Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

ChatGPT Lebih Banyak Dipakai untuk Urusan Pribadi, Bukan buat Kerja

ilustrasi ChatGPT (unsplash.com/solenfeyissa)
ilustrasi ChatGPT (unsplash.com/solenfeyissa)
Intinya sih...
  • ChatGPT digunakan oleh 700 juta orang setiap minggunya, dengan mayoritas pengguna berusia di bawah 26 tahun dan pertumbuhan penggunaan yang pesat di negara berpenghasilan rendah hingga menengah.
  • Penggunaan ChatGPT untuk urusan pribadi meningkat menjadi 73%, dengan fungsi mencari informasi mengalami pertumbuhan paling pesat.
  • Hampir separuh penggunaan ChatGPT adalah untuk meminta saran atau informasi, menunjukkan bahwa pengguna lebih sering menjadikan ChatGPT sebagai penasihat ketimbang eksekutor.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

OpenAI, bekerja sama dengan peneliti dari Duke University dan Harvard University, baru saja merilis studi terbesar mengenai pola penggunaan ChatGPT. Hasil studi ini tertuang dalam sebuah laporan bertajuk "How People Use ChatGPT" yang diterbitkan oleh National Bureau of Economic Research. Penelitian ini menganalisis lebih dari 1,5 juta pesan dari sekitar 130 ribu pengguna untuk memetakan bagaimana ratusan juta orang di seluruh dunia berinteraksi dengan AI populer ini.

Temuan utama menunjukkan bahwa mayoritas interaksi di ChatGPT kini didominasi oleh penggunaan untuk keperluan pribadi, bukan untuk pekerjaan. Studi ini juga memotret perubahan demografi pengguna yang semakin beragam, mulai dari gender, usia, hingga sebaran geografis. Mari kita bedah lebih dalam temuan-temuan menarik dari laporan terbaru OpenAI ini dan memahami mengapa ChatGPT lebih banyak dipakai untuk urusan pribadi.

1. Sekitar 700 juta orang menggunakan ChatGPT setiap minggunya

tampilan ChatGPT
tampilan ChatGPT (unsplash.com/Jonathan Kemper)

Sejak diluncurkan pada November 2022, adopsi ChatGPT melesat dengan laju yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pada Juli 2025, platform ini telah digunakan oleh sekitar 10 persen populasi dewasa global, dengan 700 juta pengguna aktif mingguan. Volume interaksinya pun luar biasa, mencapai lebih dari 18 miliar pesan setiap minggu atau sekitar 2,5 miliar pesan per hari.

Perubahan paling signifikan terlihat pada demografi penggunanya. Jika pada awalnya penggunaan ChatGPT didominasi oleh pria (sekitar 80 persen), kini proporsi gender pengguna telah berbalik. Per Juli 2025, pengguna dengan nama yang cenderung feminin bahkan sedikit lebih unggul, mencapai 52 persen dari total pengguna aktif.

Dominasi pengguna dari kalangan muda juga menjadi sorotan dalam laporan ini. Hampir setengah, atau tepatnya 46 persen, dari seluruh pesan yang dikirim oleh orang dewasa berasal dari pengguna berusia di bawah 26 tahun. Pertumbuhan penggunaan ChatGPT juga tidak lagi terkonsentrasi di negara-negara maju. Dalam setahun terakhir, pertumbuhan paling pesat justru terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah hingga menengah.

2. ChatGPT lebih banyak dipakai untuk urusan pribadi

ilustrasi logo ChatGPT (unsplash.com/Solen Feyissa)
ilustrasi logo ChatGPT (unsplash.com/Solen Feyissa)

Temuan paling menarik dari studi ini adalah pergeseran tren dari penggunaan untuk pekerjaan ke urusan pribadi. Pada Juni 2025, pesan yang tidak terkait pekerjaan melonjak menjadi 73 persen, naik drastis dari 53 persen pada tahun sebelumnya. Angka ini menunjukkan bahwa orang lebih banyak mengandalkan ChatGPT untuk membantu kehidupan sehari-hari mereka.

Tiga jenis penggunaan utama menguasai hampir 80 persen dari seluruh percakapan di platform ini, yaitu untuk panduan praktis, mencari Informasi dan menulis. Fungsi mencari informasi mengalami pertumbuhan paling pesat, porsinya meningkat dari 14 persen menjadi 24 persen dalam setahun. Banyak orang mulai menggunakan ChatGPT sebagai alternatif mesin pencari untuk mendapatkan informasi dan jawaban secara cepat.

Sebaliknya, beberapa kasus penggunaan yang sempat dianggap sangat populer justru memiliki porsi kecil. Penggunaan itu termasuk seperti pemrograman komputer yang hanya 4,2 persen dan hubungan pribadi yang hanya 1,9 persen.

