear Solid, Survive terasa seperti proyek cash grab yang gagal memahami esensi franchise-nya sendiri.
Mulai dari alur cerita yang kacau, gameplay menjengkelkan, sampai perubahan radikal yang tidak pas, semuanya bikin penggemar kecewa berat. Tapi ya, namanya juga industri game, nggak semua proyek bisa sukses. Kalau kamu punya game lain yang menurutmu pantas masuk daftar ini, komen di bawah ya!