Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Game Strategi Luar Biasa dengan Penjualan Rendah

apps.46739.14519515039451176.1850ec54-9d13-483d-b04f-7963d7c27422.jpeg
Warhammer Age of Sigmar: Realms of Ruin (dok. Frontier Developments)
Intinya sih...
  • Warlods 3: Darklords Rising menghadirkan AI cerdas dan opsi taktis yang mendalam, namun kurang laku karena persaingan ketat dan desain visual ketinggalan zaman.
  • Dominion: Storm Over Gift 3 menawarkan visual 3D dan gameplay mendalam, tapi terganggu oleh masalah teknis dan UI yang kurang intuitif.
  • Warhammer Age of Sigmar: Realms of Ruin memiliki pasukan beragam dan visual apik, namun kecewa karena kurangnya inovasi dan masalah keseimbangan gameplay.

Game strategi menjadi favorit banyak pemain karena mampu mengajak pemain kedalam gameplay yang taktis di mana setiap langkah dan keputusan memiliki dampaknya sendiri. Genre strategi juga mengusung berbagai jenis latar atau tema, mulai dari sci-fi hingga Perang Dunia II, dengan masing-masing menawarkan pengalaman uniknya. Sayangnya, tidak semua game strategi bisa sukses secara komersial meski mendapat respon positif. Banyak diantaranya kurang begitu laku dengan berbagai macam alasan. Berikut 7 di antaranya.

1. Warlods 3: Darklords Rising

Warlods 3: Darklords Rising membawa peningkatan signifikan dari pendahulunya dengan AI yang lebih cerdas dan opsi taktis yang mendalam, namun tetap mempertahankan kesederhanaan dan kemudahan bermain terutama bagi pemain pemula. Pada game ini, pemain bisa memilih berbagai faksi dengan keunggulan masing-masing dan menjalani mode campaign menarik yang mengutamakan strategi. Sayangnya, game ini kurang laku di pasaran karena persaingan ketat dari banyak game strategi lainnya di akhir tahun 90-an, disamping promosi yang minim dan desain visual yang mulai terasa ketinggalan zaman.

2. Dominion: Storm Over Gift 3

Dominion: Storm Over Gift 3 merupakan game RTS yang ambisius dengan visual 3D dan gameplay mendalam. Selain itu, game rilisan tahun 1998 ini juga menghadirkan berbagai opsi kustomisasi dan lingkungan yang bervariasi sebagai medan perang. Sayangnya, peluncuran game ini ternodai oleh masalah teknis dan UI yang kurang intuitif sebagai akibat dari proses pengembangan yang terburu-buru. Meski inovatif, semua masalah di awal perilisannya menurunkan minat pemain terhadap game ini, yang akhirnya membuatnya tenggelam di dalam ketidakpopuleran.

3. Warhammer Age of Sigmar: Realms of Ruin

Warhammer Age of Sigmar: Realms of Ruin menunjukkan bahwa game yang berasal dari seri populer seperti Warhammer sekalipun tidak selalu bisa sukses. Meski menghadirkan pasukan yang beragam, visual apik dan lore yang kaya dari semesta Warhammer, game ini tetap memantik rasa kecewa karena kurangnya inovasi dan masalah keseimbangan gameplay. Dengan banyak yang memdibandingkannya dengan game sebelumnya yang dieksekusi dengan lebih baik, serta perilisan yang bertepatan dengan banyak game lain, membuat game ini hanya dinikmati oleh sebagian kecil pemain.

4. Silent Storm

Silent Storm merupakan game strategi taktis berbasis giliran yang memadukan elemen RPG. Game ini juga terkenal karena lingkungan yang bisa dihancurkan, mekanisme line-of-sight yang kompleks dan sistem kustomisasi yang mendalam. Berlatar Perang Dunia II versi alternatif, game menawarkan beragam misi yang menarik dan gameplay yang menuntut strategi serta pengambilan keputusan yang matang. Meski mendapat banyak ulasan positif, popularitasnya terhambat oleh waktu rilis yang kurang tepat, minimnya dukungan dari publisher, genre yang tergolong niche dan permintaan spesifikasi yang tinggi untuk PC.

5. Darwinia

Darwinia tampil beda berkat gaya visualnya yang unik dan gameplay inovatif yang memadukan taktik real-time. Di game ini, pemain akan menjelajahi dunia virtual retro-futuristik yang dihuni oleh AI yang terus berkembang. Darwinia memang dipuji karena menawarkan sesuatu yang original dan mengemas desain minimalis penuh arti, namun sayangnya kurang sukses secara komersial karena dianggap terlalu eksperimental, minimnya promosi dan tidak adanya dukungan dari publisher besar. Alhasil, game rilisan tahun 2005 ini jadi sulit bersaing di pasar yang dikuasai oleh game-game strategi yang lebih populer dan accessible.

6. Unity of Command 2

Unity of Command 2 merupakan game strategi Perang Dunia II yang menawarkan mekanisme gameplay yang matang serta UI yang elegan. Game ini menonjol berkat sistem fog-of-war yang unik dan penekanan pada logistik serta suplai yang menjadikannya berbeda dari game simulasi perang lainnya. Namun, meski mendapat pujian dari berbagai pihak, game ini kurang mendapat perhatian luas dari kalangan pemain karena dinilai terlalu menyasar segmen pemain tertentu. Selain itu, minimnya elemen naratif, visual yang sederhana dan biaya produksi yang cukup tinggi, membuat game ini kurang diminati yang kemudian berdampak pada pendapatannya.

7. The Lamplighters League

The Lamplighters League mencoba menghidupkan kembali genre strategi taktis berbasis giliran dengan perpaduan unik antara infiltrasi real-time dan combat berbasis skuad. Berlatar di tahun 1930-an versi alternatif dengan gaya noir, pada game ini, pemain merekrut berbagai karakter menarik untuk menghentikan kultus otoriter berskala global. Namun sayang, terlepas dari konsep menarik yang diusungnya, game ini tetap gagal secara komersial karena kurangnya pemasaran dan daya tarik terhadap genrenya yang terbatas. Upaya inovatif yang diambil game ini sayangnya malah berakhir menjadi sebuah kegagalan alih-alih terobosan baru.

Demikian tadi ulasan mengenai beberapa game strategi luar biasa dengan penjualan rendah. Meski kurang laku di pasaran, game-game di atas tetap seru dan layak dicoba.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us