Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Google Bantah AI Overviews Turunkan Trafik, Studi Ungkap Hal Berbeda

AI Overviews
AI Overviews (dok. Google Search)
Intinya sih...
  • Metodologi studi dinilai kurang tepat, data tidak relevan untuk menilai dampak terkini.
  • Kehadiran AI Overviews bukan satu-satunya faktor penurunan trafik, perubahan perilaku pengguna juga berpengaruh.
  • Google menggeser definisi sukses dari kuantitas klik ke kualitas klik, meluncurkan solusi baru untuk monetisasi trafik yang menurun.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kehadiran fitur pencarian berbasis AI besutan Google, AI Overviews, kembali menjadi sorotan setelah muncul tudingan bahwa teknologi ini telah menggerus trafik situs web penerbit maupun social media news site. Mengutip laporan TechCrunch, Jumat (8/8/2025), sejumlah studi menunjukkan bahwa AI di halaman hasil pencarian mendorong pengguna memperoleh jawaban langsung tanpa perlu mengunjungi situs sumber. Akibatnya, kunjungan organik ke media berita mengalami penurunan signifikan. Kondisi ini memicu perdebatan sengit antara data yang dirilis pihak ketiga dan klaim resmi dari Google.

Menanggapi isu tersebut, VP sekaligus Head of Search Google, Liz Reid, dalam blog resminya menegaskan, “Data ini bertolak belakang dengan laporan pihak ketiga yang secara keliru menyarankan adanya penurunan drastis pada trafik secara agregat. Sering kali didasarkan pada metodologi yang cacat, contoh kasus yang terisolasi, atau perubahan trafik yang terjadi sebelum peluncuran fitur AI di Search.” Namun, di balik klaim stabilnya jumlah klik organik, banyak penerbit justru melihat grafik trafik mereka menurun tajam. Apa yang membuat Google begitu bersikukuh membantah dan mengalihkan fokus perdebatan, sementara realitanya di lapangan justru berkata lain? Berikut ulasan lengkapnya!

1. Metodologi studi dinilai kurang tepat

ilustrasi penelitian
ilustrasi penelitian (freepik.com/jannoon028)

Dalam blog resminya, Liz Reid menyatakan bahwa laporan yang menuding adanya penurunan besar-besaran trafik sering kali didasarkan pada metodologi yang kurang tepat. Menurutnya, data tersebut kerap mengandalkan contoh kasus yang terbatas atau menggunakan periode waktu sebelum fitur AI diluncurkan di pencarian sehingga hasilnya tidak relevan untuk menilai dampak terkini. Reid menegaskan bahwa memang ada situs yang mengalami penurunan trafik, tetapi ada pula yang justru mengalami peningkatan. Sayangnya, Google tidak memberikan rincian persentase atau jumlah pasti situs yang termasuk dalam masing-masing kategori ini.

Meski Google tetap mempertahankan narasinya, kecurigaan publik tak mudah reda karena perusahaan tidak membagikan data mentah yang bisa diverifikasi oleh pihak luar. Sejumlah laporan dari firma analisis seperti Similarweb menunjukkan tren yang bertolak belakang dengan klaim Google. Sejak peluncuran AI Overviews pada Mei 2024, persentase pencarian berita tanpa klik ke situs berita yang dituju naik drastis dari 56 persen menjadi 69 persen pada Mei 2025. Data ini mengindikasikan bahwa meskipun peluang klik secara teori meningkat, pada kenyataannya semakin banyak pengguna merasa cukup dengan informasi yang langsung tersaji di halaman Google. Minimnya akses terhadap data internal membuat publik hanya bisa mengandalkan pernyataan sepihak dari Google atau laporan pihak ketiga yang metodologinya sendiri masih menuai perdebatan.

2. Kehadiran AI Overviews bukan jadi satu-satunya, tapi salah satunya faktor

ilustrasi media sosial TikTok
ilustrasi media sosial TikTok (pexels.com/cottonbro studio)

AI Overviews menjadi sorotan kritik karena fitur ini menampilkan ringkasan jawaban langsung di bagian atas hasil pencarian. Melalui informasi yang tersedia secara instan, banyak pengguna merasa tidak perlu lagi mengunjungi situs sumber, sehingga potensi klik pun menurun. Meski demikian, faktor ini bukan satu-satunya penyebab berkurangnya trafik. Jauh sebelum AI Overviews hadir, Google sudah mulai menampilkan jawaban langsung di halaman pencarian, meskipun tanpa teknologi AI.

