Riset AMSI menemukan salah satu serangan digital paling brutal dialami Narasi.tv pada September 2022. Saat peristiwa itu terjadi, seluruh konten situs Narasi tak bisa diakses lantaran mengalami serangan DDoS. Bahkan, beberapa gawai dan akun media sosial dikuasai orang tak dikenal.
Setelah serangan itu, Narasi mendapatkan ancaman dari pelaku dengan tulisan “diam atau mati”. Meski sudah dilaporkan ke polisi sejak September 2022, sampai hari ini, pelaku belum terlacak.
Kepala Pemberitaan Narasi.tv, Laban Laisila menyebut serangan DDoS sebagai bagian dari keseharian kerja redaksi di medianya, “Durasi serangan DDoS tidak bisa diprediksi, ada yang cepat, ada yang lebih lama. Serangan yang terjadi pada 2022 itu berlangsung sekitar dua minggu,” Laban mengatakan.
Setahun kemudian, website KBR.ID sempat juga menjadi sasaran DDoS sehingga tak bisa diakses selama tujuh hari.
Pada saat yang sama, website Project Multatuli juga mendapat jenis serangan siber yang sama ketika mengangkat pemberitaan tentang ojek online. Setahun sebelumnya, ketika mengangkat kasus pencabulan di Sulawesi, website Project Multatuli juga diserang habis-habisan.
Kemudian September 2023, Tempo mengalami serangan DDoS yang cukup berat setelah menerbitkan berita tentang judi online dan kepolisian. Suara.com mengalami serangan pada Oktober 2023, ketika mengangkat pemberitaan serupa.
“Serangan masuk ke server dalam jumlah yang sangat besar. Seakan-akan jumlah visitor tinggi. Namun setelah dicek, di traffic biasa saja. Akibatnya kerja server menjadi lambat,” jelas Suwarjono, CEO Suara.com.
Direktur Utama Harapanrakyat.com, Subagja Hamara berbagi keluhan serupa di mana serangan DDoS dan Malware menghancurkan performa. Traffic turun sampai 80 persen, diikuti adsense. Mereka masih harus perbaiki dampaknya hingga saat ini.