Mengenal Comet: Browser AI Perplexity yang Bisa Jadi Asisten Pribadi

- Browser Comet adalah peramban AI-first yang lahir dari dapur Perplexity AI
- Comet kini bisa diakses secara gratis dan dilengkapi asisten sidebar yang bisa melihat konten di layar pengguna
- Comet mampu mengerjakan berbagai tugas secara mandiri, serta memiliki fitur Background Assistant untuk pelanggan Max
Selama ini, browser hanya dikenal sebagai jendela pasif untuk kita menjelajah internet. Kini, Perplexity AI hadir memperkenalkan Comet, sebuah browser berbasis kecerdasan buatan (AI) yang bukan cuma untuk browsing, tapi juga bisa menjadi semacam asisten untuk penggunanya. Selain untuk sekedar scroll dan klik, kamu bisa mendelegasikan berbagai tugas ke Comet yang akan mengerjakannya secara mandiri.
CEO Perplexity, Aravind Srinivas, bahkan mengklaim Comet sebagai asisten pribadi sejati yang benar-benar bisa diandalkan. Dilansir The Verge, browser ini dirancang dengan teknologi agentic AI yang bisa memahami berbagai tugas di website. Penasaran bagaimana Comet ini bekerja dan apa saja kemampuannya? Yuk, bedah fitur-fitur yang ditawarkan Comet!
1. Apa itu browser Comet dari Perplexity?
Comet adalah peramban AI-first yang lahir dari dapur Perplexity AI, startup yang awalnya fokus pada mesin pencari berbasis AI. Meski browser ini dibangun di atas platform open-source Chromium yang familiar, kekuatannya ada pada integrasi AI yang mendalam ke seluruh sistem. Bukan sekedar mencarikan jawaban, Comet bisa melakukan berbagi tindakan atau tugas atas nama penggunanya.
Perplexity memilih membuat Comet sebagai browser utuh daripada sekadar ekstensi karena langkah ini dinilai lebih strategis. Memiliki browser sendiri memberikan mereka lebih banyak kontrol atas lapisan AI agentic yang vital. Kontrol ini penting agar AI bisa bekerja maksimal tanpa terhambat batasan teknis dari browser lain. Srinivas yakin browser semacam ini akan membawa dampak ekonomi besar, bukan cuma meningkatkan efisiensi penggunanya. Menurutnya, Comet bisa meningkatkan produktivitas pengguna hingga 20 persen. Peningkatan efisiensi di era AI diperkirakan dapat menambah hingga 5 triliun dolar AS (sekitar Rp83 kuadriliun) pada PDB global.
2. Comet kini bisa diakses secara gratis
Comet pertama kali diperkenalkan pada tanggal 9 Juli 2025, tetapi aksesnya masih sangat eksklusif saat itu. Hanya pelanggan Perplexity Max yang bisa mencoba, dengan biaya langganan yang cukup mahal, yaitu 200 dolar (sekitar Rp3,3 juta) per bulan. Target awalnya adalah power user yang bersedia merogoh kocek untuk menjadi pengadopsi awal teknologi terdepan.
Melihat antusiasme tinggi dengan jutaan orang mendaftar waitlist, Perplexity membuat keputusan mengejutkan pada awal Oktober 2025. Mengutip TechCrunch, mereka akhirnya merilis Comet secara gratis untuk semua pengguna di seluruh dunia. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat adopsi massal dan menantang dominasi Google.
Saat ini, browser Comet sudah tersedia untuk pengguna desktop Windows dan macOS. Karena Comet berbasis Chromium, proses instalasi dan transisinya sangat mudah dan terasa familiar. Pengguna bisa memindahkan bookmark, ekstensi, hingga password dari browser lama ke Comet hanya dengan sekali klik. Perplexity juga berencana meluncurkan versi mobile Comet agar bisa diakses di mana saja dan kapan saja. Namun, Perplexity menekankan bahwa asisten mobile memerlukan desain yang hati-hati dan matang, bukan cuma porting aplikasi desktop.
3. Dilengkapi asisten sidebar yang bisa melihat konten di layar pengguna
Fitur utama dari peramban ini adalah Comet Assistant yang terintegrasi di sidebar. Asisten AI ini mampu membaca dan memahami konten yang ada di layar pengguna. Jadinya, kamu bisa langsung bertanya tanpa perlu copy-paste ke chatbot terpisah.
Comet Assistant bisa jadi penyelamat saat kamu harus berhadapan dengan konten panjang. Kamu bisa langsung memintanya meringkas artikel panjang, utas media sosial yang bertele-tele, atau bahkan video YouTube yang sedang kamu tonton. Kemampuan ini akan sangat membantu saat kamu sedang tidak punya banyak waktu.
