Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Asal Kata Bug di Software, Berawal dari Serangga Sungguhan 

ilustrasi coding di laptop (Pexels.com/luis gomes)
ilustrasi coding di laptop (Pexels.com/luis gomes)

Serangga atau dalam bahasa Inggris adalah bug merupakan ungkapan yang kerap didengar pada perangkat lunak, sistem operasi, bahkan di aplikasi seluler. Istilah ini digunakan jika ada kesalahan atau cacat pada kode program yang menyebabkan software tidak berfungsi sebagaimana mestinya. 

Bug dapat mengakibatkan aplikasi crash, error, atau sejumlah fitur tidak dapat bekerja baik. Kata atau kalimat pemberitahuan seperti ‘error’ dan ‘not responding’ juga biasanya menjadi indikasi adanya bug di program maupun sistem. Dari banyaknya hewan, kenapa, ya, harus serangga dibuat untuk istilah ini? Ternyata ada beragam fakta mengenai asal kata bug di software, lho. Simak selengkapnya di artikel ini, yuk!

1. Kemunculan kata bug di bidang teknik dan elektronik sebelum era komputasi modern

foto Thomas Alva Edison (Pixabay.com/ WikiImages)
foto Thomas Alva Edison (Pixabay.com/ WikiImages)

Bug atau masalah yang tak terduga ditemukan dalam surat-surat penemu terkenal Thomas Edison pada akhir abad ke-19. Pada tahun 1873, ia sedang mendapatkan masalah ketika mengerjakan sistem telegraf Quadruplex untuk mengirim dan menerima hingga empat telegram terpisah pada satu kabel secara bersamaan. Edison menemukan seekor kecoa yang berlumuran tinta merayap melintasi keran rheostat pada sirkuit dupleks yang mengakibatkan sirkuit tidak seimbang. Untuk mengatasi hal tersebut, sang penemu lampu ini pun akhirnya menyebutnya dengan ‘bug trap’.

Istilah bug ini pun sering kali muncul di buku catatan Edison. Salah satu tulisannya yang mengacu pada lampu pijar berbunyi, “Masih banyak sekali bug. Biarkan (Dr. Otto) Musa mencoba untuk membasmi mereka.” Tak berhenti sampai di situ, penemu terkenal ini juga kerap memakai istilah ini untuk menggambarkan masalah teknis kepada rekan-rekanya ketika di luar laboratium.

2. Kata bug muncul di Komputer Mark II

ilustrasi komputer jadul (Pexels.com/Piotr Baranowski)
ilustrasi komputer jadul (Pexels.com/Piotr Baranowski)

Istilah bug juga ditemukan pada tahun 1947. Kala itu, para insinyur yang sedang mengoperasikan Kalkulator Relai Aiken Mark II, sebuah komputer pertama di Universitas Harvard, sedang mengalami kerusakan atau berhenti total. Ternyata, masalah pada komputer elektromekanis dengan banyak bagian fisik yang terbuka dan rentan macet ini disebabkan oleh serangga yang ditemukan oleh analisis di relai 70, panel F, yang menyebabkan korsleting, sehingga mengganggu operasi normal sistem.

Istilah bug untuk mendeskripsikan gangguan pada sistem ini semakin populer berkat Grace Hopper, seorang laksamana madya di Angkatan Laut AS dan juga seorang ilmuwan komputer yang termasuk dari tim menemukan ngengat ini. Para teknisi ini menyingkirkan hewan tersebut dan kemudian menempelkannya pada catatan mesin dan menyebutnya sebagai ‘first actual case of bug being found’ atau ‘kasus serangga sungguhan pertama yang ditemukan’. Dokumentasi inilah yang kemudian diyakini secara luas sebagai asal mula penggunaan istilah bug untuk merujuk pada kesalahan atau gangguan dalam sistem komputer.

3. Aktivitas memperbaiki bug dinamakan debugging

ilustrasi tampilan debugging (Pexels.com/Pixabay)
ilustrasi tampilan debugging (Pexels.com/Pixabay)

Sejak kasus awal, istilah ‘bug’ ini menjadi lekat dengan dunia pemrograman dan rekayasa perangkat lunak. Proses untuk mencari dan menghilangkan kesalahan (bug) dalam kode program kemudian dikenal dengan istilah ‘debugging’. Aktivitas ini merupakan bagian penting dalam siklus pengembangan perangkat lunak untuk memastikan program berjalan dengan benar dan andal.

Proses debugging bisa menjadi pekerjaan yang rumit. Lantaran, teknisi harus paham seluk-beluk kode, hubungan antar komponen, serta membandingkan antara hasil yang diharapkan dengan kenyataan yang terjadi. Meskipun terdengar menantang, proses ini sangatlah penting karena kualitas, fungsionalitas, dan keandalan suatu perangkat lunak sangat bergantung pada seberapa efektif bug atau kesalahan bisa dihilangkan.

Fakta-fakta di atas membuktikan kalau asal kata bug di software memang berasal dari keberadaan serangga sungguhan. Namun, sebutan bug ini juga misinterpretasi di masyarakat terkait asal-usulnya. Salah satu mitos menyebut kalau istilah ini datang karena suara bising dari telepon yang mengaitkannya dengan kecoa, tapi hal tersebut tidak benar dan sudah dibantah.

Ada pula yang mengatakan kalau sebutan ini datang dari kata ‘bugbear’ dan ‘bugaboo’, yang artinya roh jahat atau hobgoblin membuat mesin bermasalah. Tetapi, sekali lagi kalau kisah dari etimologis ini tidak benar karena tidak punya bukti yang kuat terkait hubungan teknologi dengan mahluk mitos.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us