Pernah Booming, 5 Game Lucu Ini Sekarang Sepi Pemain

Saat pertama kali dirilis, Fall Guys menjadi fenomena global. Desain karakternya yang bulat dan lucu, ditambah gameplay kompetitif bergaya acara permainan televisi, membuat jutaan orang tertarik memainkannya. Setiap lobby dipenuhi banyak pemain yang berlomba melewati rintangan, sehingga menciptakan suasana kacau tetapi menghibur. Popularitasnya meroket terutama pada masa awal pandemik ketika banyak orang mencari hiburan sederhana, namun, seru.

Sayangnya, popularitas itu tidak berlangsung lama. Minimnya pembaruan konten dan repetisi gameplay membuat banyak pemain merasa bosan. Meski masih memiliki komunitas kecil yang aktif, jumlah pemainnya tidak lagi seramai masa kejayaannya. Banyak pemain berpindah ke game kompetitif lain yang menawarkan variasi lebih banyak atau tantangan lebih kompleks.

Among Us pernah menjadi game paling viral di dunia, terutama karena dukungan streamer dan content creator yang memainkan game ini secara besar-besaran. Mekanisme saling curiga antara pemain menciptakan banyak momen lucu, dramatis, hingga penuh kejutan. Kesederhanaan visualnya justru menjadi daya tarik yang membuat banyak orang tertarik mencoba, baik melalui smartphone maupun PC.

Namun, setelah euforia mereda, jumlah pemainnya menurun drastis. Game ini dianggap terlalu mengandalkan interaksi sosial, sehingga ketika banyak orang mulai kembali sibuk, frekuensi permainan ikut berkurang. Beberapa pembaruan memang diberikan, tetapi tidak cukup kuat untuk mengembalikan popularitas seperti awal kemunculannya.

Flappy Bird sempat menjadi game mobile paling populer di seluruh dunia. Mengusung desain yang sangat sederhana, pemain hanya perlu menekan layar untuk membuat burung kecil terbang melewati pipa hijau. Meski terlihat mudah, banyak yang merasa tertantang karena tingkat kesulitannya tinggi. Keunikan inilah yang membuat game ini viral dalam waktu singkat, bahkan menimbulkan tren kompetisi skor tertinggi di media sosial.

Sayangnya, popularitas Flappy Bird justru berakhir dengan cepat. Pengembangnya memilih menarik game ini dari toko aplikasi karena merasa tidak nyaman dengan ketenarannya yang luar biasa. Setelah penghapusannya, banyak tiruan bermunculan, tetapi tidak ada yang mampu menyamai sensasi Flappy Bird versi asli. Kini, game tersebut hanya menjadi nostalgia masa lalu bagi para pemain yang pernah merasakan hype-nya.

Crossy Road menampilkan karakter berbentuk kotak yang harus menyeberang jalan, sungai, dan jalur kereta tanpa tertabrak. Visualnya yang lucu dan mekanismenya yang sederhana menjadikannya salah satu game kasual paling populer di era smartphone awal. Pemain berlomba mengumpulkan karakter baru sambil menantang diri mencapai jarak terjauh.

Namun, seiring berkembangnya game mobile yang lebih kompleks dan visual lebih menarik, Crossy Road perlahan ditinggalkan. Pembaruan yang semakin jarang membuat pemain berpindah ke game lain yang menawarkan sesuatu yang lebih segar. Meskipun masih tersedia di toko aplikasi, jumlah pemain aktifnya jauh menurun dibanding era kejayaannya beberapa tahun lalu.

Siapa yang tidak mengenal Talking Tom? Karakter kucing lucu yang bisa meniru suara manusia ini sempat menjadi ikon global. Banyak anak-anak dan orang dewasa memainkan game ini hanya untuk mendengar suara Tom yang menggemaskan. Seri permainan ini juga berkembang ke berbagai versi seperti Talking Angela, Talking Ben, dan lainnya untuk menjadikannya salah satu waralaba mobile yang sangat dikenal.

Meski sempat mencapai popularitas tinggi, Talking Tom kini jauh dari puncak kejayaannya. Banyak pemain beralih ke game lain yang lebih interaktif atau kompetitif. Selain itu, munculnya rumor tidak berdasar tentang keamanan game ini membuat sebagian orang ragu untuk memainkannya. Kini, Talking Tom lebih dikenal sebagai game nostalgia yang pernah mengisi masa kecil banyak pemain.

Game lucu yang pernah booming biasanya hadir dengan konsep sederhana dan mudah dimainkan. Namun popularitas yang datang dengan cepat juga sering kali pergi dengan cepat pula. Perubahan selera pemain dan minimnya inovasi membuat beberapa judul kehilangan pesona meski pernah berada di puncak kejayaan.