Bahkan, Comet bisa berperan layaknya guru privat yang membantu penggunanya belajar. Kamu cukup sorot teks atau istilah yang sulit, lalu minta Comet Assistant menjelaskannya dengan bahasa sederhana. Kamu tidak perlu lagi stuck terlalu lama saat belajar atau riset topik tertentu yang kurang familiar.
Comet juga punya fitur Workspaces (atau Spaces) untuk merapikan tab-mu yang berantakan dan menumpuk. Fitur ini bisa mengelompokkan tab dan proyek riset yang relevan ke dalam ruang kerja khusus yang terorganisir. Hasil riset kompleks tersebut bahkan bisa diekspor langsung menjadi dokumen Google Docs yang rapi.
4. Comet mampu mengerjakan berbagai tugas secara mandiri
Browser Comet juga memiliki kemampuan agentic yang memungkinkan AI untuk melakukan berbagai tindakan dan tugas di internet untuk penggunanya. Agen AI ini bisa meniru aksi manusia, seperti mengklik tombol, mengetik, dan mengisi formulir di situs web secara otomatis. Comet juga dapat terhubung dengan Google Workspace, termasuk Gmail dan Google Calendar. Integrasi ini memungkinkan AI bekerja sebagai asisten yang mengelola komunikasi dan jadwal kamu. Contohnya, ia bisa menjadwalkan rapat atau menyusun draf balasan email secara otomatis. Dalam skenario belanja online, agen Comet dapat membandingkan harga produk di berbagai e-commerce. Dalam perencanaan perjalanan, ia bisa mencari tiket pesawat dengan kriteria spesifik dan melanjutkan proses booking hingga halaman detail pembayaran.
5. Fitur Background Assistant untuk pelanggan Max
Perplexity menawarkan berbagai fitur premium untuk power user melalui tingkatan langganan Pro dan Max. Misalnya, pelanggan Max dapat mengakses fitur Background Assistant yang memungkinkan AI menjalankan beberapa tugas secara bersamaan di latar belakang. Tugas yang didelegasikan bisa cukup kompleks, misalnya, mencari berita penting mingguan dan memperbarui database Notion. Asisten ini akan bekerja secara mandiri, bahkan ketika kamu tidak membuka browser atau sedang tidur. Kemajuan tugas dapat dipantau melalui sebuah dasbor yang disebut mission control.
Selain tingkatan Pro dan Max, ada juga paket langganan Comet Plus seharga 5 dolar AS (sekitar Rp82 ribu). Langganan ini memberikan akses ke konten premium dari penerbit tepercaya seperti The Washington Post dan CNN. Perplexity mengklaim model ini membantu mendukung jurnalisme berkualitas dengan membayar penerbit.
Comet Plus memperkenalkan model kompensasi baru bagi penerbit berdasarkan tiga jenis lalu lintas. Tiga jenis lalu lintas itu adalah kunjungan manusia, kutipan pencarian AI, dan tindakan agen Comet. Dengan model ini, Perplexity berupaya memastikan penerbit mendapatkan kompensasi yang adil di era AI.
6. Contoh pemanfaatan browser Comet

Di dunia profesional, Comet bisa jadi Live Marketing Intelligence Agent untuk menganalisis situs kompetitor secara real-time. Hasil analisis lintas tab ini kemudian bisa diekspor menjadi dokumen Google Docs yang rapi. Jadinya, pengguna tidak perlu lagi menyalin data secara manual yang biasanya memakan waktu berjam-jam.
Bagi tim sales, Comet bisa menjadi Sales Prospecting Agent yang cerdas. Ia bisa mencari daftar perusahaan yang sesuai dengan kriteria pelanggan ideal dan menyusun draf email outreach yang sudah dipersonalisasi. Comet bahkan bisa berfungsi sebagai Talent Sourcing Agent untuk mencari kandidat yang cocok di platform kerja dengan kriteria detail.
Meski kemampuan agentic Comet ini cukup menjanjikan, penting untuk diingat bahwa hasilnya terkadang tidak konsisten. Berdasarkan ulasan CNET, misalnya, AI bisa gagal menemukan kamar hotel yang sesuai kriteria harga dan lokasi yang sangat spesifik atau terjebak dalam proses checkout. Konsistensi kinerja masih menjadi tantangan utama yang harus segera diperbaiki oleh Perplexity. Namun, terlepas dari berbagai keterbatasannya, kehadiran Comet menawarkan gambaran browser di masa depan.