Tips Lolos Face Recognition saat Proses Registrasi SKD CPNS 2024

- Pelaksanaan SKD CPNS 2024 dimulai 16 Oktober hingga 14 November 2024.
- Proses registrasi dan perekaman face recognition menjadi tahapan penting sebelum ujian.
- Tips agar lolos face recognition di tes SKD CPNS bisa membantu peserta.
Pelaksanaan SKD CPNS 2024 akan dimulai besok, 16 Oktober hingga 14 November 2024. Tentunya, kamu sudah menerima pengumuman dari instansi yang kamu lamar, bukan? Mulai dari lokasi tes baik di dalam maupun luar negeri, jadwal ujian, sesi, hari, serta alamat lengkap lokasi dari BKN Kanreg, lokasi mandiri BKN, atau lokasi mandiri yang tertera di kartu ujian. Nah, kira-kira kapan, nih, jadwal ujianmu?
Bicara soal tes SKD CPNS 2024, berdasarkan pengumuman resmi dari masing-masing instansi, peserta diimbau untuk hadir setidaknya 60--90 menit sebelum tes dimulai. Hal ini karena ada beberapa tahapan yang harus dijalani peserta sebelum bisa masuk ke ruang ujian. Tahapan tersebut meliputi proses registrasi dan pemberian PIN kepada peserta, penitipan barang, body checking, peserta memasuki ruang tunggu steril, dan perpindahan peserta dari ruang tunggu ke ruang ujian. Salah satu tahapan yang harus dilalui sebelum peserta dapat masuk ke ruang ujian adalah perekaman face recognition (verifikasi wajah) yang disediakan oleh panitia di lokasi ujian.
Banyak peserta yang mungkin baru pertama kali mengikuti tes CPNS dan belum pernah mengalami proses ini. Bahkan, ada juga yang gagal masuk ke ruang ujian hanya karena tidak lolos pada tahap face recognition. Namun, kamu tak perlu khawatir. Ada beberapa tips yang bisa kamu ikuti agar bisa lolos face recognition di tes SKD CPNS nanti. Penasaran? Simak artikel ini sampai habis!
1. Teknologi face recognition untuk deteksi wajah peserta SKD CPNS tertuang dalam Keputusan Kepala BKN Nomor 239.1 Tahun 2024

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) akan memperketat Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2024. Langkah ini diambil sebagai tanggapan atas masih ditemukannya kasus penggunaan joki selama seleksi. Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri PAN RB, Abdullah Azwar Anas, usai memberikan ceramah umum di Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Makassar, pada Jumat (19/7/2024) melalui laporan IDN Times Sulawesi Selatan. Proses seleksi diperketat melalui penerapan dua kali face recognition atau sistem pengenalan wajah.
"Tahun ini kami perketat dengan menerapkan face recognition ganda, di awal saat pendaftaran dan juga di depan komputer ketika tes," ujar Anas.
Sebenarnya, teknologi face recognition bukan hal baru dalam tes SKD CPNS. Sebelumnya, teknologi ini sudah digunakan untuk memvalidasi peserta seleksi Sekolah Kedinasan 2024 yang dilaksanakan pada Juli hingga Agustus lalu. Penambahan fitur face recognition dalam SKD CPNS juga tercantum dalam Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 239.1 Tahun 2024 tentang Tim Pelaksana Computer Assisted Test (CAT) Badan Kepegawaian Negara dan Tim Pendukung Penyelenggaraan Seleksi Aparatur Sipil Negara dengan Metode CAT BKN. Dalam aturan tersebut, salah satu tugas Tim Pelaksana CAT BKN adalah petugas TI yang bertanggung jawab menyiapkan fitur pengenalan wajah alias face recognition saat registrasi, khususnya jika terjadi kegagalan pada pengenalan wajah.
2. Foto yang diunggah di kartu ujian SKD akan jadi penentu

Teknologi face recognition memungkinkan wajah peserta ujian dianalisis dan dicocokkan dengan foto yang telah diunggah saat pendaftaran akun di laman SSCASN maupun saat seleksi administrasi. Oleh karena itu, foto yang diunggah oleh pelamar, yang juga tercantum dalam kartu ujian SKD, akan menjadi faktor penentu apakah face recognition berhasil merekam wajah peserta dengan tepat. Penting bagi pelamar untuk memastikan bahwa foto yang diunggah berkualitas baik, memiliki pencahayaan yang cukup, dan sesuai dengan ketentuan yang diberikan. Foto yang buram, terlalu gelap, atau dengan ekspresi yang tidak sesuai dapat menghambat proses pencocokan oleh sistem face recognition. Jika wajah peserta tidak cocok dengan foto yang diunggah, sistem dapat menolak verifikasi yang berakibat peserta tidak dapat mengikuti ujian. Inilah mengapa ketelitian dan persiapan sejak awal pendaftaran menjadi faktor kunci untuk sukses melalui tahapan ini.
Bahkan, beberapa peserta menceritakan pengalaman mereka saat perekaman wajah melalui face recognition. Salah satu peserta mengungkapkan, "Kemarin prosesnya lama sekali karena wajah saya terus tidak cocok. Padahal, foto yang saya gunakan bukan hasil editan, melainkan foto saat tes SKD tahun lalu. Alhamdulillah, setelah berusaha, akhirnya cocok setelah saya membuka mata lebih lebar. Hampir saja gagal." tulisnya di kolom komentar akun instagram @endlessprobolinggo.
3. Pastikan kondisi fisik tampak wajah sesuai dengan kondisi yang ada di kartu ujian