3. ChatGPT lebih sering jadi penasihat ketimbang eksekutor

tampilan ChatGPT
tampilan ChatGPT (unsplash.com/ Solen Feyissa solenfeyissa)

Peneliti mengklasifikasikan niat pengguna ke dalam tiga kategori: "meminta informasi atau saran" (Asking), "melakukan sebuah tugas" (Doing), dan "mengungkapkan perasaan" (Expressing). Klasifikasi ini membantu memahami peran apa yang paling sering diemban oleh ChatGPT bagi penggunanya. Hasilnya, hampir separuh penggunaan (49 persen) adalah untuk meminta saran atau informasi.

Tren ini menunjukkan bahwa pengguna lebih sering menjadikan ChatGPT sebagai penasihat, bukan sekadar asisten yang mengeksekusi perintah atau tugas. Niat untuk meminta informasi dan mengungkapkan perasaan tercatat tumbuh lebih cepat dibandingkan niat untuk melakukan tugas.

Laporan juga mengungkap adanya variasi tingkat kepuasan pengguna. Pengguna dilaporkan merasa lebih puas menggunakan ChatGPT untuk bertanya dan mendapatkan saran, dibandingkan saat menyuruhnya untuk melakukan suatu tugas secara langsung. Kepuasan ini ditangkap dari sentimen pada pesan balasan pengguna dan umpan balik seperti jempol ke atas atau ke bawah.

4. Pola penggunaan ChatGPT di dunia kerja

ilustrasi kecerdasan buatan (unsplash.com/Steve Johnson)
ilustrasi kecerdasan buatan (unsplash.com/Steve Johnson)

Meskipun penggunaan pribadi mendominasi, peran ChatGPT di dunia kerja tetap signifikan dengan pola yang berbeda. Dalam konteks pekerjaan, niat pengguna bergeser, dengan 56 persen pesan diklasifikasikan sebagai "melakukan sebuah tugas". Ini menunjukkan bahwa di lingkungan profesional, ChatGPT lebih diandalkan sebagai alat untuk menyelesaikan pekerjaan, dilansir Business Insider.

Aktivitas yang paling umum dilakukan adalah menulis, yang mencakup 40 persen dari seluruh pesan terkait pekerjaan. Menariknya, sekitar dua pertiga dari tugas menulis ini adalah untuk memodifikasi teks yang sudah ada, seperti mengedit, meringkas, atau menerjemahkan. Artinya, ChatGPT masih lebih sering digunakan untuk menyempurnakan tulisan manusia daripada membuatnya dari nol.

Studi ini juga menemukan kesamaan pola penggunaan di berbagai jenis profesi. Kaum profesional di berbagai bidang ternyata lebih banyak menggunakan ChatGPT untuk membantu membuat keputusan atau memecahkan masalah dan mendokumentasikan informasi.

5. Penggunaan ChatGPT berdasarkan gender dan tingkat pendidikan

ilustrasi kecerdasan buatan (unsplash.com/Growtika)
ilustrasi kecerdasan buatan (unsplash.com/Growtika)

Selain menemukan fakta bahwa ChatGPT lebih banyak dipakai untuk urusan pribadi, laporan ini juga mendapati adanya variasi penggunaan berdasarkan berbagai latar belakang. Misalnya, pengguna dengan tingkat pendidikan sarjana atau lebih tinggi, lebih mungkin menggunakan platform ini untuk tugas-tugas profesional. Tren serupa juga ditemukan pada pengguna yang bekerja di bidang profesional dengan gaji tinggi, dilansir CNET.

Perbedaan preferensi juga terlihat berdasarkan gender. Pengguna perempuan ditemukan lebih sering memanfaatkan ChatGPT untuk tugas menulis dan panduan praktis. Di sisi lain, pengguna pria lebih cenderung menggunakannya untuk bantuan teknis dan mencari informasi.

OpenAI menyatakan tidak ada seorang pun dari tim peneliti yang melihat atau membaca konten pesan pengguna. Penelitian ini dilakukan dengan sistem klasifikasi berbasis model bahasa AI (LLM). Pesan pengguna juga terlebih dahulu dibersihkan dari informasi pribadi sebelum dilakukan agregasi dan analisis. Nah, kamu sendiri masuk kategori pengguna ChatGPT yang mana? Menggunakan ChatGPT untuk kerjaan saja, urusan pribadi, atau keduanya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us

Latest in Tech

See More

Cara Memunculkan Emoji di Laptop, Lengkap dan Gak Ribet

19 Sep 2025, 12:41 WIBTech