Penurunan trafik juga dipengaruhi oleh perubahan perilaku pengguna. Sejak 2022, Google mengakui bahwa generasi muda lebih sering mencari rekomendasi di TikTok atau Instagram, bahkan untuk hal sederhana seperti mencari tempat makan siang. Amazon telah menjadi tujuan utama pencarian produk, sementara Reddit menjadi rujukan populer untuk berbagi informasi berbasis pengalaman pengguna. Eksekutif Google sendiri pernah mengonfirmasi bahwa platform media sosial dan e-commerce telah menggerus dominasi Google Search di sejumlah segmen. Artinya, AI hanyalah salah satu dari sekian faktor yang mempercepat pergeseran besar dalam lanskap pencarian digital.

3. Google menggeser definisi sukses dari kuantitas klik ke kualitas klik

AI Overviews
AI Overviews (dok. Google Search)

Dalam menghadapi sorotan terkait penurunan jumlah klik, Google berupaya mengalihkan fokus dengan memperkenalkan konsep “kualitas klik” sebagai indikator utama, bukan sekadar menghitung kuantitas klik. Menurut definisi mereka, kualitas klik diukur dari lamanya pengguna bertahan di sebuah situs setelah berkunjung, alih-alih segera kembali ke hasil pencarian. Google mengklaim bahwa rata-rata kualitas klik meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, meski tidak mengungkap detail persentase kenaikannya. Perusahaan juga berargumen bahwa AI Overviews menampilkan lebih banyak tautan di halaman hasil pencarian, sehingga peluang terjadinya klik ikut bertambah.

Pendekatan ini sekaligus menjadi cara Google membingkai AI Overviews sebagai peluang. Menurut mereka, fitur ini tidak hanya memperluas jumlah tautan yang terlihat pengguna, tetapi juga meningkatkan kesempatan bagi situs untuk memperoleh klik yang lebih bernilai. Namun, bagi sebagian penerbit, argumen tersebut terdengar seperti retorika pemasaran semata. Tanpa dukungan data kuantitatif yang transparan, sulit memastikan apakah peningkatan kualitas klik benar-benar mampu menutupi penurunan kuantitas klik secara keseluruhan.

4. Google meluncurkan solusi baru untuk membantu monetisasi trafik yang menurun

ilustrasi data marketing
ilustrasi data marketing (unsplash.com/Stephen Phillips - Hostreviews.co.uk)

Menanggapi kekhawatiran para penerbit, Google meluncurkan berbagai opsi monetisasi baru yang tidak sepenuhnya bergantung pada trafik iklan. Salah satunya adalah fitur pembayaran mikro (micropayments) yang memungkinkan pembaca membayar langsung untuk mengakses konten tertentu. Google juga mendorong penerbit memanfaatkan pendaftaran newsletter sebagai strategi membangun audiens yang lebih loyal dan terikat. Inovasi-inovasi ini diharapkan mampu membantu penerbit bertahan di tengah pergeseran perilaku pengguna yang kian jarang mengunjungi situs web secara langsung.

Meski begitu, langkah tersebut merupakan pengakuan tidak langsung bahwa penurunan trafik memang terjadi. Opsi monetisasi ini mungkin menambah sumber pendapatan, tetapi belum menjawab pertanyaan mendasar tentang sejauh mana AI Overviews memengaruhi aliran pengunjung. Lebih jauh lagi, keberhasilan strategi ini sangat bergantung pada kemampuan penerbit mengonversi audiens menjadi pembaca yang bersedia membayar atau berlangganan. Tanpa keberhasilan konversi tersebut, solusi ini berisiko sekadar menjadi pelengkap yang dampaknya minim.

5. Optimisme Google berbenturan dengan realita yang ada di lapangan

ilustrasi trending di pencarian Google
ilustrasi trending di pencarian Google (unsplash.com/Terrillo Walls)

Google menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa mereka masih mengirimkan miliaran klik ke situs web setiap hari. Klaim ini dimaksudkan untuk meyakinkan para penerbit bahwa Google Search tetap menjadi sumber utama lalu lintas pengunjung bagi banyak situs. Perusahaan juga membingkai kehadiran AI sebagai peluang, bukan ancaman, sekaligus menyoroti potensi peningkatan eksposur bagi situs-situs yang relevan dengan topik pencarian.

Namun, banyak penerbit lebih mempercayai data dan grafik trafik milik mereka sendiri. Kenaikan persentase pencarian tanpa klik yang terus terjadi membuat kekhawatiran semakin besar. AI memang bukan satu-satunya faktor di balik penurunan trafik, tetapi sulit disangkal bahwa lanskap pencarian sedang mengalami perubahan besar dan tidak semua pihak akan keluar sebagai pemenang dalam transformasi ini. So, bagaimana menurutmu? Apakah AI Overviews benar-benar membuka peluang baru bagi situs untuk ditemukan atau justru diam-diam menggerus aliran trafik yang selama ini menjadi tulang punggung banyak penerbit?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us