Teknologi face recognition merupakan tahap akhir pemeriksaan sebelum peserta dapat masuk ke ruang ujian berbasis Computer Assisted Test (CAT). Pada saat registrasi, sistem ini akan membandingkan wajah peserta dengan foto yang ada di kartu ujian. Jika wajah sesuai, peserta akan diizinkan melanjutkan ke tahap berikutnya.
Face recognition juga berfungsi sebagai "tiket" untuk mendapatkan nomor PIN yang diperlukan untuk login ke sistem CAT. Namun, beberapa kondisi fisik peserta dapat menyebabkan kesulitan bagi sistem dalam mengenali wajah, seperti adanya perubahan pada kumis, perubahan warna kulit, wajah yang lebih tirus, atau penggunaan lensa kontak yang mengubah iris mata.
Oleh karena itu, peserta harus memastikan bahwa penampilan wajah mereka sesuai dengan foto di kartu ujian. Perubahan signifikan seperti penambahan kumis, penggunaan lensa kontak berwarna, atau perubahan besar pada bentuk wajah dapat membuat sistem gagal mengenali wajah. Menjaga penampilan yang konsisten sangat penting untuk menghindari masalah.
Selain itu, pastikan wajah tidak terhalang oleh rambut atau aksesori yang bisa mengganggu proses pengenalan. Persiapan fisik yang baik adalah kunci untuk memastikan face recognition berjalan lancar sehingga peserta bisa memperoleh PIN untuk ujian CAT tanpa kendala. Dengan begitu, peserta dapat menjalani ujian dengan lebih tenang.
4. Jika terdeteksi adanya perbedaan wajah, sistem secara otomatis akan menghentikan tes tersebut

Sayangnya, banyak peserta mengalami keterlambatan saat registrasi di lokasi tes karena kendala dalam proses perekaman wajah yang akan diunggah. Dua masalah utama yang sering muncul adalah foto yang buram dan posisi wajah yang miring. Hal ini membuat panitia harus melakukan perekaman wajah peserta berulang kali hingga wajah terlihat jelas dan terbaca oleh sistem face recognition. Bagi kamu yang baru pertama kali menjalani proses ini, berikut adalah alur perekaman wajah menggunakan face recognition saat tes SKD CPNS:
- Peserta tiba di lokasi dan menuju meja registrasi.
- Peserta berdiri di depan petugas yang berada di balik pembatas mika yang berjarak sekitar 2 meter.
- Sistem face recognition akan digunakan untuk memvalidasi wajah peserta.
- Pada saat yang bersamaan, peserta membawa kartu ujian SKD dan kartu identitas (KTP) untuk diverifikasi oleh panitia.
- Peserta yang lolos face recognition akan melanjutkan ke tahap pengambilan PIN dan masuk ke ruang tunggu steril.
- Bagi yang gagal lolos face recognition, mereka akan tertahan di proses ini, dan petugas akan memverifikasi kebenaran dokumen peserta, termasuk mencocokkan data di KTP dengan wajah secara manual.
Inilah alasan mengapa foto yang diunggah saat seleksi administrasi CPNS sebaiknya adalah foto asli tanpa proses pengeditan berlebihan. Foto tersebut akan digunakan oleh sistem face recognition untuk memastikan bahwa peserta yang hadir adalah peserta yang terdaftar di hari dan sesi tes tersebut. Namun, jika foto yang diunggah saat seleksi administrasi CPNS 2024 telah diedit atau menggunakan filter untuk mencerahkan warna, sebaiknya peserta berdandan serupa saat face recognition. Hal lain yang bisa membantu kelulusan face recognition adalah melepas kacamata atau mengenakan kacamata yang sama seperti yang digunakan dalam foto dokumen seleksi administrasi. Selain itu, peserta dapat merias wajah dengan tampilan yang sama seperti pada foto yang diunggah.
5. Teknologi face recognition jadi benteng untuk meminimalisir praktik perjokian dan kecurangan dalam pelaksanaan SKD CPNS 2024

Azwar Anas menyebut bahwa praktik joki dalam seleksi CPNS masih sering ditemukan saat ujian berlangsung. Joki adalah orang lain yang menggantikan peserta asli dalam ujian dengan bayaran tertentu. Situasi ini menjadi perhatian serius karena dampaknya sangat merugikan. Selain mengorbankan peserta lain yang mengikuti ujian dengan jujur, praktik joki juga merusak integritas serta kepercayaan masyarakat terhadap sistem seleksi CPNS.
"Face recognition akan memastikan kasus-kasus seperti tiga kejadian sebelumnya, di mana joki bisa masuk lewat toilet karena tidak ada face recognition, tidak terulang lagi," kata Anas.
Lewat penerapan sistem face recognition di lokasi seleksi CPNS, risiko masuknya joki bisa diminimalkan. Mencegah joki berarti juga mencegah kecurangan dalam proses seleksi calon abdi negara. Penggunaan teknologi face recognition diharapkan menjadi solusi cepat dalam mengurangi praktik perjokian selama pelaksanaan SKD CPNS. Teknologi ini tidak hanya mendukung prinsip integritas dan transparansi dalam rekrutmen Pegawai Negeri Sipil, tetapi juga menjadi langkah penting untuk memastikan bahwa identitas peserta sesuai dengan data yang terdaftar.
Teknologi face recognition memungkinkan sistem untuk secara otomatis mencocokkan wajah peserta dengan data di server sehingga tiap peserta harus hadir secara fisik dan sesuai dengan identitas mereka. Teknologi ini menambah lapisan keamanan pada proses seleksi dan mendukung rekrutmen CPNS yang lebih adil serta akuntabel.
Selamat berjuang di tes SKD CPNS 2024. Semoga berhasil!