Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Itu Owning Content? Kreator Digital Wajib Tahu

ilustrasi konten kreator (pexels.com/Ron Lach)
ilustrasi konten kreator (pexels.com/Ron Lach)

Pada era digital seperti sekarang, konten adalah aset berharga yang bisa mendatangkan banyak peluang, mulai dari personal branding sampai penghasilan menggiurkan. Namun, bikin konten tidak semudah kelihatannya. Perlu waktu, ide, tenaga, dan kadang juga biaya. Nah, bayangkan kalau semua usaha itu tiba-tiba diambil orang lain tanpa izin. Tidak cuma bikin kesal, tapi juga merugikan banget, kan?

Di sinilah pentingnya paham apa itu owning content. Ini bukan sekadar istilah, tapi konsep penting yang wajib dipahami para kreator maupun pemilik bisnis. Owning content berarti kamu benar-benar memegang kendali atas kontenmu, baik dari segi hak cipta, pemanfaatan, hingga potensi keuntungannya. Yuk, cari tahu lebih dalam arti, contoh, dan manfaat owning content!

Apa itu owning content?

Owning content adalah hak penuh atas kepemilikan sebuah konten, baik video, foto, tulisan, desain, maupun bentuk karya digital lainnya. Siapa pun yang memegang owning content berarti punya kuasa untuk menggunakan, mengedit, membagikan, atau mempublikasikan konten tersebut di mana pun dan kapan pun mereka mau.

Menariknya, pemilik konten tidak selalu si pembuatnya. Misalnya, kamu seorang content creator yang dibayar untuk membuat video promosi produk. Nah, kalau dari awal sudah ada kesepakatan bahwa konten itu dibeli oleh brand, berarti hak kepemilikannya jadi milik merek tersebut, bukan kamu lagi. Mereka bebas mengunggah konten itu di Instagram, TikTok, website, bahkan pasang di billboard sekalipun.

Ini yang sering membedakannya dari endorse. Dalam sistem endorse, konten biasanya dibuat dan diunggah oleh kreator untuk mempromosikan produk, tapi hak kepemilikannya tetap pada tangan pembuat, bukan brand. Artinya, brand tidak bisa sembarangan menggunakan konten tersebut pada media lain tanpa izin. Sementara itu, dalam owning content, brand bebas pakai kontennya karena memang sudah memiliki hak penuh atasnya. Jadi, owning content lebih memberikan kontrol sepenuhnya kepada brand, sedangkan endorse hanya sebatas jasa promosi.

Contoh owning content

ilustrasi content creator sedang membuat konten (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi content creator sedang membuat konten (pexels.com/MART PRODUCTION)

Bayangkan kamu seorang beauty vlogger yang sering membuat konten seputar tutorial makeup, ulasan produk, atau unboxing produk kecantikan. Suatu hari, ada sebuah brand kosmetik yang tertarik dengan salah satu videomu dan ingin bekerja sama. Namun, bukan hanya untuk sekadar endorsement yang biasanya cuma diunggah pada akunmu, brand tersebut ingin membeli hak milik atas video tersebut.

Nah, di sinilah konsep owning content masuk. Setelah menyetujui kerja sama dan menerima pembayaran, brand tersebut punya hak penuh atas konten yang dibuat. Mereka bisa mengunggahnya pada akun media sosialnya, memasangnya dalam iklan digital, atau bahkan dipakai ulang untuk kampanye pemasaran lain tanpa harus minta izin lagi ke kamu.

Manfaat owning content

Punya kendali penuh atas konten yang dibuat itu tidak cuma soal gaya-gayaan. Owning content memberikan banyak keuntungan, terutama bagi kreator digital dan brand yang serius membangun identitasnya secara online. Salah satu manfaat utamanya kamu bisa menjaga karyamu dari penggunaan tanpa izin. Jadi, tidak ada lagi cerita kontenmu dipakai orang lain tanpa sepengetahuanmu.

Selain itu, owning content membuatmu terlihat lebih profesional di mata brand atau klien. Ketika kamu paham soal kepemilikan konten, mereka juga akan melihatmu sebagai kreator yang serius dan bisa diajak kerja sama jangka panjang. Konten milikmu juga bisa dijadikan aset, entah dijual, dilisensikan, atau digunakan ulang untuk promosi. Semua bisa jadi sumber penghasilan.

Hal yang tidak kalah penting, kamu punya kuasa penuh untuk menentukan ke mana kontenmu akan dipublikasikan. Mau eksklusif pada satu platform atau dipakai lintas media, semua ada di tanganmu. Intinya, owning content bikin kamu punya kontrol dan potensi lebih besar dalam memaksimalkan karya digitalmu.

Itulah penjelasan lengkap apa itu owning content, konsep penting yang wajib dipahami biar karya digitalmu tetap aman dan bernilai. Yuk, mulai kelola kontenmu dengan lebih profesional!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lea Lyliana
EditorLea Lyliana
Follow Us