Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Cara Berinternet Bijak untuk Kurangi Emisi Karbon

ilustrasi berinternet (pexels.com/ Teona Swift)

Kita dapat mengakses layanan internet dengan dukungan dari komponen server. Jika server rusak atau down, layanan internet tidak akan bisa diakses. Server adalah komponen penting dalam infrastruktur teknologi informasi (TI) yang berperan untuk mendukung berbagai layanan dan aplikasi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti akses web, e-mail, media sosial, e-commerce, dan lain-lain.

Server membutuhkan daya listrik yang tinggi untuk beroperasi. Ditambah lagi dengan panas yang dihasilkan olehnya saat beroperasi. Sehingga suhu dalam ruangan server harus selalu rendah. Guna menjaga suhu server tersebut, seluruh AC ruangan harus menyala 24 jam.

Bayangkan jumlah daya listrik yang dikeluarkan untuk merawat operasional server. Belum lagi daya listrik untuk data centernya. Emisi karbon yang dihasilkan dari kerja server sangat signifikan, tetapi jarang disadari orang. Jika kamu peduli dengan lingkungan, simak cara berinternet bijak untuk kurangi emisi karbon berikut ini, ya!

1. Optimalisasi penggunaan aplikasi atau program yang terhubung ke internet

ilustrasi penggunaan aplikasi berbasis internet (pexels.com/ cottonbro studio)

Cara berinternet bijak untuk kurangi emisi karbon sebenarnya sederhana. Langkah pertama yang perlu kita lakukan adalah menutup aplikasi atau program yang sedang tidak digunakan pada handphone atau komputer. Khususnya aplikasi atau program yang terhubung ke internet. Selain itu, jangan aktifkan pembaruan atau upgrade otomatis untuk aplikasi atau program tersebut. Kenapa?

Membuka aplikasi atau program yang terhubung ke internet dalam waktu lama memerlukan bandwidth atau kapasitas jaringan yang besar. Untuk menyediakan bandwidth yang tinggi, diperlukan infrastruktur jaringan yang kompleks, seperti data center atau pusat data, router, kabel, dan perangkat jaringan lainnya. Padahal pembangunan, operasional, dan pemeliharaan infrastruktur ini membutuhkan energi listrik yang besar, sehingga menghasilkan emisi karbon yang besar juga.

2. Pilih web hosting yang ramah lingkungan

ilustrasi penyedia web hosting (Unsplash.com/ Stephen Phillips)

Jika kamu memiliki situs web atau aplikasi online, pilih penyedia layanan web atau hosting yang menggunakan sumber daya energi terbarukan atau memiliki kebijakan pengurangan emisi karbon. Dengan memilih penyedia layanan web yang berkomitmen menggunakan energi terbarukan, kita dapat berkontribusi mengurangi emisi karbon yang dihasilkan oleh infrastruktur server dan pusat data mereka.

Web hosting yang ramah lingkungan juga sering mengadopsi praktik pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan. Contohnya, menggunakan energi dan pendingin server dengan lebih efisien, menggunakan perangkat keras yang lebih hemat energi, dan bertanggung jawab dalam mengelola limbah elektronik.

3. Gunakan search engine berbasis energi terbarukan

ilustrasi search engine (Unsplash.com/ Benjamin Dada)

Search engine atau mesin pencari yang berbasis energi terbarukan menggunakan sumber daya energi terbarukan. Seperti tenaga surya, tenaga angin, atau hidroelektrik, untuk operasional mereka. Sehingga, emisi karbon yang dihasilkan olehnya jauh lebih sedikit.

Selain itu, search engine tersebut sering kali dikelola oleh perusahaan atau organisasi yang menerapkan praktik ramah lingkungan dalam operasionalnya. Dengan menggunakan search engine ini, kita mampu mendukung upaya mereka untuk menciptakan infrastruktur TI yang lebih ramah lingkungan.

Dalam jangka panjang, penggunaan search engine berbasis energi terbarukan dapat membantu mendorong perusahaan dan industri teknologi lainnya untuk beralih ke sumber daya energi yang lebih bersih. Meningkatnya permintaan terhadap energi terbarukan, dapat mendorong pengembangan dan inovasi di sektor energi yang lebih ramah lingkungan.

4. Utamakan mengunduh atau download daripada streaming

ilustrasi mengunggah (unsplash.com/ viralyft)

Streaming memerlukan transfer data yang terus-menerus melalui jaringan. Sementara jika melakukan download atau mengunduh, kita dapat mengakses konten secara lokal dan mengurangi kebutuhan akan bandwidth yang tinggi. Selain itu, streaming konten secara langsung memerlukan penggunaan data yang terus-menerus saat konten diputar. Data ini harus ditransfer melalui jaringan yang memerlukan konsumsi energi dan dapat menghasilkan emisi karbon. Terutama jika sumber daya energi yang digunakan untuk mengoperasikan infrastruktur jaringan tidak bersifat ramah lingkungan.

5. Hapus email yang tidak perlu

ilustrasi membersihkan e-mail (unsplash.com/ Sigmund)

Semakin banyak email yang disimpan di server, semakin besar kebutuhan kapasitas penyimpanan dan daya yang dibutuhkan oleh server. Sebab, server email harus terus beroperasi dan mempertahankan email yang disimpan, sehingga mengonsumsi banyak energi. Dengan membersihkan email yang tidak perlu, jumlah email yang harus disimpan akan berkurang, sehingga mengurangi kebutuhan akan kapasitas penyimpanan dan energi yang diperlukan oleh server. Hal ini berdampak pada pengurangan emisi karbon karena penggunaan energi yang lebih rendah pada server.

6. Pilih penyedia cloud yang ramah lingkungan

ilustrasi memilih cloud (Unsplash.com/ Sigmund)

Google memulai 'penghijauan' cloud pada tahun 2007 dengan membeli kredit karbon berkualitas tinggi. Sejak 2017, Google telah menyediakan energi terbarukan yang cukup untuk memenuhi operasionalnya. Penyedia cloud yang ramah lingkungan sering melakukan optimalisasi infrastruktur dan konsolidasi server. Dengan mengurangi jumlah server fisik yang dibutuhkan dan mengkonsolidasikan beban kerja di beberapa server, mereka dapat mengurangi konsumsi energi yang terkait dengan operasional data center. Sehingga, emisi karbon yang dikeluarkan jauh lebih sedikit.

7. Dukung organisasi atau proyek yang berfokus pada pengurangan emisi karbon secara online

Ilustrasi mendukung organisasi ramah lingkungan secara online. (unsplash.com/ John Schnobrich)

Akses internet memudahkan organisasi untuk mengampanyekan program mereka. Banyak organisasi yang bergerak khusus dalam mendukung pola hidup ramah lingkungan. Media sosial adalah platform yang paling sering digunakan untuk mengampanyekan gerakan hidup ramah lingkungan demi menanggulangi dampak perubahan iklim.

Nah, kalian dapat turut memberikan dukungan kepada mereka dengan menyebarkan informasi dan pengetahun terkait kampanye dari organisasi tersebut. Jadikan media sosial sebagai 'amplifier raksasa' yang menyuarakan gerakan menjaga lingkungan.

Setelah mengetahui cara berinternet bijak untuk kurangi emisi karbon melalui penjelasan tadi, jangan lupa diterapkan, ya. Beberapa dari tindakan di atas memang terdengar sepele. Namun, jika dikampanyekan dan dilakukan bersama-sama secara konsisten, pastinya akan berdampak signifikan terhadap perubahan iklim dan kelestarian lingkungan. Selamat mencoba!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us